"Jika kau lelah sebaiknya kita istirahat, Hans." Ucap Deby pada Hans yang serius dengan kuas yang menari-nari di atas kanvas.
"Sebentar lagi, Sayang. Satu menit lagi." Balas Hans yang terus memandang ke arah Deby dan cekatan memberi warna pada lukisannya.
"Aku lapar, Hans." Ucap Deby lagi.
Hans berjalan mendekati Deby yang duduk di sudut sofa dengan posisi menyilangkan kaki dan bertopang dagu. "Tanganmu harus terbuka seperti ini, Deb." Ia meraih, membuka telapak tangan Deby lalu memasukkan sebuah cincin di ruas jari manisnya.
"Cincin? Apa maksud cincin ini, Hans?" Deby bingung Hans memasangkan cincin di jari manisnya sambil tersenyum.
"Menikahlah denganku, Deb. Aku serius." Pinta Hans yang langsung duduk disampingnya.
"Wow?! Kau serius?" Pandangan Deby serius sambil tersenyum lebar
