11. Serangan Pertama Setelah Tragedi

1457 Kata
Lashira bersikeras untuk pulang ke kos malam itu juga. Ia yang sempat pingsan tak bisa mengubah pendirian untuk segera pulang ke kos. Damar yang tahu kondisi Lashira masih lemas, memaksa wanita cantik yang telah direnggut kehormatannya itu dengan mengantarkan pulang. Wanita cantik yang tampak lemah dan agak pucat itu terpaksa menyetujui permintaan pria yang sudah merusak masa depannya tersebut. “Shira, kenapa sih kamu nekat sekali untuk pulang? Kenapa tidak dirawat di rumah sakit saja? Kalau kau tambah sakit bagaimana?” cecar Damar seraya melirik ke arah Lashira ketika mengemudikan mobil. Lashira menggeleng. “Damar, yang kubutuhkan sekarang bukan rumah sakit tapi pulang ke kos. Jika weekend sudah tiba, aku mau pulang ke Surabaya juga. Itu kos-kosanku sudah dekat. Tolong turunkan aku di sini sekarang juga!” pinta wanita cantik berdarah timur tengah itu. “Shira, jangan pernah menolakku lagi! Kau tak bisa mengabaikan aku seperti ini. Kau mengandung anakku dan aku mau bertanggung jawab sebentar lagi. Kau siap-siap saja!” tegas Damar sambil mencekal pergelangan tangan wanita yang duduk di sebelahnya itu dengan tatapan mata tajam. Lashira yang ketakutan, semakin terisak lalu membuang muka dari Damar. Sesampainya di depan kos, Lashira lekas turun dari mobil pria itu guna ingin cepat-cepat masuk ke kamar lalu mengurung dirinya di dalam kamar saja. Tak ingin bertemu siapa-siapa lagi termasuk Aga yang sekarang tengah dalam perjalanan menuju Gresik. Saat hendak mengambil langkah seribu, Damar langsung menarik tangan Lashira dam merengkuh pinggang wanita yang menjadi obsesinya itu untuk didekap mesra. Lashira yang terlonjak, seketika mendelik dan menatap pria itu dengan penuh kebencian. “Damar! Apa lagi yang mau kau lakukan padaku? Lepaskan aku sekarang!!!” bentak Lashira. Damar berdecak dan semakin mengeratkan pelukannya sembari berbisik di telinga Lashira. “Aku hanya ingin memastikan jika kau akan semakin terikat denganku sebentar lagi. Ada keturunan yang tumbuh di dalam rahimmu, Sayang. Segera akhiri hubunganmu dengan Aga! Jika tidak, aku sendiri yang akan mengatakan pada pria itu jika kau telah berkhianat padanya hingga mengandung anak dari Damar Pranata,” ucap pria yang merupakan anak dari seorang Bupati itu yang setelah berucap demikian, sempat mengecup bibir Lashira sekilas hingga membuat wanita itu terlonjak. Ancaman keji yang terucap dari mulut Lashira beserta ciuman mendadak yang dilakukan oleh Damar, langsung membuat wanita itu naik darah hingga segera melayangkan tamparan yang cukup keras ke wajah Damar. Ia menampar Damar dengan air mata merebak. “Kau sungguh-sungguh menjadi pria b******k dan menakutkan, Damar! Aku sangat membencimu!!!” seru Lashira setengah berteriak. Ia merajuk. Tanpa berlama-lama lagi, Lashira bergegas berjalan memasuki kos putri yang bernama Kos Muslimah tersebut. Meninggalkan Damar begitu saja dengan emosi yang meledak di dalam dirinya. Damar pun mendengkus lalu membatin. Shira Sayang, kau harus menerima takdir untuk berjodoh denganku. Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu sampai maut memisahkan kita. Karena kau sudah berhasil mengandung anakku, maka sudah waktunya aku untuk melamarmu di depan kedua orang tuamu tak lama lagi. Aku harus mempersiapkan cincin pernikahan kita berdua. Harus. Setelah berkata demikian dalam hati, Damar kembali memasuki mobilnya. Beranjak pulang ke rumah keluarganya yang terletak di pemukiman elit Kota Gresik. Melajukan mobil mewahnya dengan kecepatan cukup tinggi hingga tak terlihat lagi di sekitar kos-kosan Lashira. Wanita itu yang kini sudah berada di dalam kamar kosnya, meluapkan kesedihan mendalam dengan cara menangis dan terus menangis. Hati Lashira sangat terluka ketika nasib buruk menimpanya hari ini yaitu ternyata mengandung anak dari Damar Pranata akibat ulah bejatnya malam itu. Sungguh menyesakkan hati dan pikirannya akibat ulah keji dari pria tersebut. Lashira syok dan tak tahu harus bagaimana lagi nanti. Ibarat nasi sudah menjadi bubur, wanita itu harus menanggung aib sebagai wanita yang sudah memiliki calon suami, namun ternyata mengandung anak dari pria lain. Ia tak bisa membayangkan reaksi Aga jika sampai tahu tentang aibnya ini. Ya Tuhan, aku harus bagaimana sekarang? Aku sudah mengandung anak Damar. Apa yang harus kulakukan saat ini? Pembatalan pernikahanku dengan Aga terpaksa harus terjadi. Itu semua gara-gara Damar Pranata. Batin wanita cantik berambut hitam panjang itu. Sementara itu, mobil yang dikendarai oleh Aga pun tiba di perbatasan Kota Surabaya dan Gresik. Beberapa detik kemudian, mobil mewah berjenis Range Rover Vogue miliknya untuk menyusuri jalanan kota Gresik. Hingga tak terasa mobilnya pun tiba di kos-kosan Lashira. Ia mendesah lega lalu merogoh ponsel yang ada di saku pria itu untuk hendak menelepon sang kekasih, tetapi ponselnya mendadak tak aktif. Nomor yang Anda tuju sedang berada di luar servis area. Cobalah beberapa saat lagi. Terdapat bunyi operator dari provider telepon milik Lashira berucap demikian. Itu artinya ponsel Lashira dalam keadaan mati total. Aga yang tahu hal ini jadi mengernyit dalam dan bergumam sendiri. “Shira, sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu? Aku merasa kau semakin hari semakin aneh saja. Selalu berusaha menghindariku. Ada apa ini? Jangan bilang, kau sudah mulai tidak nyaman denganku lalu membuat jarak di antara kita,” gumam Aga. Aga yang dilanda rasa penasaran pun berjalan memasuki kamar kos untuk bertemu sang ibu kos. Sampai akhirnya bisa bertemu dengan ibu kos yang selama ini kamar kosnya telah dihuni oleh kekasihnya itu. “Ada keperluan apa ya, Mas?” tanya wanita paruh baya selaku pemilik kos yang bernama Kos Muslimah itu. Aga lekas menjawab pertanyaan ibu kos bernama Dewi itu. “Begini, Bu, saya ini calon suaminya Lashira mau bertemu dengannya, tetapi mendadak ponselnya tidak aktif, Bu. Saya takut terjadi sesuatu padanya. Apakah ibu bisa memanggilkannya untuk saya?” pinta pria yang sudah berstatus sebagai dokter itu. Sang Ibu Kos bernama Dewi itu spontan menjawab. “Oh, Mbak Lashira Ghassani yang dokter itu ya? Bisa, Mas. Akan saya panggilkan sebentar lagi. Mohon ditunggu ya.” Aga manggut-manggut. Sembari menunggu dipanggilkan oleh ibu kos, tiba-tiba ponselnya berdering dan bergetar. Ada notifikasi pesan yang berisi gambar masuk pada ponselnya. Aga yang penasaran akibat dikirim oleh nomor telepon yang tak familiar atau tak tersimpan di kontaknya. Pria yang baru saja berstatus sebagai dokter setelah lolos uji sertifikasi itu pun lekas membuka pesan tanpa nama itu. Ia membuka pesan sambil membaca kata-kata yang tertulis di bawah foto yang dikirimkan itu. Aga terbelalak serta terperanjat saat menyaksikan foto Lashira dan Damar yang telah berpelukan tadi bersamaan foto pria itu yang menggendong sang calon istri di Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Apalagi ia membaca kalimat yang tertulis di pesan itu. “Hai Dokter Aga Daneswara, ada berita buruk untukmu. Kau harus siap-siap dengan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh Lashira dan Damar di belakangmu. Kau harus siap jika mereka berdua akan menikah tak lama lagi. Kau harus siap jika wanitamu akan membatalkan rencana pernikahan kalian berdua,” ucap Aga yang syok membacanya. Dahinya berkerut dalam saat menyaksikan Lashira berada dalam dekapan Damar Pranata. Foto yang seolah-olah menggambarkan jika mereka berdua memiliki hubungan khusus. Padahal foto itu diambil saat Lashira didekap paksa oleh Damar tadi hingga berlanjut ciuman paksa meski sekilas. Foto itu sengaja dipotret guna mengacaukan hubungan Lashira – Aga yang hendak melangkah ke jenjang pernikahan. Sesuai ambisi dari Damar untuk bisa merebut wanita cantik itu dari musuh bebuyutannya. Namun siapa yang sebenarnya sudah berani memotret dan mengirimkannya pada Aga? Beralih pada lokasi lain, tampak Damar tengah menghubungi seseorang saat mengendarai mobil. Terjadi percakapan singkat di antara mereka berdua via telepon genggam. “Halo ...” sapa Damar dengan menyalakan loudspeaker pada ponsel mengingat ia masih dalam keadaan mengendarai mobil. “Ya, Dokter. Saya mau memberitahukan jika saya sudah melakukan perintah Dokter pada Dokter Aga. Foto-foto dan tulisan itu sudah saya kirimkan padanya,” celetuk pria dari seberang telepon yang ternyata merupakan anak buah Damar yang ditugaskan untuk mengacaukan hubungan antara Lashira dan Aga. Damar menyunggingkan senyum licik. “Baguslah kalau begitu. Apakah semua sudah berjalan sesuai keinginanku?” “Tentu saja, Dokter. Sesuai dengan perintah, Dokter. Saya amati dari sini juga Dokter Aga tampak syok dan emosi setelah melihat foto-foto itu,” jawab sang anak buah yang posisinya sekarang sedang mengintai Aga di depan kos Lashira. Damar berdecak puas. “Oke. Baiklah, sekarang tulis nomor rekeningmu di pesan w******p lalu kirim padaku. Aku akan mengirimkan uang padamu sekarang.” “Baik, Dokter. Siap. Mohon tunggu sebentar,” sahut pria yang ditugaskan oleh Damar itu. Pembicaraan mereka berdua via telepon pun berakhir. Damar segera mematikan panggilan telepon. Lantas ia berkata dalam hati. Serangan pertama setelah tragedi menghamili wanita pujaanku berjalan lancar. Kini tinggal membuat hubungan mereka berdua hancur. Aku menanti mantan calon istri Aga Daneswara untuk menjadi calon istriku. Apalagi benih yang sudah kutanam di rahim Shira, takkan bisa menghalangiku untuk mengajaknya menikah. Aku akan jadi suamimu sebentar lagi, Lashira Ghassani. Damar mengucapkan hal itu dengan rasa percaya diri. Kini ia hanya menanti waktu bagi Lashira untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Aga. Setelah mendapat fitnah mengenai pengkhianatan yang dilakukan oleh Lashira dan Damar tersebut, apakah mampu membuat Aga goyah hingga sakit hati pada wanita pujaannya itu? Apakah Aga bisa bertemu dengan Lashira melalui ibu kosnya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN