BAGIAN 22

1503 Kata

Belanja bulanan usai, Mas Amran mengajakku makan siang di food court. Menu bakso urat sepertinya cocok untuk mengisi perutku siang ini. Mas Amran pun oke saja. Dia memang selalu begitu, mengiyakan apapun yang kumau. Mungkin karena itu pula dia tahun menikah dengannya, aku dan dia jarang sekali cekcok. Jikalaupun iya, pasti gara-gara mama ataupun Mbak Selly yang rese itu. Kalau Prilly, adik Mas Amran memang tak terlalu ikut campur rumah tanggaku. Pun kadang membelaku di beberapa kesempatan. Dia terlihat lebih netral dan tak condong ke siapapun. Jika ada salah satu di antara kami yang salah, ya disalahkan, jika benar ya dibenarkan. Tak peduli itu aku, Mbak Selly ataupun mamanya sendiri, semua dianggap sama jika memutuskan sesuatu perkara. Mungkin karena itu pula mama dan Mbak Selly men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN