2. TTAS

1686 Kata
Malam harinya Haziq dan Ammara berangkat ke tempat acara. Mereka sedikit kecewa karena Syfa benar-benar tak mau ikut menghadiri acara tersebut. Dalam hatinya Syfa merasa sedih dan bersalah, karena berulang kali ia mengecewakan dan menolak permintaan orang tuanya. Tapi Syfa benar-benar takut, dia belum berani menatap dunia luar yang begitu gelap baginya. Para tamu undangan pun mulai hadir. Tamu undangan yang datang pun kebanyakan dari kalangan pembisnis. Ada beberapa tamu undangan yang menanyakan tentang Syfa. Mereka pun banyak yang penasaran dengan keadaan Syfa sekarang. Karena memang pemberitaan tentang keadaan Syfa tak di ketahui oleh dunia luar paska kecelakaan tersebut. Haziq sendiri yang memblokir berita tentang Syfa, dia tak ingin putrinya menjadi bahan perbincangan orang luar. Saat acara akan dimulai, tiba-tiba ruangan pun mulai ramai. Semua pandangan pun mengarah ke pintu ballroom. Banyak wanita yang berbisik-bisik, karena menganggumi sosok laki-laki yang sedang berjalan mendekati Haziq. Dengan penuh percaya diri, laki-laki berparas tampan dan berstelan perfect seperti tak ada kecacatan pada penampilannya malam ini pun terus melangkah. Dia tak memeperdulikkan tatapan orang padanya. Senyuman pun ia kembangkan saat sudah berdiri di depan pemikik acara malam ini. “ Genta Mahdyan Rizqy.” Ucap Haziq sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Laki-laki yang di sebut namanya pun mengulas senyuman dan membalas jabatan tangan Haziq. “ Selamat malam pak Haziq. Saya ucapkan selamat atas pencapaian pak Haziq yang begitu luar biasa sampai bisa mengembangkan perusahaan yang luar biasa seperti ini.” Ucapnya. “ Wah anak muda sekarang ini bicaranya berlebihan. Semua ini ngga ada apa-apanya di bandingkan dengan pencapaian nak Genta di usia yang masih muda seperti sekarang. Siapa yang tak mengenal firma hukum milik Genta. Hampir seluruh orang di kota ini mengenal Genta dan mempercayakannya pada firma Genta.” Balas Haziq. Genta hanya bisa menundukkan kepalanya mendengar pujian yang Haziq lontarkan untuknya. “ Alhamdulillah. Ini pun karena doa dan kepercayaan dari semuanya.” Jawabnya. “ Terimakasih ya, karena Genta sudah berhasil menguruskan sengketa pabrik saya di Bekasi.” Ucap Haziq. “ Sama-sama pak. Itu pun berkat usaha para karyawan bapak. Mereka banyak membantu Genta dalam menyelesaikan masalah ini.” Jawabnya. “ Oh iya kenalkan ini isteri saya Ammara.” Ucap Haziq. Ammara pun mengulas senyum sambil menangkupkan kedua tangannya di depan d**a. Genta pun membalasnya sama. “ Salam kenal bu Ammara. Perkenalkan saya Genta. Salah satu rekan kerja pak Haziq.” “ Salam kenal juga nak Genta. Tante pun sudah banyak mendengar tentang sepak terjang nak Genta dari bapak.” Ucapnya. “ Wah ternyata Genta sudah di kenal oleh banyak kalangan ya.” Ucapnya dengan percaya diri. “ Jelaslah Gen. Coba aja liat waktu kamu memasuki ballroom. Hampir semua orang tertuju pada kamu. Apalagi para gadis disini. Saya saja sampai ikutan diliatin karena dekat-dekat dengan kamu.” Ledek Haziq. Dan membuat gelak tawa Genta dan yang lainnya. Pandangan Genta pun mengedarkan kesekitar ruangan. Seolah dia sedang mencari seseorang. Tapi sayang kelihatannya orang yang ia cari pun tak terlihat. Haziq pun naik ke atas panggung, meninggalkan Genta dan Ammara. Dan Ammara pun seperti menyadari, kalau saat ini Genta sedang mencari seseoarang. “ Apa Genta sedang mencari seseoarang.” Tanya Ammara. “ Oh ngga kok tante. Oh iya apa ngga masalah kalau Genta duduk disini. Ini kan kursi keluarga pak Haziq.” Tanyanya yang merasa kurang nyaman, duduk di meja yang sama dengan Haziq dan Ammara. Karena tadi Haziq langsung menarik Genta untuk duduk bersamanya, karena masih ada yang ingin dia bicarakan dengan Genta. “ Owh ngga masalah kok Genta. Kursi ini memang lebih. Karena hari ini anak tante ngga bisa hadir, dia ada kepentingan.” Jawab Ammara. “ Owh maksud tante Ammara itu Syfa putri pak Haziq.” Ucap Genta, Ammara pun mengangguk. “ Iya Syfa, justru tante seneng ada yang nemenin duduk disini. Karena tante sebenarnya juga kurang terbiasa di acara seperti ini. Ngga terlalu suka, tapi mau bagaimana lagi suami tante yang punya acara ya jadi tante ikut aja. Eh jadi cerita deh sama nak Genta.” Curhat tante Ammara. “ Owh ngga papa kok tante. Genta pun ngga terlalu suka kalau menghadiri pesta-pesta begini. Ini aja Genta berangkat karena Genta dekat dengan pak Haziq. Mungkin kalau undangan orang lain Genta malas berangkat.” Balasnya. “ Genta sudah menikah.” Tanya Ammara. “ Belum tante, belum ada yang mau sama Genta tante.” Jawabnya bercanda. Ammara pun tertawa mendengar candaan Genta. “ Masa sih ngga ada yang mau sama Genta. Ngga mungkinlah cowok seganteng Genta belum punya cewek, pasti banyak yang ngantri jadi cewek Genta.” “ Tante bisa aja, Genta kan jadi geer. Beneran tante, Genta belum punya cewek. Atau mungkin tante mau ngenalin Genta sama cewek.” Tawarnya. “ Aduh mana tante tahu selera Genta. Tante ngga beranilah nyariin cewek buat Genta. Takutnya nanti kesalahan. Pendamping Genta yang pasti harus top dong.” Balas Ammara. “ Nggalah tante, Genta nyari cewek yang memang bersedia mendampingi Genta kok. Atau kalau ngga Genta jadi menantu tante aja. Kan seneng kalau dapat mertua baik seperti tante dan pak Haziq.” Ledeknya. Ammara kembali tertawa dengan gurauan yang Genta lontarkan. “ Ya Allah, tante sih seneng-seneng aja kalau Genta mau jadi menantu tante. Tapi ya ngga mungkinlah anak tante itu masuk kedalam kriteria cewek Genta.” Balasnya. “ Ya ampun siapa sih yang ngga kenal dengan Assyfa Yusfina Sandra, seorang pelukis yang ngga mungkin lagi di ragukan kemampuannya. Ya jelaslah Genta ngga nolak kalau tante mau menerima Genta jadi menantu tante.” Ucapnya. “ Ya ampun kamu itu ya memang lucu, dari tadi bercanda terus. Tapi tante suka dengan Genta, Genta anaknya asyik dan mudah bergaul.” Balas Ammara. “ Genta pun senang mengobrol dengan tante, jadi Genta di terima ngga nih jadi calon menantu tante.” Tanyanya lagi dengan nada bercanda. “ Mmmmm terima ngga ya, Emangnya Genta beneran berani nih lamar anak tante di depan papanya.” Tantang Ammara. “ Wah, jadi tante kasih tantangan ke Genta nih. Tenang tante pasti dong Genta berani. Menghadapi musuh aja Genta berani masa menghadapi calon mertua ngga berani.” Jawabnya. Mereka berdua pun kembali tertawa. Namun Ammara hanya menganggap semua ini hanya candaan Genta. Dan banyak hal lagi yang mereka bicarakan. Setelah Haziq turun, mereka berdua pun kembali membahas pekerjaan. Firma hukum Genta memanglah yang mengurus semua masalah hukum di perusahaan Haziq. *** Hari ini adalah hari libur, Haziq dan Ammara pun tak pergi kemanapun. Hari ini mereka khususkan untuk bersama dengan Syfa di rumah. Ammara ingin membuat Syfa senang dan tak bosan duduk di rumah, maka hari ini dia mengajak Syfa untuk membuat kue. Saat dengan keluarga seperti ini, Haziq pun sangat berbeda. Dia lebih terlihat hangat, apalagi jika itu sudah menyangkut kebahagiaan Syfa. Tiba-tiba pembantu rumah pun menghampiri mereka. “ Tuan, nyonya. Ada tamu yang ingin bertemu dengan tuan dan nyonya.” Ucap bi Minah, yang tak lain asisten rumah tangga di sini. Syfa pun langsung terlihat gugup. Dia berbalik untuk masuk kedalam kamarnya. Jika ada tamu ataupun orang asing masuk ke rumah, pasti Syfa akan langsung masuk ke kamarnya. Ammara yang faham dengan perilaku putrinya pun langsung menuntun putrinya kembali ke kamar. “ Memangnya siapa pagi-pagi begini udah bertamu ke rumah orang.” Tanya Haziq. “ Saya kurang faham tuan. Dia masih muda, tapi kata pak satpam wajahnya ngga asing sih tuan. Dia seperti pernah liat tamu tuan itu.” Jawabnya. Haziq pun begitu penasaran, dia langsung menyuruh satpam rumah membukakan gerbang untuk tamunya. Kemudian Haziq pun menunggu tamunya masuk ke dalam rumah. Ammara yang sudah mengantarkan Syfa ke kamarnya pun langsung mendekati suaminya. Tapi sebelum itu dia menyuruh Minah untuk menyelesaikan pekerjaannya tadi di dapur. Saat tamu yang datang di persilahkan masuk oleh pembatu yang lainnya pun membuat Haziq dan Ammara terkejut saat melihat tamu yang datang ke rumah. Mereka tak menyangka bahwa tamu tersebut adalah Genta. “ Assalamualaikum om Haziq, tante Ammara.” Salam Genta. “ Waalaikumsalam, apa kita ngga salah liat. Apa ini benaran Genta yang datang ke rumah om.” Ucap Haziq tak percaya bahwa Genta datang ke rumahnya. Karena ini pertama kalinya Genta datang. “ Iya om, ini benaran Genta kok.” Balasnya. Kemudian Haziq pun mempersilahkan Genta untuk duduk. “ Wah, ada angin apa ini. Sampai-sampai di hari libur om di datangi tamu spesial seperti Genta.” “ Aduh om benar-benar berlebihan deh. Kita kan udah biasa bertemu om. Semalam juga kita ketemu masa Genta datang kemari dibilang tamu spesial sih.” Ucapnya. “ Ya jelas dong spesial, karena ini pertama kalinya Genta main kesini. Tapi ya Gen, bukannya semalam om udah bilang ke Genta kalau besok kita bahas masalah kerjaan di kantor kamu.” Balasnya. “ Iya memang benar kita bahas masalah kerjaan besok di kantor Genta. Genta datang kesini mau silaturahmi kok sama om dan tante.” Jawabnya. Ammara yang dari tadi diam pun seperti sedang memikirkan hal lain. Dia pun merasa aneh dengan kedatangan Genta kemari. Fikiran Ammara langsung tertuju pada percakapan semalamnya dengan Genta. Pandangan Genta dan Ammara pun bertemu, kemudian Genta menampilkan senyuman yang penuh arti pada Ammara. Dengan hati yang tak karuan Ammara menutup mulutnya, ia tak percaya bahwa Genta akan senekad ini. “ Tapi kok om merasa ada hal lain yang membuat Genta sampai datang ke rumah om. Dari tadi om perhatikan Genta sama tante terlihat aneh. Apa ada yang kalian sembunyikan dari om.” Tanya Haziq yang sudah mulai curiga. Ammara pun langsung menatap suaminya, dia pun menggeleng. Sedangkan Genta yang ketahuan datang kemari memiliki maksud lain pun hanya garuk-garuk kepala. “ Memang benar sih om, kalau Genta datang ke rumah om dan tante memang memiliki maksud lain. Mungkin tante mengira apa yang Genta bicarakan semalam itu hanya bercandaan semata, maka dari itu Genta datang kemari untuk membuktikannya, karena Genta memang serius dengan perkataan Genta semalam tante.” Ucapnya. “ Tante ngga menyangka, kalau Genta benar-benar melakukan ini.” Ucap Ammara yang memang benar-benar terkejut dan syok. “ Aduh ada apa sih ini, memang apa yang semalam kalian bicarakan. Genta cepat katakan pada om. Jangan buat om penasaran seperti ini.” Suruhnya. Dengan tarikan nafas Genta pun mulai berucap. “ Bismillahirohmanirohim. Om, tante. Genta yakin apa yang akan Genta ucapkan kali ini akan membuat om dan tante terkejut dan mungkin om dan tante tak percaya dengan ucapan Genta. Tapi Genta memang benar-benar serius mengatakan ini, Genta tak pernah main-main dengan apa yang Genta ucapkan. Dengan mengumpulkan keberanian, hari ini Genta datang menemui om dan tante untuk mengatakan, kalau Genta ingin melamar putri om dan tante yang bernama Syfa.” Ucapnya dan langsung menundukan kepalanya, dia tak berani menatap wajah Haziq. Setelah mendengarkan perkataan Genta barusan, Haziq pun langsung bungkam. Memang benar yang di katakan Genta, bahwa Haziq akan terkejut dan syok mendengarkan penuturan Genta kali ini. Dia tak menyangka Genta datang kemari ingin melamar putrinya. Tak pernah terlintas dalam fikirannya Genta akan seberani ini mengatakan akan melamar Syfa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN