Drama Hidup

1993 Kata

Lara melangkah cepat menyusuri lorong sekolah yang mulai lengang. Langkahnya mantap, rambutnya sedikit berantakan tertiup angin sore, dan di punggungnya ransel yang tampak berat. Di tangannya, ponsel yang berkedip menunjukkan pesan masuk dari Binbel Center, pengingat bahwa pelajaran tambahan matematika dimulai tepat pukul lima sore. Tapi suara itu memanggil lagi. "Yah, ayo lah temenin gue bersih-bersih. Janji cuma temenin." Aziel berdiri di ujung lorong, masih mengenakan seragam yang setengah kusut dan bau karbol. Di satu tangan ada ember, di tangan lain sarung tangan karet yang belum dipakai. Wajahnya setengah memelas, setengah nekad. Ia tahu Lara tak akan tahan kalau sudah dirayu dengan suara khas merengek seperti itu. Tapi kali ini, rupanya Lara tak bergeming. Lara menghentikan lang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN