Part 30

1244 Kata

Sepertinya, Mas Rasya tengah memperhatikanku. Jari telunjuknya sebentar-sebentar menarik bibirku, benar-benar menyebalkan Mas Rasya. Dikira aku tidak risih, apa? Tapi aku terus menutup mata, biar Mas Rasya menyadari kesalahan yang ia perbuat. Apa salahnya mengatakan kejadian yang sesungguhnya? Benar-benar menjengkelkan. Tangisan Qila, mau tak mau membuatku membuka mata, Mas Rasya tersenyum kecil. Diciumnya pipiku dengan gemas. Aku langsung mendorong tubuhnya menjauh. "Jadi dari tadi kamu tidak tidur?" tanyanya dengan pandangan menyelidik. "Tidurlah, masak gak tidur!" sahutku terdengar sinis sambil beranjak bangun. Tanpa menunggu lama segera menggendong Qila. Sayup terdengar suara televisi di ruang depan. Sambil menenangkan Qilabyang terus menangis, aku menuju sumber bunyi berisik ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN