Aku duduk berhadapan dengan Mas Ares didepan meja makan, kami sedang makan malam. Mas Ares sesekali melemparkan senyum kepadaku. Aku menunduk malu, anehnya hatiku malah tak sekuat kemarin, kemarin aku dengan gamblang mengajaknya tidur di ranjang yang sama, dan dengan gamblang aku menggodanya. Tapi, kali ini aku banyak diam karena bingung harus memulai pembicaraan darimana, jantungku juga berdebar hebat, rasa gugup menguasai. Sikap lembut Mas Ares yang mengambilkanku makanan dan minuman, lalu menaruhnya dihadapanku membuatku merasa sangat dicintai walaupun aku tidak tahu bagaimana perasaannya. “Bagaimana hari ini? Apa ada yang menyulitkanmu?” tanya Mas Ares mendongak menatapku. Ya kami harus membicarakan itu agar kami tak canggung seperti ini. “Iya, Mas. Syukurnya Bu Clara sudah mulai b

