Kukenakan kain brokat yang dulu kukenakan ketika menikah dengan suamiku, kubenahi riasan dan sanggul di kepala lalu mengenakan kembali perhiasan yang dulu Mas Aldo berikan untuk mahar menikahiku, kuperhatikan tampilan fisik ini di kaca, lalu tersenyum, mencoba berlatih untuk tersenyum agar kekakuan ini tidak terlihat nyata di acara pernikahan Mas Aldo dan Alexa. Perlahan kuseret langkah menuju lokasi acara, entah mengapa hati ini hampa dan gamang menghadirinya. Ingin kuurungkan saja, tapi Mami telah memintaku datang untuk menghadiri pesta sekaligus memberi kesan baik bahwa perpisahanku dan anakknya terjadi baik-baik saja, mungkin serah terima suami secara simbolis, ah nyerinya. Aku telah mendapatkan rumah dan sepertiga dari harta mertua sebagai tebusan dan ganti rugi 'luka' yang kualam

