Kuhampiri Alexa dan bayinya, kutatap dengan saksama semua keharuan dan air mata wanita itu, berkali-kali ia ciumi bayinya dengan tulus dan penuh kasih. "Selamat Alexa," bisikku lirih. Bayi itu menggeliat, lalu merengek kecil sehingga alexa menyodorkannya padaku. "Ini juga anakmu, Mbak," katanya pelan. Kuterima bocah kecil itu dan kugendong dia dengan perasaan yang tidak menentu, antara haru dan kesedihan karena aku tidak seberuntung alexa mampu melahirkan sesosok bayi ke dunia. "Dia cantik," ucapku sambil membelai wajah bayi kecil itu. Ibunya tertawa haru dan tak mampi menahan air mata kegembiraannya. "Semoga bayi ini membawa kebahagiaan untukmu, Al," harapku. "Aamiin, Mbak." Ia menunduk mendengar ucapanku. Kutimang berkali-kali sambil mencari-cari rasa cinta atau sedikit iba pad

