Lampu mati akibat hujan petir sudah kembali menyala. Jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi. Aliana terusik dengan suara alarm HP-nya. Ia meraba-raba, mencari ponsel yang ia simpan di atas nakas. Ponsel sudah berada di tangannya. Aliana mematikan alarm tersebut. Saat ingin beranjak, Aliana merasa ada yang aneh. "Bentar, kok perut aku terasa berat ya?" ujarnya pelan. Ia lalu melihat ke arah perutnya. Aliana menjerit saat tangan kekar entah milik siapa yang memeluk Aliana posesif. "AAAHHH !!!" jerit Aliana keras membuat Reyhan terbangun gelagapan. "Kamu kenapa, Al?" tanya Reyhan dengan suara serak khas orang bangun tidur. Namun, ia masih tidak mengubah posisinya. Rasanya nyaman sekali memeluk tubuh hangat Aliana. "Ma–Mas Reyhan ngapain di kamar Aliana?" Aliana terlihat ketakutan sampai sua

