Two of us ?

1098 Kata
Untuk pertama kalinya pergi berdua bersama seorang pria dewasa untuk menikmati jajanan khas Korea, Seo woo merasa senang dan menikmati jalan-jalan berdua bersama Jae hoon sampai membuatnya lupa dengan semuanya. Ia benar-benar menikmatinya dan bersenang-senang, sudah lama juga ia tak pernah merasakan perasaan senang itu. " Ahjussi, jika ayah tahu kau mengajak ku jalan-jalan seperti ini dia pasti akan sangat marah." Ucap Seo woo meliriknya sekilas. " Aku yakin dr Cho tidak akan marah padaku. " Jawab Jae hoon tersenyum tipis. " Aku percaya padamu.! " Lontar Seo woo menghentikan langkahnya dan menunjuk Jae hoon dengan tegas. " Percaya padaku.? " Ucap Jae hoon melongo. " Aku akan memberitahu ayah untuk menjadikan mu supir pribadi ku selamanya. " Jae hoon mulai terlihat kebingungan, sepertinya Seo woo sudah terbawa suasana terlalu jauh. Akan tetapi Jae hoon belum bisa mengungkapkan identitas yang sebenarnya hingga pertemuan dua keluarga di lakukan. Jae hoon hanya terkekeh pelan dan menyuruh Seo woo untuk kembali berjalan, Jae hoon menatap punggung Seo woo yang menaiki anak tangga dengan sangat gembira. Ada perasaan senang bisa membuat gadis itu nyaman berada di dekatnya, entah seperti apa jika Seo woo tahu soal dirinya selama ini. Setelah belanja jajanan kini mereka berganti tempat menuju suatu tempat yang Indah, dimana jika berada di tempat itu mereka dapat melihat suasana Indah kota Seoul. Setibanya di atas, Seo woo berdecak kagum menyaksikan keindahan malam kota Seoul, sudah lama ia tidak menikmati keindahan malam seperti ini sehingga membuatnya kembali bernostalgia. Hal itu mengingatkan saat dirinya pergi ke Namsan tower, Seo woo berterima kasih pada Jae hoon karena telah mengajaknya ke tempat itu, dan Jae hoon merasa bersyukur karena Seo woo sangat menikmati setiap momen yang ada. " Ahjussi, kau tahu cita-cita ku ingin menjadi apa.? " Tanya Seo woo di tengah-tengah keheningan. " Apa itu.? " Tanya Jae hoon penasaran. " Seorang artis, aku ingin menjadi pemain drama, menjadi model iklan hingga brand ambassador, tapi sayangnya kedua orang tuaku tidak mengizinkan aku melakukan itu semua. Mereka ingin aku menjadi seorang dokter seperti mereka, ini benar-benar tidak adil. " " Jangan menyerah, apapun keinginan mu kau harus tetap mempertahankannya. Sekali pun dunia menolak, jika itu baik menurut mu maka gapailah. " Ungkap Jae hoon seketika membuat Seo woo tersentuh mendengarnya. " Seharunya kau menjadi ayahku, kau sangat baik dan mendukung impianku. " Ucap Seo woo dengan wajah memelas. Jae hoon menyentuh kepala Seo woo dan mengusapnya dengan lembut, Seo woo mendongak menatap wajah Jae hoon dengan bingung. Melihat wajah Jae hoon yang menatapnya dengan teduh seketika membuat wajah Seo woo merona, ia bisa melihat manik mata Jae hoon yang sangat Indah jika di pandang dari dekat seperti itu " Kamu sangat menggemaskan." Ucap Jae hoon dengan senyum yang merekah Seo woo dan Jae hoon pun pulang setelah menikmati keindahan malam kota Seoul bersama Jae hoon, wajahnya memerah akibat menahan malu. Ketika ia memasuki rumah seseorang yang sudah berdiri di tangga menatapnya dengan heran. " Ada apa dengan wajah mu, kenapa merah seperti itu.? " Tanya Kyung woo seketika membuat Seo woo terkejut. " Tidak kenapa-napa. " Jawabnya lantang. " Lihat di cermin, " Tunjuk Kyung woo pada cermin di sebelah Seo woo. Seo woo ikut terkejut melihat wajahnya yang memerah, karena ketahuan kakaknya ia pun beralih menuju kamarnya dengan cepat. Sementara itu Kyung woo yang tak sengaja mendengar seseorang tengah bicara di luar segera mendekat untuk melihat dengan siapa ayahnya sedang berbincang. " Tidak masalah dr Jung, kami senang jika Seo woo bisa merasa nyaman dengan kedekatan kalian. " Ucap Ayahnya pada Jae hoon yang saat itu masih ada di luar. Kyung woo kemudian melirik ke atas dengan wajah penasaran, ia berpikir bahwa wajah merah merona adiknya tadi di sebabkan oleh Jae hoon yang tak lain adalah calon kakak iparnya sendiri. *** Hari ini Seo woo tiba di sekolah lebih cepat dari biasanya, namun membuat Seo woo malas untuk turun dari mobil Kyung woo, bukan tanpa alasan ia datang sepagi ini. Jika bukan karena Kyung woo yang terburu-buru harus ke kampus terpaksa membuat Seo woo ikut dengannya. " Seo woo, tunggu.! " Cegah Kyung woo saat adiknya hendak turun. " Hmm.?? " Ia berbalik menatap kakaknya. Kyung woo nampak memikirkan kata-kata yang tepat untuk di lontarkan, sementara itu Seo woo menatap kakaknya dengan penasaran yang besar sebab Kyung woo tidak pernah bersikap seperti ini. " Tidak jadi, kau sekolah lah yang baik, dan jangan lupa untuk belajar untuk menjadi seorang dokter. " " Cihh menyebalkan. " Ucap Seo woo sinis dan segera turun dari mobil kakaknya. Seo woo berjalan seorang diri menuju ruang kelasnya, sekolah masih terlihat sepi hanya beberapa murid yang datang, jam masih menunjukkan pukul 7:30 dan masih ada setengah jam lagi untuk kelas di mulai. Saat melewati gedung kelas, tak sengaja Seo woo mendengar suara seseorang yang sedang bertengkar. Karena penasaran, ia pun mendekat ke arah sumber suara dan langsung terkejut saat melihat Tae Kyung dan Jihyun yang sedang bertengkar hebat. Beberapa hari yang lalu Seo woo memang berhenti mengejar Tae Kyung karena mengetahui bahwa Tae kyung telah berpacaran dengan anak kelas satu lain. Dan Seo woo mengenal siapa gadis itu dan entah kenapa mereka terlihat bertengkar, dan ini kali pertama Seo woo melihat Jihyun marah-marah pada Tae Kyung yang notabenenya adalah senior di sekolah. Menurut kabar Jihyun adalah anak yang baik dan sopan, tapi setelah apa yang di lihat oleh Seo woo rupanya semua itu hanyalah rumor palsu. " Cho Seo Wooooooooo.. " Teriak seseorang membuat gadis itu terperanjat kaget begitu pun dengan Tae kyung dan Jihyun yang langsung pergi karena mendengar seseorang. Seo woo kembali mengintip dan mereka sudah tidak ada di sana, ia melirik Minho yang saat ini sudah berdiri di depannya bukan dengan wajah yang berseri-seri seperti biasanya akan tetapi wajah yang di tekuk seperti ingin meminta sebuah penjelasan. " Kenapa kemarin kau tidak ikut les matematika? Kau bohong ya kalau mengikuti les itu.? " Ucap Minho kini terlihat seperti seseorang yang sedang mengintrogasi. " Memangnya kenapa kalau aku tidak ikut les itu? Kau bukan orang tua ku jadi jangan urusi kehidupan ku. " Ketus Seo woo. " Tapi kenapa kemarin kau keluar dari gedung ketika kelas berakhir? Kau mengikuti kelas lain ya.? " Seo woo kesal di introgasi oleh Minho, ia pun beranjak meninggalkannya meskipun pria itu bersih keras mengikutinya dan melemparkan beberapa pertanyaan yang semakin membuat Seo woo sebal di buatnya. " Berhenti mengikuti ku.!!!! " Gertak Seo woo menoleh ke arah Minho yang baru saja menghentikan langkah kakinya. " Sudah cukup, aku benci di ikuti oleh pria seperti mu, sadarlah. Aku tidak suka pria yang cerewet dan banyak tingkah seperti mu. " Komentar Seo woo sebal. " Kalau kau terus mengikuti ku lagi aku tidak akan segan-segan memukul mu. " Lanjut Seo woo sukses membuat Minho diam seribu bahasa. Seo woo kembali berjalan menuju kelasnya dan ia berhasil membuat Minho berhenti mengikutinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN