BAB 16

1036 Kata
Tidak terasa hubungan Bianca dan Rey sudah berjalan 2 bulan dan mereka masih menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga mereka. "Yang, ntar aku maen kerumah kamu ya, kangen sama mamah kamu!" Kata Bianca saat berada di kantor Rey. "Boleh, ntar kerumahnya bareng aja sama aku yang! Tunggu disini aja bentar lagi kerjaan aku kelar kok!" "ya udah deh, aku ke kantin bentar nyari minum. Kamu mau nitip apa?" "Nyuruh OB aja yang!" "Mau sekalian beli camilan, kalo langsung ke kantin kan bisa milih. Kamu mau nitip apa?" "Ntar aku minta punya kamu aja deh." "Oke. Aku turun dulu ya yang." "Iya ati-ati!" "He em." Bianca keluar dari ruangan Rey. "Mbak Bianca mau kemana?" Tanya mbak Nanik sekertaris Rey. "Mau ke kantin mbak. Mbak Nanik mau nitip apa? Ntar sekalian Bianca bawain." "Eh ga usah mbak. Bentar lagi juga jam istirahat mbak." "Ya udah deh, aku turun dulu ya mbak." "Iya mbak Bianca." Bianca menuju ke arah lift. Ting bunyi lift terbuka, Bianca buru-buru berjalan ke arah lift takut liftnya keburu tertutup. "Mbak, maaf tolong tahan liftnya sebentar!" Ucap Bianca saat dilihatnya seorang cewek keluar dari lift. Bianca berlari sampai di depan lift. "Makasih ya mbak." "Iya sama-sama." Bianca masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai dasar. "Siapa cewek tadi ya? Ga mungkin karyawan sini kan? Pakaiannya aja sexy banget, cantik lagi." "Eh tadi ke atas kemana ya? Jangan-jangan cewek tadi keruangan Rey, wah ga bisa dibiarin!" Lift yang di naiki Bianca sampai di lantai bawah tetapi Bianca menekan kembali tombol lantai ruangan Rey. "Loh mbak Bianca kok cepet banget ke kantinnya?" Tanya Nanik heran. "Eh mbak Nanik tadi ada cewek kesini mau apa ya mbak?" "Itu tamunya pak Reynald mbak." "Sering kesini emang?" "Lumayan sering sih mbak, seminggu bisa 2 - 3 kali." "Emangnya dia siapa mbak?" "Waduh ga tau saya mbak, pacarnya pak Reynald mungkin mbak." Ucap mbak Nanik karena ga tau Bianca dan Rey sekarang berpacaran. Bianca memelototkan matanya marah lalu bergegas masuk kedalam ruangan Rey. "Ceklek" Bianca melihat Rey sedang duduk di sofa ruangan kantornya dengan cewek itu duduk disebelahnya terlihat intim. Cewek itu menggunakan dress mini dan menyilangkan kakinya seperti berniat memamerkan paha putih mulusnya. "Yang...?" Ucap Rey gelagapan. Bianca diam terlihat marah. Rey berdiri menghampiri Bianca lalu memperkenalkan Bianca pada cewek itu. "Sel, kenalin pacar aku Bianca. Yang, ini Sella temen SMA aku!" Sella berdiri menatap Bianca menilai. "Oh...pacar? Kamu udah punya pacar?" Ucap Sella kecewa. "Emangnya Rey ga pernah cerita kalo udah punya cewek?" "Enggak tuh! Kirain Rey masih jomblo. Jangan kasih harapan dong Rey kalo kamunya ternyata ga serius sama aku!" Ucap Sella berusaha membuat Bianca tambah marah. Benar saja, Bianca mendidih mendengar perkataan cewek itu. Bianca melirik kearah Rey yang terlihat salah tingkah menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sel, aku ga pernah kasih harapan ke kamu." Lalu Rey menatap Bianca. "Ga gitu yang, dia ga nanya aku udah punya pacar belum jadi ya aku ga cerita gitu aja. Sumpah aku ga pernah ngasih harapan ke dia yang." Bianca mengabaikan Rey. "Trus kamu kesini mau apa?" "Tadinya mau ketemu sama Rey sih, mau nagih janji makan siang bareng." "Makan siang apa Sel?" Rey terlihat bingung dan panik takut Bianca salah paham. Bianca mengahadap Rey dengan tampang kesal. "Aku mau pulang! Silahkan kalo mau lanjut makan siang!" Kemudian Bianca bergegas keluar dari ruangan Rey tetapi dicegah oleh Rey. "Yang, kok pulang? Jangan marah please!" Bianca berbalik menghadap Rey. "Kalo lo belum bisa ngilangin sifat playboy lo mending kita putus aja deh Rey!" Sella tersenyum mendengar Bianca berkata seperti itu. "Yang, jangan salah paham yang, aku sama Sella ga ada hubungan apa-apa kok! Iya kan Sel?" Tanya Rey meminta bantuan. "Kok kamu gitu sih Rey, padahal aku kira kamu mau deketin aku Rey, secara kamu selalu respon tiap aku chat kamu dan kamu selalu nyuruh aku sering mampir kesini." "Lo ngomong apa sih Sel? Lo tau omongan lo itu ga bener. Maksud lo apa ngomong gitu? Mau buat hubungan gue sama cewek gue hancur?" Ucap Rey marah. Bianca menatap dan mengamati gerak gerik Rey. Ya Bianca tau Rey ga bohong. "Aku ga bohong yang, beneran aku ga kayak gitu. Percaya sama aku ya yang, nanti aku jelasin semua!" "Aku percaya sama kamu!" Ucap Bianca lalu menengok ke Sella. Rey bernafas lega. "Makasih yang." Lalu memeluk Bianca lega. "Keluar lo dari sini, b******k lo!" Ucap Rey kasar mengusir Sella. Sella merasa kesal rencananya gagal. Sella memang sering ke kantor Rey buat ngeluluhin hati Rey. Sella emang suka sama Rey dari SMA. Saat tau perusahaan Rey bekerja sama dengan perusahaan papanya dengan segala dilakukan Sella agar bisa datang ke perusahaan Rey untuk bertemu dengan Rey. Sella berdiri, merasa kalah. "Aku ga nyangka selera kamu ternyata cupu gini Rey? Kamu akan nyesel nolak aku gitu aja!" Ucap Sella melihat penampilan Bianca dari atas sampai bawah dengan menghina lalu bergegas keluar dari ruangan Rey. Rey menghembuskan nafas lega. "Makasih ya yang, kamu udah percaya sama aku." "Jadi tu cewek sering kesini? Knapa ga pernah cerita?" "Enggak gitu yang, aku takut kamu salah paham trus marah sama aku." "Alesan, bilang aja kamu suka kan? secara tu cewek sexy banget." "Ya ampun yang. Suer sebenernya aku bingung juga cara mau ngusirnya gimana tiap kali dia dateng, apalagi kalo duduk suka deket-deket gitu." Rey menggigit lidahnya keceplosan. "Apa? Dia kayak gitu kamu diem aja?" "Enggak yang ya ampun." Rey menggaruk kepalanya frustasi. "Aku mau pulang! Sendiri!" Ucap Bianca ketus lalu berbalik menuju ke arah pintu ruangan Rey. "Yang, aku anter yang. Please jangan marah!" "Bodo, aku minta putus!" "BIANCA!" Teriak Rey karena merasa kesal saat Bianca marah padahal Rey sudah menjelaskan semuanya. Langkah Bianca langsung terhenti saat mendengar suara Rey yang terlihat marah. Bianca berbalik dan menundukkan wajahnya. "Kamu itu apa-apaan? Bukannya aku udah bilang aku ga ada hubungan apa-apa sama Sella. Kenapa kamu masih marah sama aku ha?" "Setiap marah selalu bilang putus, apa-apa dikit minta putus. Kalau kamu emang mau kita putus, ya udah kita putus aja jangan harap kali ini aku akan ngrengek-ngrengek minta balikan sama kamu. Aku udah muak!" Bianca menangis sambil masih menundukkan wajahnya. "Maaf....maafin aku Rey!" Rey mengusap wajahnya kasar merasa bersalah. Rey yang tidak tega melihat Bianca menangis lalu menghampirinya kemudian memeluknya. "Aku yang harusnya minta maaf yang, maaf aku emosi, harusnya aku enggak bentak-bentak kamu kayak tadi." "Aku yang salah, maafin aku ya! Kamu ga beneran putusin aku kan Rey?" "Kamu yang minta putus malah minta aku buat ga putusin kamu. Kamu gimana sih yang?" "Tadi kamu bilang putus juga?" "Iya...iya udah kita lupain aja kejadian hari ini ya yang. Tunggu bentar lagi aku selesein kerjaan aku bentar trus kita pulang hm?" "Iya." Rey mencium bibir Bianca sekilas lalu menyuruh Bianca duduk di sofa dan Rey kembali duduk ke meja kerjanya untuk melanjutkan menyelesaikan pekerjaannya. Bianca berdiri menghampiri Rey lalu memeluk Rey dari belakang. "I love you Rey." -bersambung-
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN