Memasuki ruangan ujian, Lashira memilih tempat duduk sesuai dengan nomor ujian kompetensi dokter yang terdapat pada kartu peserta. Perempuan berpostur tubuh langsing dan memiliki tinggi semampai itu berusaha agar tidak gugup pada saat ujian berlangsung nanti. Kebetulan tempat duduknya cukup jauh dengan Aga maupun Damar. Namun ternyata mereka ujian sama-sama pada sesi pertama yaitu sesi pagi.
Lima menit kemudian, ujian pun dimulai. Lashira menelisik soal-soal ujian kompetensi dokter berupa soal pilihan ganda sebanyak 150 butir soal yang harus mampu diselesaikan dalam waktu 200 menit. Soal-soal tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan menyangkut bidang kedokteran.
Untuk bisa memperoleh profesi sebagai dokter umum, para mahasiswa kedokteran yang baru saja lulus sarjana itu harus mampu mendapat nilai dari UKDI atau UKMPPD sesuai standar yang telah ditetapkan selain telah melakukan program profesi atau disebut koas selama 1,5 hingga 2 tahun di rumah sakit. Kini para sarjana kedokteran itu harus lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia guna mendapat Surat Tanda Registrasi atau STR. Baru berlanjut pada program intership atau magang di Rumah Sakit Tipe C (Kabupaten) atau puskesmas selama 1 tahun setelah mereka semua mendapat Surat Izin Praktek (SIP). Begitulah serangkaian prosedur yang harus dijalani oleh para dokter muda yang baru saja meraih gelar dokter sebelum melanjutkan ke program spesialis.
Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah, Hamba berharap bisa lulus uji kompetensi ini dan bisa meraih gelar dokter umum. Hamba mohon agar ujian ini dimudahkan tanpa kendala. Aamiin ya rabbal alamin.
Lashira pun mulai mengerjakan satu per satu soal yang diajukan. Ia tak berharap muluk-muluk untuk mendapatkan nilai terbaik, hanya berharap bisa lulus ujian kompetensi hingga bisa melanjutkan program intership nantinya. Tetapi meski demikian, Lashira adalah perempuan yang cerdas dan pandai di bidang kedokteran. Nilai indeks kumulatif yang diperoleh olehnya tergolong di atas rata-rata atau cumlaude dengan diberikan kehormatan pujian dengan IPK berkisar 3,50. Sedangkan Aga dan Damar meski tidak mendapat cumlaude, tetapi masih termasuk bagus dengan rata-rata IPK 3,00
Lashira mengerjakan satu per satu soal dengan baik dan tetap fokus tanpa harus memikirkan hal lain seperti masalah-masalah yang menimpanya. Hingga selesai lebih awal sepuluh menit sebelum waktu ujian berakhir. Merasa sudah yakin dengan jawaban-jawabannya, ia bergegas keluar meninggalkan ruang ujian tersebut. Berjalan melenggang keluar dari tempat itu. Namun saat Lashira melewati bangku Aga, pria itu sempat berbisik.
“Shira, tunggu aku di luar. Sebentar lagi akan selesai,” bisik Aga yang hanya dibalas dengan anggukan Lashira saja.
Sementara itu Damar yang sempat melirik ke arah Lashira dan Aga, tampak sebal menyaksikan mereka berdua yang masih belum berpisah. Pria yang sudah merenggut kehormatan kekasih Aga itu sudah tidak tahan untuk memisahkan mereka berdua bagaimana pun caranya. Ia membatin.
Aku sudah muak melihat mereka berdua masih belum putus hubungan. Nanti aku bertindak. Membuat sedikit shock therapy untuk Aga Daneswara. Tunggu saja kau, berengsek!
Damar lantas menggores pena ke lembar jawaban dengan emosi. Obsesi pria itu untuk merebut kekasih dari sang musuh begitu besar. Selain ingin menjadikan Lashira sebagai calon istrinya, ia ingin menghancurkan hati Aga. Sungguh tak rela Aga memenangkan hati wanita yang sejak dulu disukai oleh Damar, namun tak pernah ditanggapi oleh wanita cantik itu. Menjalin hubungan sepasang kekasih bersama Aga Daneswara itu bukan waktu yang singkat. Kini yang diinginkan Damar adalah menikung Aga secara paksa akibat telah menodai sang wanita pujaan. Namun apakah rencana licik pria itu bisa berhasil.
Aga berhasil menyelesaikan ujian, lima menit kemudian setelah Lashira. Ia merasa lega karena akhirnya bisa keluar dari tempat ujian. Tanpa berlama-lama lagi, ia menyusul Lashira di luar. Namun saat memanggil sang kekasih, tiba-tiba wanita yang diminta untuk menunggunya ternyata tak ada di sana.
“Shira! Shira! Kau dimana???” tanya Aga yang tak bisa menemukan keberadaan calon istrinya itu.
Lashira memang sengaja pulang lebih awal. Hatinya masih terlalu rapuh untuk menghabiskan waktu lebih lama bersama sang kekasih hati. Rasa trauma dan tertekan akibat ulah Damar masih menghantui wanita itu. Ia belum bisa menghilangkan rasa depresi yang hadir akibat malam terkutuk itu.
Mental seorang wanita yang baru saja diperkosa oleh pria sekeji Damar itu masih sangat terluka. Ia masih belum kuat menghadapi kenyataan bahwa kesucian Lashira yang sengaja dipersiapkan untuk menghabiskan malam pertama dengan sang suami, harus lenyap. Ia bukan lagi sebagai sosok gadis perawan yang hendak memberikan kehormatan untuk sang calon suami tercinta. Sekarang ia merasa dirinya sudah kotor dan tak pantas untuk Aga yang begitu sempurna untuknya dan di mata orang-orang sekitar.
Lashira pun memilih untuk pulang menaiki taksi online. Sepanjang perjalanan menuju Puri Mas Regency, ia hanya bisa menangis. Bulir-bulir air matanya jatuh bercucuran di atas pipi halus wanita cantik berdarah timur tengah itu.
Aga, maafkan aku yang bersikap jauh berbeda dari yang dulu. Maafkan aku yang sekarang selalu berusaha untuk menghindarimu. Aku masih belum sanggup untuk menjadi Lashira yang seperti dulu untukmu. Aku sudah kotor, Ga. Aku sudah bukan Shira yang suci lagi. Aku tak ingin membuatmu kecewa jika kita menikah nantinya. Batin Lashira sesenggukan.
Setelah membatin dalam hati saat menyusuri jalanan kota Surabaya, handphone milik Lashira mendadak berdering. Ia menengok ke arah layar ponsel yang menunjukkan tulisan jika ‘Kekasihku Aga Daneswara' tengah melakukan panggilan telepon. Lashira yang tak ingin mengangkat telepon Aga, hanya membiarkan saja teleponnya berdering. Agar suara nada dering tak memekikkan telinga, wanita itu sengaja mengubah nada deringnya menjadi silence.
Sementara itu Aga tampak frustasi di tempat karena tak bisa menelepon wanita yang dicintainya itu.
“Shira ... kenapa kau jadi sering menghindariku seperti ini? Sebenarnya apa salahku padamu? Apa gara-gara perampokan itu kau jadi takut dengan pria? Memang kau sudah diapakan oleh penjahat itu? Apa kau dilecehkan juga? Ya Tuhan, pikiranku jadi melayang kemana-mana. Aku sangat menyesal waktu itu membiarkanmu tengah malam sendirian di kampus. Kau pasti trauma akibat kejadian itu. Aku harus bagaimana sekarang?” cecar Aga yang bertanya-tanya sendiri.
Sikap Lashira yang seperti ini membuat pria itu tersiksa. Di saat sebelumnya mereka sering tampil mesra, kini berubah 180 derajat. Wanita yang dicintai oleh Aga Daneswara itu sekarang seperti menjaga jarak dengannya. Ia jadi tak bisa berpikir hendak melakukan cara apa lagi agar Lashira kembali seperti dulu. Ingin menyembuhkan rasa trauma akibat telah dijahati oleh orang lain malam itu.
Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku harus semakin mendekati keluarganya?
Sikap Aga yang seperti orang kebingungan itu tertangkap sepasang netra gelap milik Damar. Ketika ia sempat tersulut emosi akibat hubungan Lashira dan Aga yang masih belum berakhir, kini ia merasa lebih lega karena hubungan mereka berdua mulai renggang akhir-akhir ini. Ia jadi mengurungkan niatnya untuk menunda memberikan shock therapy pada Aga jika tetap menguntungkan dirinya seperti ini.
Baguslah kalau begitu. Shira ternyata masih tertekan karena ia sudah kusentuh di atas ranjang. Shira, kau harus terima kenyataan bahwa yang akan menikahimu nanti adalah aku. Bukan si keparatt Aga Daneswara. Sesuatu yang sudah kusentuh harus jadi milikku. Aku takkan rela membiarkan yang seharusnya menjadi milikku, menjadi milik orang lain. Takkan pernah rela. Tegas Damar dalam hati.
Setelah berucap demikian, ia pun pergi meninggalkan tempat itu. Bergeser menuju parkiran mobil untuk segera beranjak dari sana. Sedangkan Aga juga melakukan hal yang sama. Ketiga orang yang terlibat cinta segitiga itu hanya bisa melakukan aktivitas mereka masing-masing sembari menunggu hasil ujian kompetensi dokter yang diumumkan hasilnya sekitar seminggu lagi atau bisa lebih Apakah Lashira, Aga, dan Damar lulus menjadi dokter umum?
***
-Sebulan Kemudian-
Satu bulan sudah semenjak diselenggarakan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Sudah beberapa hari yang lalu hasil ujiannya keluar. Dari pengumuman kelulusan dapat diketahui jika Lashira lolos ujian sertifikasi sebagai dokter umum. Ia pun akhirnya resmi menjadi dokter sesuai dengan cita-citanya. Terlintas bayangan saat Lashira dinyatakan lulus sebagai dokter umum.
“Shira, akhirnya doa kita semua terjawab sudah. Keinginanmu untuk menjadi dokter pun terwujud. Papa senang mendengarnya. Akhirnya kau bisa jadi kebanggaan keluarga Ghassani. Ada seorang dokter di keluarga ini. Papa bahagia tentang kabar ini,” ujar Abdullah yang gembira setelah mengetahui Lashira sudah berhasil menjadi dokter. Sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP) juga. Lashira pun lega pada akhirnya.
“Iya, Pa. Alhamdulillah, Shira bisa mewujudkan cita-cita Shira dan impian almarhumah Mama Alya juga. Shira yakin sekarang Mama Alya tersenyum di atas sana,” sahut Lashira dengan wajah berseri-seri.
Abdullah mengembangkan senyum tulus pada sang putri kesayangan. “Selamat untukmu, Sayang. Sudah punya STR dan SIP begini, tak lama lagi waktunya intership atau magang kan. Kau mau magang dimana, Shira?” tanya pria paruh baya itu.
Lashira langsung menjawab. “Di Rumah Sakit Tipe C di Kabupaten Gresik, Pa. Sebentar lagi Shira harus magang di sana untuk mendapatkan pengalaman kerja pertama sebagai dokter.”
“Baguslah kalau begitu, lalu Aga bagaimana? Dia lulus jadi dokter juga kan? Dia mau magang dimana?” tanya Abdullah penasaran.
Lashira terdiam sejenak. Ia memang diberitahu oleh pria itu jika dirinya telah berhasil menjadi dokter juga seperti juga. Namun, karena hubungan mereka berdua mulai renggang dan jarang bertemu lagi dengan alasan macam-macam, Lashira mulai membatasi komunikasi dengan pria itu. Sempat membuat Aga semakin frustasi, tetapi ia tak bisa memaksa keinginan Lashira yang mau menjaga jarak dengannya.
Sebenarnya dari hasil penunjukan lokasi intership atau magang, Lashira seharusnya magang di Rumah Sakit Tipe C yang terletak di Kabupaten Sidoarjo. Lokasi yang sama dengan Aga, namun setelah tahu tentang itu ia malah segera minta dipindah ke Kabupaten yang ada di Gresik atau Mojokerto saja. Dan ternyata di Kabupaten Gresik. Tak ingin berada satu rumah sakit dengan Aga. Tak ingin batinnya tersiksa jika berada satu lokasi dengan pria itu. Namun kalau ditelusuri, ternyata pemindahan ke rumah sakit tipe C di Kabupaten Gresik ada campur tangan dari Damar yang menginginkan sang wanita pujaan berada di lingkup Gresik sama seperti dirinya saja. Kuasa keluarga Damar mampu membuat Lashira mengambil magang di wilayah itu.
Lantas Lashira menjawab pertanyaan dari sang ayah.
“Aga magang di Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Pa.”
“Oh begitu, jauh dong lokasi kerja kalian berdua. Apalagi akhir-akhir ini Aga bilang sama Papa bahwa kalian berdua jarang bersama-sama lagi. Apa benar begitu, Shira? Sebenarnya kalian berdua itu kenapa sih? Katanya mau menikah tapi kok jauh-jauhan. Jangan bilang kalau kalian sudah putus?” cecar Abdullah sambil mengerutkan kening dalam.
Lashira menggeleng. “Nggak kok, Pa. Memang situasi yang membuat kami berdua sibuk persiapan magang. Apalagi waktu magang berjalan.”
Abdullah menatap tajam ke arah sang anak. “Shira, Papa mohon jangan kecewakan Papa. Aga itu calon suami yang terbaik. Jangan pernah lepaskan dia! Papa akan selalu mendukungmu dengan dia. Apalagi kalian sudah berpacaran lama. Papa selalu menunggu kau dilamar.”
Lashira mendesah lalu menanggapi ucapan sang ayah meski hatinya dilanda kegalauan.
“Iya, Pa. Dia memang pria terbaik untuk Shira,” ujar wanita itu akhirnya mengakui jika sebenarnya Aga layaknya sebuah emas yang berharga untuknya dan keluarganya.
Pembicaraan itu yang terjadi antara sepasang ayah dan anak. Kini sudah tiga hari ini Lashira kerja magang di Rumah Sakit Tipe C bernama Rumah Sakit Petrokimia Gresik, sama halnya dengan Damar. Awalnya Lashira syok jika ada Damar juga di sana. Ia seperti makan buah simalakama. Awalnya ingin jauh dari Aga tetapi ternyata malah berdekatan dengan Damar. Ia sempat syok saat mengetahui hal ini. Sempat menangisi hal tersebut, tetapi ibarat nasi sudah menjadi bubur. Sedangkan Aga harus magang di RS Mitra Keluarga Pondok Tjandra yang berlokasi lebih dekat dengan Kota Surabaya.
Di saat Lashira tengah bekerja magang di RS Petrokimia Gresik, mendadak ada yang tidak beres dengan dirinya. Saat hendak memeriksa pasien di Unit Gawat Darurat RS tersebut, mendadak Lashira mengalami mual-mual yang tak tertahankan disertai seperti mau muntah. Apalagi ditambah dengan sakit kepala yang mendadak hadir.
“Suster, tolong pasien ditangani terlebih dahulu, ya. Saya mendadak harus ke kamar mandi. Maafkan, saya,” celetuk Lashira dengan wajah mendadak jadi pucat dan tangan menutup mulut karena seperti mau muntah.
Perawat yang ada di sana mengangguk. “Baik, Dokter. Silakan.”
Lashira pun bergegas pergi dari ruangan itu. Ia berlari menuju toilet terdekat. Sesampainya di sana ia melampiaskan rasa mual-mual dan muntah-muntah. Wajahnya mendadak jadi lebih pucat akibat teringat akan jadwal menstruasi yang tak kunjung hadir. Seketika ia mendelik saat menyadarinya.
Ya Tuhan, jangan bilang kalau ini adalah gejala wanita yang tengah hamil. Apakah aku tengah mengandung sekarang???
Lashira bertanya-tanya dalam hati. Wanita itu panik seketika. Tak ingin menunda-nunda lagi, ia pun lekas mengambil testpack untuk hendak menguji kehamilan.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Lashira yang mengalami gejala seperti ibu hamil ini? Apakah ia benar-benar hamil anak Damar atau tidak? Apakah ini akan jadi malapetaka yang hadir di kehidupannya?