Part 14

1359 Kata

Aku menyandar di dinding, memejamkan mata lalu menghitung mundur dari sepuluh. Jantungku semakin berdetak tak keruan saja. Tubuh terasa panas dingin dan sedikit menggigil. Buka mata Puspita. Dengan d**a bergemuruh, akhirnya kutatap benda di tangan, langsung membekap mulut dan terisak lirih saat mendapati garis dua pink yang begitu jelas. Qila dalam gendongan kudekap erat. Kini, aku menangis sejadi-jadinya. Perasaan senang sempat merayap sekejap di d**a, lalu lenyap digantikan oleh rasa sesak yang menyakitkan, sampai begitu sulit bernapas. Tenggorokanku tercekat. Telapak tanganku telah basah oleh keringat dingin. Kuhela napas panjang mencoba berpikir tenang. Bagaimana bisa hamil? Aku menggigit bibir kuat, mengindahkan rasa sakit yang ditimbulkannya. Kasihan Qila masih kecil. Belum saatny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN