Aku tiba di kafe tempat biasa aku dan Giring bertemu, aku melangkahkan kakiku menuju lantai dua, ketika tiba di sana aku melihat Giring tengah menunggu, namun anehnya tak ada satupun pelanggan kafe duduk di lantai dua hanya ada Giring saja. Aku menautkan alis dan menghampiri Giring. Aku mengelus leher belakangku dan menatap Giring yang saat ini semringah menatapku. Aku duduk dihadapan Giring dan menunggu sampai ia mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan. Karena hanya dengan begitu aku bisa cepat meninggalkan kafe ini. “Ada apa? Kenapa kamu memanggilku kemari?” tanyaku menatap Giring. “Aku pesankan kopi latte kesukaanmu,” katanya lalu duduk kembali. “Bagaimana kabarmu?” “Aku baik,” jawabku menunduk sesaat. “Aku tidak suka membuang waktu, jadi katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan?

