Lucy berjalan seorang diri di tenah hutam lebat yang mulai berkabut akibat dingin dari salju yang mulai turun deras. Aroma tanah basah mampu Lucy resapi dan suara desiran angin yang perlahan muncul. Gadis peyihir tersebut berusaha untuk menenngakan diri dan mengembalikan energinya yang lumaan terkuras saat berada di kapal Beny. Ia duduk di salah satu bebatuan yang di depannya terdapat jurang yang dalam. Kakinya bersila dan mulai memejamkan mata. Sebenanrnya ada beberapa cara untuk Lucy mengembalikan energinya, tapi dengan cara inilah ia bisa cepat mendapatkannya dari sari alam. Gadis itu berusaha untuk berkonsentrasi hingga rasa sakit tiba-tiba menyerang lehernya. Lucy terpekik dan segera menyentuh kulit lehernya. “Apa ini? Mengapa bisa sakit? Apa yang telah terjadi?” Lucy dibuat kebingu

