STEP 22 - Rindu

1808 Kata

"Dia bagaikan labirin. Semakin berjalan ke dalam untuk mengenalnya lebih dekat, semakin aku tersesat dan menginginkan lebih. Meski mungkin tidak ada jalan ke luar setelahnya." -Adam F. Rahadian- *** "Sedang apaaa dan dimanaaa~ Dirimu yang dulu kucinta~ Ku tak tahu, tak lagi tahu seperti waktu dulu~ Huooh-aww!" Dika meringis kesakitan sambil mengusap bagian kepalanya yang baru saja ditimpuk penutup lensa. "Paan, sih, Dam. Sakit tauk." "Berisik." Si pelaku pelemparan mendelik malas. Suara sumbang Dika bisa-bisa memecah gendang telinga kalau dibiarkan terus. Lagi pula, Adam sedang menginginkan ketenangan. Itu sebabnya dia mengungsi ke tempat penyimpanan kamera sekalian membersihkan 'teman-teman' kerjanya. Tapi, kehadiran Dika yang alih-alih membantu justru sibuk menggoda dirinya. "Lah,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN