"Kenapa bagian tangga darurat tidak ada tangkapan vidio CCTV?" tanya Kenan kepada petugas yang mengawasi ruang tersebut.
"Maaf, Tuan. CCTV di bagian itu mengalami kendala. Kami sudah menghubungi bagian teknisi. Mereka baru akan tiba setengah jam lagi," jelas petugas tersebut.
"Pasti Kinanti lewat situ. Sial! Dia berhasil melarikan diri," kesal Kenan sambil meninju meja sedikit keras. Membuat semua yang ada di situ tersentak.
~~~
Kinanti bernapas lega karena berhasil melarikan diri dari rumah sakit yang membelenggunya beberapa hari lalu. Kondisi putranya juga cukup baik setelah mendapatkan perawatan hampir tiga minggu.
Wanita itu kembali ke rumah dan mulai mempersiapkan semua keperluannya untuk meninggalkan tempat itu, demi menjaga keamanan agar Kenan tidak bisa menemukannya.
~~~
Kenan mencari Kinanti ke segala penjuru. Memboikot bandara, stasiun, pelabuhan, dan terminal untuk bisa menghalangi Kinanti pergi. Tak hanya itu, semua jalan pun ia blokir demi bisa menemukan wanita itu.
Namun, usahanya sia-sia. Kinanti sudah berhasil melarikan diri ke luar negeri. Bahkan, ia menyembunyikan identitas aslinya demi bisa mengelabui Kenan dan anak buahnya.
"Ke mana kau, Kinanti? Aku sudah memboikot semua akses dan memblokir jalan. Namun, aku tidak bisa menemukanmu. Apa kau punya ilmu magic hingga bisa menghilang dari pandanganku? monolog Kenan sambil meremas rambutnya.
"Tuan, kami sudah memeriksa semua bandara, stasiun, pelabuhan, dan terminal. Namun, tidak berhasil menemukan jejak Nyonya muda," jelas Fikar dengan wajah serius.
"Pasti ada yang membantu Kinanti. Tidak mungkin ia bisa melakukan semua dengan cepat. Pasti Kinanti sudah merencanakannya sejak lama," duga Kenan penuh curiga.
"Aku bersumpah akan menemukanmu kembali dan tidak akan pernah melepaskan-mu," janji Kenan sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Kita kembali. Kau, siapkan anak buahmu di berbagai tempat! Tetap berjaga dan segera laporkan jika ada perkembangan apa pun!" perintah Kenan sambil melangkah pergi.
***
"Terima kasih sudah membantuku," ucap Kinanti sambil duduk dan menuangkan secangkir teh hangat.
"Sama-sama. Hiduplah dengan tenang di sini. Kenan tidak akan mengetahui keberadaan-mu. Aku juga sudah menyiapkan dokter dan rumah sakit terbaik untuk mengobati anakmu. Kau juga harus melakukan perawatan untuk pemulihan pasca melahirkan. Besok, aku akan membawa kalian menemui Dokter Kaito dan Dokter Rizuma," jelas Hendrik panjang lebar.
"Istirahatlah. Kau pasti lelah setelah melakukan perjalanan cukup panjang. Lepas itu, kita akan makan. Aku akan masak untukmu," lanjut Hendrik sambil melangkah ke dapur.
Kinanti melangkah ke kamarnya dan membersihkan diri. Kemudian, melepas lelah bersama buah hati terkasihnya.
***
Kenan seperti orang yang kehilangan akal. Setiap hari mencari keberadaan Kinanti dan putranya. Namun, tidak menemukan. Lelaki itu hampir gila dibuat Kinanti.
"Kenapa kau pergi lagi, Kinanti? Apa kau begitu membenciku juga keluargaku?Tidak bisakah kau bersabar dan menungguku?" monolog Kenan sambil meremas kepalanya.
"Ya ampun, Kenan! Apa yang terjadi? Kenapa ruangan-mu berantakan sekali?" ucap Keysa, ibunya Kenan yang tiba-tiba masuk ke ruang kerja Kenan.
Kenan mendongak. "Mami," ucapnya pelan dengan terkejut.
"Kau pikir siapa?" kesal Kesya.
Kenan menghela napas berat dan mengusap kasar wajahnya.
"Kau kenapa? Kenapa kacau sekali?" tanya Kesya begitu penasaran.
"Tidak apa, Mi. Aku hanya sedikit lelah dan suasana hati kurang baik," bohong Kenan yang tidak ingin mami-nya mengetahui kebenarannya.
"Kau aneh dan berubah akhir-akhir ini. Apa ada yang kau sembunyikan dari Mami?" curiga Keysa.
"Mi, tidak semua masalah harus aku ceritakan pada Mami. Aku juga punya privasi yang tidak perlu diceritakan pada Mami. Aku berubah Mami sudah tahu jawabannya. Untuk apa ditanyakan lagi?" jelas Kenan sedikit kesal.
"Jangan bilang kau masih memikirkan wanita jalang itu," duga Kesya.
"Mi, jangan menghinanya terus! Dia bukan jalang," bela Kenan yang tidak terima dengan ucapan mami-nya.
"Kau membelanya? Sudah jelas-jelas dia mempunyai anak dari selingkuhannya. Kau masih saja terus membelanya. Dia itu sudah mengkhianatimu," omel Kesya yang kesal dengan sikap Kenan.
"Dia tidak selingkuh. Dia tidak berkhianat. Aku yang sudah jahat padanya. Tolong Mami ...."
"Kau masih terpengaruh oleh jalang itu. Jadi itu alasanmu tidak datang ke pertemuan semalam?" curiga Kesya.
"Aku banyak pasien dan pulang larut. Jadi tidak bisa datang," bohong Kenan kembali.
Padahal, ia seharian mencari Kinanti bersama anak buahnya hingga larut malam.
"Baik. Minggu depan ulang tahun Jeny. Kau harus datang memberinya hadiah dan membicarakan pernikahanmu dengannya," jelas Keysa sambil menatap dalam Kenan.
"Mi, berapa kali aku bilang, aku tidak mau menikah dengan Jeny. Kenapa Mami terus memaksa?" kesal Kenan.
"Lupakan jalang itu. Pokoknya Mami tidak mau tahu, kau harus datang dan berikan hadiah pada Jeny. Kau juga harus menikah dengannya," jelas Kesya sambil berlalu meninggalkan Kenan. Lelaki itu mendengkus kesal dengan sikap Keysa.
"Mi, jangan terlalu keras pada Kenan. Mami ingin Kinanti kembali, tapi Mami juga ingin menjodohkan Kenan dengan Jeny. Mau Mami apa sih?" jelas Kanu dengan kesal yang tidak mengerti dengan sikap Kesya.
"Mami memang ingin Kinanti kembali, supaya dia bisa melihat pernikahan Kenan dengan Jeny. Supaya dia lebih menderita lagi. Mami belum puas menyiksanya," jelas Kesya dengan ketus.
***
Kenan pergi ke Jepang untuk menghadiri pertemuan dengan salah seorang dokter ahli dari negeri sakura tersebut. Kenan melepas lelah sejenak dengan berjalan-jalan ke taman. Menikmati indahnya bunga sakura di musim semi sambil menikmati secangkir ocha di bawah pohonnya.
Netranya terhenti ketika ia melihat seraut wajah mirip dengan Kinanti. Kenan berdiri dan melangkah menghampiri untuk memastikannya. Kemudian, membekap wanita itu dari belakang ketika ia mengetahui jika itu benar-benar kinanti, wanita yang ia cari sudah lebih dari satu bulan, pasca melarikan diri dari rumah sakit beberapa waktu lalu.
"Lepaskan aku!" teriak Kinanti berusaha meronta.
Kenan membekap mulut Kinanti agar berhenti bicara. Pria itu membawa wanita tersebut menjauh dari keramaian dan melepaskan bekapannya.
"Kau...," ucap Kinanti terbelalak ketika ia melihat orang yang menyekapnya adalah Kenan.
"Kenapa? Apa kau terkejut melihatku?" tanya Kenan kembali menatap tajam ke arah Kinanti.
Kinanti hendak berpaling. Namun, Kenan dengan cepat menarik tangan wanita itu dan mencekalnya.
"Lepaskan aku!" seru Kinanti sambil meronta.
"Kau pikir setelah aku berhasil menemukanmu kembali, lalu aku akan melepaskan-mu?" tanya Kenan dengan tatapan semakin tajam.
"Anda salah orang," sangkal Kinanti.
"Kau pikir aku bodoh dan buta hingga tidak mengenalimu? Seribu kali kau melakukan penyamaran, aku tetap mengenalimu," jelas Kenan sambil mencengkeram wajah cantik Kinanti.
"Sebaiknya Anda perhatikan kembali wajah saya, Tuan. Saya bukan orang yang Anda cari. Jadi, biarkan saya pergi," bohong Kinanti
Kinanti menghempaskan kencang tangan Kenan dari wajah dan tangannya ketika lengah. Kemudian, Kinanti menginjak sebelah kaki Kenan hingga pria itu meringis kesakitan.
Kinanti memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri. Kenan segera tersadar dan langsung mengejar Kinanti dengan sedikit terseok karena kakinya masih terasa sakit.
"Berhenti kau, Kinanti!" seru Kenan sambil mengejar wanita itu.
Kinanti terus berlari dengan kencang, berharap Kenan berhenti mengejar dan menangkap dirinya. Kaki Kenan semakin berdenyut hingga ia kesulitan berlari. Kenan berhenti sambil meringis dan tersengal.
"Sial! Aku tidak berhasil menangkap Kinanti. Kau lihat saja, aku pasti bisa menemukanmu dan membawamu kembali," geram Kenan sedikit menunduk sambil memegang kedua lututnya.