Berdamai?

1097 Kata

POV Asya Jantungku berdegup kencang saat kurasakan pelukan hangat dari belakang. Farhan, seperti mimpi rasanya bisa kembali bertemu dengannya di sini setelah sekian lama. Aku tidak menolak pelukannya, tapi juga tidak membalas. Aku terlalu larut dalam kehangatan ini, membiarkan diriku menikmati momen yang entah sampai kapan bisa kurasakan lagi. Pelan-pelan, Farhan membalikkan tubuhku yang lemah terhadap sentuhan dan perhatian. Tatapannya penuh kerinduan, seperti ingin berkata lebih dari yang bisa diungkapkan oleh kata-kata. "Aku rindu kamu, Sya," katanya dengan suara lembut yang membuat hatiku bergetar. “Berani-beraninya kamu pergi meninggalkanku,” protesnya, tapi kedua tangannya tidak lepas memeluk pinggangku. Aku hanya menunduk tak sanggup menatap matanya. Farhan meraih daguku—menarikn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN