Sesampainya di rumah Sacha, lelaki itu harus menghadapi kekecewaan Nora. Lagi-lagi dia mengecewakan putri kecilnya. “Nora sayang.” Sacha mengintip putrinya dari celah pintu kamar sang putri. Terlihat di sana Nora sedang duduk di tengah rajang membelakangi pintu. Sacha menghela napasnya pelan saat tidak mendengar sahutan dari dalam kamar Nora. Gadis kecilnya yang periang kini harus terlihat murung. “Maafkan Papa yang belum bisa menepati janji. Tapi Papa akan terus berusaha sekuat tenaga untuk membuat Nenek dan Kakek mau main sama Noara,” ucap Sacha, seraya kakinya terus melangkah mendekati putrinya. “Jangan memberikan harapan lagi Pah. Nora sudah lelah terus menerus berharap,” ujar gadis kecil itu terdengar pilu. “Papa minta maaf atas segala kesalahan yang telah Papa buat. Papa tah

