27. Masih Menunggu

1090 Kata

Setelah menghabiskan hari dengan berdiri di depan rumah Jihan, gue akhirnya memilih untuk pulang setelah matahari benar-benar tenggelam dan digantikan oleh bulan.  Turun dari motor dengan mengabaikan ponsel yang terus bergetar sejak tadi, gue perlahan masuk ke dalam rumah sambil mengucap salam. Gue melepas sepatu lalu berjalan ke ruang tengah, menghempaskan tubuh gue ke sofa dan memejamkan mata dengan lengan menutupi sebagian wajah. Gue menghela nafas panjang, berharap sedikit aja bisa mengurangi sesak yang entah sampai kapan bakal ada di d**a gue ini. Tiap kali inget Jihan, pasti kayak gini terus. Lo pasti nyumpahin gue tiap hari ya, Je. Makanya gue selalu inget lo. Gue cuma bisa tersenyum tipis saat tanpa sadar gue bicara sama diri gue sendiri. Gue bener-bener keliatan menyedihkan bang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN