Hantu Berbudi Pekerti Luhur

1823 Kata

‘Bikin deg-degan aja, sih, itu dokter Rio,' gerutu Elea dalam hati. Akhirnya dia memilih untuk membantu Diah mengurus anak-anak yang masih kecil. Dia ingin menghilangkan ketakutan dan kecanggungan saat akan bertemu dengan dokter Rio nanti. * “Cantik banget. Mau ke mana, Lo?” tanya Tama tiba-tiba. Dan enaknya jadi hantu, Tama tidak perlu mandi karena takut bau badan. Dia datang saat Elea sudah bersiap karena dokter Rio sebentar lagi akan menjemput dirinya. “Ish, Lo ngagetin Gue aja, sih?” Elea mencebikkan bibir. Kesal dengan tingkah Tama yang belakangan ini sering mengagetkan. “Ya elah. Sewot amat. Mau kencan?” selidik Tama dengan tatapan serius. “Bukan urusan, Lo. Lagian kita hari ini nggak ada agenda apa-apa, kan?” tanya Elea. “Ya ... memang nggak ada, sih. Gue cuma pengen liat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN