Segala macam pertentangan dalam diri Sidra, ketidaksiapannya, dan juga rasa takutnya untuk masuk ke dalam lingkungan baru yang sama sekali tidak bisa dia bayangkan sebelumnya, akhirnya tidak berarti apapun. Kini dia sudah berada di tempat yang terlihat begitu berkilau di matanya. Tempat yang seumur hidupnya tidak pernah terpikir akan menjadi tempat tinggalnya di masa depan. Istana. Menggunakan kereta kuda yang dikirimkan oleh Kaisar keesokan harinya, dia berangkat bersama dengan Loiz dan juga Camilo. Tadinya Sidra bersikeras untuk duduk berdua bersama dengan Camilo di dalam kereta, namun Camilo menolak. Lelaki itu memilih untuk menunggangi kuda bersama dengan Loiz, mengawal perjalanan Sidra untuk sampai di istana. Dan kini dia benar-benar sudah sampai. Sidra kebingungan untuk bergera

