Hanya air matalah yang sanggup menggambarkan kesedihan Jovina saat ini. Sementara tak jauh dari mereka berdua tampak Ethan sedang mengepalkan kedua tangan ke dinding dengan tatapan tak lepas dari gadis yang kini terbaring lemah diranjang rumah sakit. Hancur itulah yang dirasakannya saat ini. Pertemuan singkat itupun harus berakhir tragis.
"Kenapa kau sangat bodoh ma tigresse kenapa? kenapa?" Berulang kali memukul dinding rumah sakit hingga darah segar yang mengalir melalui sela-sela jarinya pun tak dihiraukannya sama sekali. Tak henti matanya terus menatap tubuh mungil yang terbaring lemah dan tak henti terus berdoa berharap kekasihnya segera membuka mata.
"Lebih baik kau pulang," Perintah Macwell.
Ethan langsung menatapnya tajam dengan sorot mata menggelap. "Dengarkan aku Etha
