Jack meminta keterangan secara detail pada Nico. Tujuannya agar dia dapat memecahkan permasalahan yang terjadi, serta berdiskusi dengan keluarga Nico, seiring dengan jalannya persidangan yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Apa Anda bisa menjelaskan dengan spesifik pertanyaan dari saya, Tuan muda?” Jack bersiap untuk mencatat dan merekam semua pernyataan mengenai informasi yang diucapkan Nico.
“Tentu, Tuan Jack!” Nico bersedia karena memang tugas Tuan Jack adalah untuk mengumpulkan keterangan kliennya.
“Apa hubungan Anda dengan korban?” Jack memulai pertanyaannya.
“Beliau adalah dosen pembimbing skripsi yang sedang aku kerjakan.” Nico menjawab dengan jujur.
“Kira-kira pukul berapa Anda berjalan di persimpangan taman kota itu?” Jack serius menatap Nico.
“Hampir tengah malam, pukul 23.45 aku masih ingat karena aku pun sempat melihat jam tanganku sebelum aku memutuskan untuk melerai pertikaian mereka.” Nico sangat yakin dengan pernyataannya. Lantaran saat ini dirinya memiliki ingatan yang sangat tajam.
“Ada berapa orang yang terlihat oleh Anda di tempat kejadian perkara?” Jack kembali menatap Nico.
“Ada tiga orang yang berseteru, dua orang penembak itu, satu orang korban yang tidak lain adalah Profesor Nazer.” Nico menjawab dengan sejujurnya.
“Berapa kali mereka menembak?”
“Dua kali, pertama di bagian d**a, kedua di kepala, dan itu sangat mengerikan!” Nico masih trauma dengan apa yang baru saja ia saksikan. Darah mengalir deras dari tubuh dan kepala Profesor Nazer.
“Mereka seperti apa? Pelakunya?” Jack mulai serius menulis semua yang Nico informasikan padanya.
“Mereka memakai penutup wajah, memakai sarung tangan, dan baju mereka sama, seperti mafia-mafia yang ada dalam film ... pakaian rapi formal memakai jas, lalu setelah mereka menyerahkan pistol itu secara paksa kepada aku, mereka langsung pergi menggunakan mobil keren berkelas Rolls-Royce Phantom berwarna hitam.” Nico masih mengingatnya dengan jelas.
“Bagaimana ciri-ciri fisik mereka?” Jack semakin detail untuk menelusuri.
“Tubuhnya tinggi, tegap, keduanya mirip hanya saja aku tidak dapat melihat dengan jelas ciri fisik mereka, sebab lampu penerangan di sisi barat tidak begitu jelas tertutup pepohonan di dekat taman.” Nico terhalang pandangannya karena pencahayaan yang remang. Sehingga siluet mereka kurang jelas terlihat.
“Plat nomor mobil mereka pasti sudah tidak asli.” Jack memikirkan cara terbaik untuk memperjuangkan pembebasan terhadap Nico.
“Bahkan plat nomor mobil itu sudah tidak ada.” Nico bisa melihatnya.
“Mobil berkelas, jumlahnya tidak terlalu banyak di Negara kita, hanya saja kita tidak bisa begitu saja menuduh salah satunya ... kalau salah bertindak, bisa-bisa kita dituntut balik!” Jack menatap Nico dengan serius.
“Aku mempercayakan padamu, Tuan Jack! Aku tidak melakukan kejahatan!” Nico kembali menegaskan pada Jack.
“Siap, Tuan muda!” Jack menundukkan kepala dan bahunya sebagai rasa hormatnya pada Nico sebagai anak dari kliennya. Bisa dibilang Jack sudah bekerja lama dengan keluarga Hans. Karena dahulu Ayahnya pun bekerja pada keluarga Hans dan sekarang sudah pensiun.
“Terima kasih, Tuan Jack!” Nico berharap dirinya mendapatkan keadilan.
“Kalau begitu saya pamit!” Jack berpamitan. Ia melangkah dengan penuh percaya diri seperti biasanya.
Lantas Nico kembali masuk ke dalam ruangan senyap itu. Berteman dengan tikus yang terkadang berlarian hingga menyeruduk kaki Nico. Lamunannya mengisyaratkan kepenatan pikiran yang terlalu mendalam. Bayangkan saja! Siapa yang tidak marah ketika mendapat fitnah? Dituduh melakukan sesuatu hal yang sama sekali tidak pernah dilakukan.
***
Tuan Jack menemui pihak kepolisian untuk memberikan keterangan terkait kliennya. Jack juga mengusahakan, memperjuangkan Nico untuk menjadi tahanan kota selama menunggu proses persidangan. Jaksa dan tim penyidik tidak memberikan izin atas pengajuan Jack. Sehingga selama proses persidangan, Nico tetap berada di balik jeruji besi hingga semua kebenaran terungkap. Kecuali ada jaminan dari pemerintah untuk memberikan keringanan dan menjadikan Nico tahanan kota.
Jack merasa hal itu tidak akan mungkin terjadi. Lantaran kasus yang dituduhkan pada Nico termasuk kasus yang berat. Sehingga Jack memutuskan untuk kembali ke kediaman Edward dan membahas kelanjutannya sembari menunggu proses persidangan. Karena keluarga dari korban menuntut penuntasan atas kasus pembunuhan yang menimpa Profesor Nazer.
‘Betapa sulit memecahkan kasus fitnah seperti ini!’ ujar Jack dalam hatinya. Walau wajah dingin Jack tetap terpampang nyata sebagai sosok pengacara profesional.
***
Di dalam suatu ruangan tertutup dengan pencahayaan remang, tercium aroma nikotin yang menguar di udara. Satu batang tembakau berkualitas dengan harga selangit, tengah dinikmati oleh seorang pria misterius yang duduk di balik kursi kebesarannya. Sandaran kursi yang tinggi membuat pria misterius itu tenggelam di baliknya. Menatap ke arah jendela raksasa di sana. Jendela yang memperlihatkan gemerlapnya kota Nerve sebagai Ibu Kota Negeri Endora.
Pria itu mengamati dari kejauhan hiruk-pikuk yang terjadi belakangan ini. Kekacauan mulai bermunculan menjelang akhir periode pemerintahan Presiden Vromme. Sesekali pria itu memainkan gumpalan asap yang keluar dari mulutnya. Pencahayaan yang remang, hanya memperlihatkan separuh dari wajah pria misterius itu yang sesekali menyunggingkan sudut bibirnya, ketika mendengar berita yang tengah ditayangkan di televisi.
Tidak lama berselang, seseorang dipersilakan memasuki ruangan milik pria misterius itu.
“Selamat malam, Don!” seorang pria menyapa pria misterius yang tengah duduk di balik kursi kebesarannya. Don adalah panggilannya sebagai seorang yang dihormati sebagai pemimpin dalam lingkungan organisasi tertentu.
“Semua berjalan dengan baik!” pria yang baru saja datang memberikan laporan kepada pria misterius itu.
“Aku sudah mengetahuinya! Lakukan semua sesuai rencana! Jangan sampai meleset!” perintah pria misterius yang dipanggil Don itu.
“Siap laksanakan, Don!” pria yang berdiri di dekat pintu itu menundukkan kepala dan bahunya sebagai rasa hormat.
“Carikan aku wanita penghibur papan atas untuk menemaniku bersenang-senang malam ini! Ha ha ha ... rasanya semua penatku ingin aku tuntaskan!” Pria misterius itu tertawa. Menertawakan keadaan yang carut-marut belakangan ini.
“Siap, Don! Segera aku kirim ke tempat biasa!” pria yang menjadi tangan kanan pria misterius yang dipanggil Don, segera menghubungi klub malam yang menyediakan jasa wanita penghibur kelas atas untuk menemani Don malam ini.
***
Don bertemu dengan wanita yang dikirim untuk menemaninya bersenang-senang. Di suatu ruangan tertutup, mereka memulai aktivitas seperti yang diinginkan Don. Lenguhan panjang terdengar di telinga Don ketika ia menuntaskan hasratnya. Pikiran dan tubuhnya kini kembali relaks setelah ditemani wanita penghibur yang sudah bergumul dengannya malam itu.
Pria misterius yang dipanggil Don dalam organisasinya, adalah pria picik, serakah, dan berhasrat ingin menguasai dunia. Pencinta wanita sexy yang ia bayar hanya untuk menemaninya bersenang-senang. Sungguh sikap dan sifat pria misterius ini sangat buruk. Begitu pula dengan apa yang ia rencanakan, begitu buruk dan jahat.
***
Malam yang kelam berganti dengan pagi yang cerah. Hangatnya sang mentari mulai terasa di kota Nerve. Suara televisi terdengar jelas dari sebuah ruangan di dekat dapur.
“Astaga! Alex! Alex!” Teriak seorang wanita paruh baya yang tengah memotong sayuran sembari menonton televisi.
“Alex ....” teriak wanita itu sekali lagi memanggil anaknya.
“Iya, Ma!” Seorang pemuda berjalan memenuhi panggilan Mamanya yang terlihat sangat shock.
“Ma? Ada apa? Pagi-pagi sudah teriak-teriak? Mama menang undian? Atau ada big sale di toko langganan Mama?” Alex menatap Mamanya sembari mengernyitkan dahinya. Lantaran sang Mama tercengang sampai berhenti memotong sayuran.
“Lex! Apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini?” ujar wanita yang kerap disapa Meli itu.
“Maksudnya bagaimana, Ma? Berita politik?” Alex duduk di dekat Mamanya.
“Lihat! Itu! Temanmu, kan?” Meli menunjuk ke arah televisi yang sedang menayangkan berita tentang Nicolaas Hans.
“Astaga? Nico? In—ini sulit dipercaya? Astaga ... Ma? Aku tidak percaya kalau Nico melakukan hal sekeji itu!” Alex terpaku menatap layar kaca.
“Nak! Hei! Sebaiknya kau menjenguknya! Lalu tanyakan padanya apa yang sebenarnya terjadi!” Meli meminta putranya untuk menjenguk Nico.
“Tapi ... memangnya bisa, Ma? Sudah pasti bukan sembarang orang yang boleh menjenguknya! Atau aku datangi ke kediaman Tuan Edward? Itu pun pasti akan sulit!” Alex menggaruk kepalanya. Memang semua dijaga sangat ketat.
“Aha! Aku punya ide! Aku akan menghubungi Monita! Aku akan masuk ke kediamannya dengan meminta Monita memesan makanan, aku akan menyamar menjadi kurir pengantar makanan. Aku pun akan meminta Monita sendiri yang menemuiku! Aku akan menanyakan apa yang terjadi!” Alex menatap Mamanya dengan senyuman khas anak bandel.
“Ide bagus! Bantu Nico! Kasihan keluarganya! Pasti sangat khawatir!” Meli mendukung putranya.
Alex adalah sahabat Nico selama kuliah. Walau mereka berbeda jurusan, tetapi persahabatan mereka sangat kental. Lantaran Nico yang pernah menolong Alex ketika Alex dikeroyok oleh orang yang menagih hutang padanya. Padahal jelas-jelas Alex tidak pernah berhutang pada siapa pun. Ternyata setelah ditelusuri, Ayah Alex lah yang meminjam uang pada rentenir. Giliran jatuh tempo tidak bisa membayar, justru melimpahkan tanggung jawab sepihak pada Alex. Saat itu Nico membantu melerai dan membayarkan sejumlah uang pada mereka untuk melunasi hutangnya. Sehingga Alex dan Mamanya yang berstatus single parent setelah berpisah dengan Ayah Alex. Meli dan Alex sangat berterima kasih pada Nico. Sehingga mereka menganggap Nico sebagai keluarga. Bahkan Nico sering menginap di sana. Lalu Alex mengenal Monita dan memiliki perasaan lebih padanya.
***
Pagi ini Jack, Robin, dan Jo sudah tiba di kediaman Tuan Edward. Mereka memberitahu hasil investigasi semalam pada Edward. Mereka berkumpul di ruang kerja Edward secara tertutup.
“Informasi apa yang kalian temukan?” Edward menghela napas. Semalaman ia sangat sulit tertidur. Terlihat kantung mata hitam di wajah Edward.
“Alibi Nico tidak cukup menguatkan posisinya, Tuan! Berdasarkan keterangan Nico, dia melihat dua orang penembak itu dari kejauhan sedang berseteru dengan korban. Lalu Nico mendekat pada mereka dan berusaha melerai, tapi justru melihat penembakan itu. Pistol milik mereka diberikan paksa kepada Nico yang masih terpaku melihat kejadian nahas itu! Lalu mereka pergi dengan mobil berkelas. Namun sayang sekali, tidak ada saksi lain di sana sebelum penembakan terjadi. Hal ini mempersulit posisi Nico,” jelas Jack pada Tuan Edward.
“Astaga! Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka? Atau memang ada konspirasi dengan kasus yang menimpa putraku?” Edward masih curiga kalau ada pihak lain yang memang memanfaatkan situasi seperti ini.
“Aku tidak mengetahui, apakah kasus yang menimpa Nico ada hubungannya dengan kasus yang belum lama ini terjadi, menimpa salah satu anggota dewan, yang menjadi korban penembakan oleh seorang gadis?” Robin mulai mengaitkan kejadian itu.
“Bisa jadi berhubungan satu sama lain, atau berbeda kasus ... yang jelas keamanan negeri sedang carut-marut, setelah muncul pemberitaan mengenai pemberontakan dari suatu organisasi terselubung. Hal itu pun belum terpecahkan.” Jo ikut menambahi informasi yang mungkin terkait satu sama lain.
“Lalu langkah apa yang akan kalian ambil untuk melindungi Nico?” Edward meminta tim pengacaranya untuk membantu keluarganya terutama nasib masa depan Nico yang terancam suram.
“Kami akan berusaha meminta keringanan, semoga pihak berwajib masih mendengar permintaan kami, Tuan! Kami masih mengajukan permohonan status Nico menjadi tahanan kota, agar selama proses persidangan, Nico berada di rumah. Bisa menyelidiki secara detail.” Jack menatap Edward.
“Lakuan yang terbaik untuk Nico! Pecahkan kasusnya seadil-adilnya! Aku percayakan pada kalian! Aku pun akan berjuang, meminta jaminan dari negara! Agar Nico bisa menjadi tahanan kota selama menjalani proses persidangan.” Edward menatap mereka dengan penuh keyakinan.
***
Dua bulan terakhir ini, telah terjadi banyak peristiwa yang membuat keamanan negara menjadi gonjang-ganjing. Satu bulan setelah kecelakaan menimpa Nico dalam perebutan kejuaraan MMA, muncullah berita yang sangat mengejutkan negeri Endora.
Berita tentang gerakan pemberontakan mulai santer terdengar. Kabarnya ada suatu organisasi terlarang mengatas namakan Mafia Bonzoi. Mereka mulai mengobrak-abrik tatanan pemerintahan Presiden Vromme.
Mulai dari peretasan terhadap beberapa rekening anggota Dewan. Peretasan terhadap beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan negara dalam pembangunan infrastruktur. Banyak penggelapan dana perusahaan besar yang menyumbang pemasukan bagi negara, yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang kini telah menjadi buronan.
Ketika berita itu mencuat ke permukaan, suasana kota Nerve yang dahulu aman, kini mencekam. Terlebih ketika ada seorang anggota Dewan yang terbunuh karena ditembak mati oleh seseorang yang diduga sebagai antek-antek pemberontak. Berita itu membuat suasana kota Nerve semakin mencekam. Sehingga tidak heran, kota Nerve menjadi sangat sunyi saat malam menjelang.
Kota yang dahulu sangat gemerlap indah dan ramai, tidak peduli siang atau malam. Kini ketika malam menjelang, kota itu bak kota mati yang sunyi berteman tiupan angin malam yang kesepian. Gedung-gedung tinggi yang menyuguhkan hiburan pun banyak yang tutup. Swalayan hanya melayani penjualan sampai sebelum petang. Itulah yang terjadi ketika Nico masih berada dalam keadaan koma.
Namun, setelah Nico pulih. Ia mendapati peristiwa yang sangat membuatnya down. Masa depan Nico seketika hancur berantakan. Saat tuduhan sebagai pembunuh dilayangkan padanya, lengkap dengan barang bukti di tempat kejadian perkara.
Hari pertama yang menurutnya sangat berbeda dari biasanya. Ia nikmati dengan begitu syahdunya setiap jengkal langkahnya sembari menghirup udara segar di kota Nerve pagi itu. Namun ketika malam menjelang, justru menjadi malapetaka yang sangat tidak terduga di luar pemikiran Nico. Statusnya yang diduga menjadi tersangka, membuatnya terpuruk. Ia berharap ada secercah harapan demi memperbaiki masa depan serta membersihkan nama baik keluarganya.
***
Peristiwa yang menimpa Nico terendus oleh tim agen rahasia negara yang tengah berusaha memecahkan berbagai kasus besar. Peristiwa yang menyeret Nico terjerumus di dalamnya, tentu memperoleh perhatian dari pemerintah dan EIA ( Endora’s Intelligence Agency), agen rahasia negara yang menjadi kepercayaan Presiden Vromme. Bagaimana tidak? Orang yang menjadi korban penembakan itu bukan orang sembarangan. Dia adalah salah satu warga sipil yang memiliki andil besar dan nama yang begitu bersinar karena penelitiannya yang luar biasa. Memiliki andil besar terhadap negara.
Sungguh sangat tidak terduga, Vromme mengirimkan orang kepercayaannya yang menjadi tangan kanan Vromme, untuk memberikan jaminan pada pihak kepolisian terkait Nicolaas Hans.
***
Misteri pembunuhan yang menyudutkan pemuda tampan bernama Nicolaas Hans membuat hidupnya semakin rumit. Mampukah Nico mengungkapkan siapa dalang dari semua peristiwa ini?