Aku tiba di resto dan melihat Mas Ares sudah menungguku, ia mendongak dan tersenyum menatapku. Aku tak membalas senyumannya dan hanya duduk dihadapannya dengan helaan napas halus. Aku telah melakukan banyak hal dalam hidupku, tapi aku tidak pernah tahu Mas Ares sudah menikah atau belum, tapi yang pasti aku adalah orang ketiga jika memang Mas Ares sudah menikah. Mas Ares bangkit dari duduknya dan memelukku. Aku tidak membalas pelukannya. Aku terus saja berdiam diri. Mas Ares kembali duduk dihadapanku dan meraih tanganku. Lalu mengecupnya. “Aku merindukanmu.” Aku mengangguk. “Ada apa?” tanya Mas Ares. “Tak ada apa-apa,” jawabku menggelengkan kepala. “Kamu kapan pulangnya?” “Tadimalam. Bukannya kamu melihatku pagi ini?” “Oh iya.” Aku mengagguk lagi dan menyesap teh yang sudah tersedia

