Radit Lagi

1810 Kata

“Nah, makan.” Ucap Bhumi sambil meletakan sepotong daging di atas piring Gendhis. “Daging bagus untuk usaha kita mendapatkan anak laki-laki.” ucap lelaki itu lagi. Gendhis tersenyum dengan tulus. “Makasih ya, Om.” Bhumi pun ikut tersenyum kecil melihat istrinya yang begitu menggemaskan. Entah, dia juga punya anak seumuran istrinya. Tapi, menurutnya kelucuan Laura sudah hilang sejak anak itu perlahan-lahan tumbuh dewasa. Tapi, tentu saja itu bukan hanya sekedar rasa gemas yang biasa. Itu adalah sebuah perasaan bangga, terhadap istri kecilnya itu. Selama sarapan, Bhumi terus perhatian kepada Gendhis. Tak tahu saja mereka jika seseorang yang bergabung dengan mereka di meja makan, memperhatikan mereka dengan tatapan tak terbaca. Tidak hanya kali ini saja dia memperhatikan. Tapi, sudah beb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN