BAB 1(_GREZLIE_)

2121 Kata
Gemerlapnya Hongkong pada malam hari sudah pasti menjadi ajang bagi orang-orang untuk mencari tempat melepaskan penat. Berbagai hiburan selalu ada pada setiap sudut kota, dan hal itu memudahkan orang-orang untuk memilih tempat. Mulai dari kelas atas, sampai pada menengah ke bawah juga ada. Biasa, sampai pada level luar biasa. Yang normal, sampai pada tahap abnormal. Dunia malam di tempat itu benar-benar gemerlap, orang-orang dari semua kalangan juga bisa menikmatinya dengan mudah. Tetapi tidak bagi seorang wanita, di saat semua temannya sedang berlomba-lomba melepas penat dan mengenakan pakaian dengan edisi terbatas, wanita itu malah sibuk dengan beberapa pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi. Wanita itu adalah Arien Liu, ia seorang dokter muda yang baru saja lulus dari universitas terbaik di Hongkong, sekarang ia bekerja di rumah sakit terbesar di Hongkong. Bagi wanita itu pekerjaan adalah segalanya, hidup para pasien yang ia tangani juga tergantung bagaimana ia merawatnya. Sedikit saja ia melakukan kesalahan maka semuanya akan berakhir fatal. Arien lebih suka menghabiskan waktunya di rumah sakit itu, ia kadang dengan sengaja mencari teman dokter lainnya yang ingin digantikan dalam tugas. Yah begitulah Arien, ia memiliki semangat yang luar biasa menggebu, ia ingat pada sumpahnya saat lulus dari universitas, tujuannya adalah menjadi dokter terbaik di Hongkong, dan untuk mencapai hal itu ia harus bekerja keras. Saat ini Arien sedang duduk di ruangannya. Ia memeriksa laporan pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Cukup baik dan ia merasa senang, senyuman mengembang dan membuat wajah cantik Arien semakin menawan. Ah yah … Arien adalah dokter ahli saraf, dan ia juga salah satu orang yang mendapatkan pekerjaan dengan sangat mudah. Bahkan sebelum ia lulus di universitas, kepala rumah sakit itu sudah menawarkan Arien untuk bergabung dengan rumah sakitnya. Dokter saraf atau Neurologis adalah dokter spesialis yang mendiagnosis dan mengobati masalah yang berkaitan dengan otak dan sistem saraf. Tok … Tok … Tok … Suara ketukan terdengar cukup keras, membuat Arien yang sedang terfokus pada laporan mengalihkan tatapan matanya. “Masuk,” ujar Arien. Pintu ruangan itu segera terbuka, seorang wanita seusia dengan Arien muncul dari sana dan tersenyum. “Dokter Liu, apa Anda sedang sibuk?” tanya seorang perawat. Ia menatap ke arah Arien yang sedang duduk sambil membaca laporan. Arien yang mendengar pertanyaan itu segera menatap ke arah sumber suara, ia menutup laporan saat melihat perawat tersebut. “Ada apa? Apa ada pasien yang memerlukan bantuan sekarang juga?” tanya Arien, wanita itu juga langsung berdiri dari tempatnya duduk. “Ada pasien yang baru saja masuk, salah satu dari petinggi di perusahaan Ling Group, pihak keluarga meminta Anda yang menangani kasus ini, dan kepala rumah sakit menyanggupinya.” Perawat itu memberikan penjelasan dengan cepat, sedangkan Arien langsung bergegas dengan peralatan dokternya. Wanita itu tak peduli pada sekitar, dan perawat yang memberikan informasi itu juga langsung menjelaskan gejala serta ruangan tempat pasien itu di rawat. “Seharusnya pihak keluarga lebih cepat mendengarkan keluhannya,” komentar Arien. Ia terlihat begitu jengkel saat pihak keluarga pasien itu mengatakan jika gejala yang sang pasien alami adalah gejala biasa saja. “Saya juga beranggapan sama, apalagi usia pasien tidak lagi muda, dan seharusnya pihak keluarga lebih memerhatikan segalanya dengan baik.” Perawat itu memberikan tanggapan, dan Arien yang mendengarnya hanya menganggukkan kepala. Ia setuju dengan pendapat sang perawat, dan mengakui dengan tegas jika semua ini berawal dari kesalahan keluarga pasien yang terlalu meremehkan kesehatan seseorang. “Siapa dokter yang menangani ini pertama kali?” tanya Arien, ia dan perawat tersebut memasuki lift khusus para dokter, mereka menunggu sampai pintu tertutup dan akan segera menuju ke lantai lima tempat ruangan khusus pasien dengan kelainan saraf di rawat. “Dokter Alex, ia sudah memeriksa dan menganalisisnya,” jawab perawat itu. “Apa Dokter Alex masih berada di ruang perawatan itu?” tanya Arien lagi. “Beliau sudah kembali ke ruangannya, dan Beliau juga meninggalkan laporan pada perawat di lobi lantai lima.” Arien menarik napas, ia cukup tahu jika Alex tak terlalu suka bertemu dengannya. Pria itu terlihat tak menyukainya, tetapi tidak juga membencinya. Ahhh … mungkin Alex memang begitu, dan sikap itu juga ditunjukkan karena mereka baru saja bekerja dalam bidang yang sama. Yang jelas Arien tak ingin terlalu cepat menilai seseorang dari kesan pertama atau juga penampilannya. Beberapa menit berlalu dengan cepat, dan kini Arien dan perawat itu sudah ada di lantai lima. Pintu lift segera terbuka, dan mereka sedang melangkah dengan cepat menuju seorang perawat yang berjaga di tempat itu. “Perawat, saya ingin melihat laporan yang Dokter Alex tinggalkan di tempat ini.” Arien yang baru saja tiba langsung meminta laporan itu, ia diburu waktu dan tak punya banyak waktu untuk berbasa-basi. “Tunggu sebentar,” ujar perawat tersebut. Arien menatap perawat yang tadi menjemputnya ke ruangan. Ia mengembuskan napas agar kasar. “Apa Anda memerlukan sesuatu Dokter Liu?” tanya perawat itu. Arien yang mendengar pertanyaan itu hanya menggelengkan kepala, ia lupa di mana ponselnya berada dan ia tak bisa menghubungi pelayan di rumahnya. “Permisi,” ujar perawat yang sejak tadi mencari laporan dari Dokter Alex. Arien yang mendengar itu segera menatap. “Bagaimana?” “Ini laporannya, untuk data pasien dan keluhan serta penyakit yang diderita oleh pasien tersebut sudah di jelaskan Dokter Alex pada laporan ini.” Arien segera menerima laporan itu, ia kemudian tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Wanita itu segera beranjak pergi, ia kembali melangkah bersama perawat yang menjemputnya tidak. Beruntung tempat itu sangat sepi, dan semua itu membuat Arien dengan mudah bisa membaca laporan tersebut sambil berjalan. Wanita itu menarik napas, ingin rasanya ia mencekik keluarga pasien yang terlalu bodoh karena mengabaikan kesehatan pasien itu. “Dokter Liu, ada apa?” tanya perawat itu. “Aku sedang menahan emosi,” balas Arien tanpa ragu. Keduanya berhenti di depan sebuah pintu, mereka segera mengetuk tanpa masuk terlebih dahulu. Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah seorang pria tua yang sedang berbaring di atas ranjang ruang VVIP, pria itu terlihat tak baik-baik saja dan itu membuat Arien langsung menuju ke aranya. “Kenapa kalian tidak langsung memeriksa kesehatannya saat mengalami gejala-gejala seperti itu? Seharusnya kalian lebih teliti, apalagi umur Tuan Ling Xi sudah berusia delapan puluh tahun.” Arien langsung saja meluapkan kekesalannya, ia tak suka hal seperti ini. Sebagai seorang dokter tentu saja ia sangat tak suka jika ada orang yang mengabaikan kesehatan seseorang. “Kami terlalu sibuk dengan pekerjaan beberapa tahun ini, jadi kami tidak terlalu memerhatikan tentang keluhannya.” Arien yang mendengar hal itu nyaris tak percaya. Wanita itu menarik napas panjang, berusaha tidak memaki. Baiklah … sepertinya ia harus lebih sabar lagi kali ini. Yang terpenting dirinya harus menangani pasien itu dengan baik saat ini. “Dari pemeriksaan Dokter Alex, Tuan Ling menderita Multiple Sclerosis.” Arien menatap keluarga pasien. “Bisakah kalian keluar sekarang? Aku harus memeriksa dengan lebih teliti dan menentukan tindakan yang tepat setelahnya.” Mendengar penuturan Arien membuat semua orang yang ada di dalam ruang itu segera bergegas keluar, mereka mungkin saja tak ingin memancing emosi wanita cantik itu. Setelah semua anggota keluarga keluar, Arien mendekat ke arah pasien dan memeriksanya dengan teliti. Wanita itu terlihat sabar dan melakukan segala sesuatu dengan sangat hati-hati, sedangkan perawat yang ada bersama Arien di dalam ruangan juga ikut membantu, ia mendengarkan semua penjelasan Arien dan meringkasnya dengan baik sebagai rekam medis yang lebih akurat dan juga detail. Arien memang sengaja melakukan pemeriksaan ulang, karena ia tak ingin sampai ada kesalahan dalam tindakan yang dirinya lakukan. Bukannya ia tak percaya pada Alex, hanya saja ia tak bisa menelan mentah-mentah sebuah laporan. Wanita itu mengambil sampel darah, dan juga liur Tuan Ling Xi, ia harus memeriksanya setelah ini. Beberapa saat berlalu, dan Arien sudah selesai dengan pemeriksaannya. Wanita itu menarik napas, ini benar-benar parah dan ia merasa beruntung karena memeriksa ulang pasien tersebut. “Aku akan menghubungi dokter lain untuk mengadakan diskusi, ini bukan hanya masalah saraf, ada kemungkinan penyakit lain dalam tubuh Tuan Ling.” “Saya mengerti,” ujar perawat itu. “Sampai aku datang dan mengambil keputusan, jangan ada satu orang pun yang masuk ke ruangan ini.” “Anda bisa percaya kepada saya,” jawab perawat itu lagi. Arien yang sudah memberikan peringatan segera berlalu dari tempat itu. Ia harus menyiapkan ruang pemeriksaan lebih lanjut, dan setelah itu ia akan memastikan tindakan yang tepat. … Sementara Arien sibuk menyelidiki tentang penyakit Tuan Ling Xi, saat itu seorang pria sedang duduk sambil menikmati segelas wine. Pria itu duduk dengan tenang, sedangkan di hadapannya tiga orang pria berjas hitam sedang membacakan beberapa laporan. Ia sejak tadi hanya mendengarkan dengan tatapan bosan, ia kadang kala menarik napas panjang, lalu mengembuskannya dengan perlahan. “Apa Golden Snake benar-benar yakin ingin pria tua itu dan keluarganya mati?” tanya pria tersebut. “Tentu saja, kau pikir untuk apa kami jauh-jauh datang ke sini?” “Biasanya kalian akan melakukan hal seperti ini seorang diri. Kenapa harus aku yang terlibat sekarang?” “Tuan Zinan sudah menyerahkan semuanya kepadamu, dan kau juga harus melakukan tugas ini dengan sangat baik. Anggap saja ini ujian untukmu,” sahut salah satu pria di ruangan itu dengan cepat. Mendengar jawaban itu membuat sang pria bertambah bosan, ia tak tahu jika menjadi seorang pemimpin keluarga sungguhlah berat, dan sialnya ia tak mempunyai satu orang pun saudara yang bisa menggantikannya. Tiga pria berjas hitam yang sejak tadi ada di sana juga diam, mereka juga tak tahu alasan pemimpin organisasi Golden Snake menginginkan kematian keluarga itu, yang mereka tahu pemimpin utama dan pemimpin cabang sudah mendiskusikan ini sejak lama, dan sialnya juga pelaksaan dari rencana besar ini baru digenapi sekarang. “Baiklah … aku akan melakukan tugas ini dengan perlahan-lahan.” “Kami sarankan jangan terlalu banyak membuang waktu, jika pemimpin utama sudah keluar dari sarangnya, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.” “Aku mengerti, pergilah dari sini dan jangan datang lagi.” “Kau mengusir kami?” tanya salah seorang dari ketiga pria tersebut. “Katakan kepada markas pusat agar tidak terlalu ikut campur dalam masalah ini. Aku ingin bermain-main terlebih dahulu, dan aku juga tak ingin diganggu.” Setelah ucapan pria itu selesai, ketiga pria lainnya segera pergi. Mereka harus segera kembali ke markas pusat Golden Snake, dan melaporkan segala sesuatu yang terjadi di tempat penyelidikan mereka. Setelah ketiganya pergi, pria dengan rambut panjang sebahu itu berdiri, ia kemudian melangkah ke dekat perapian, lalu membuang berkas yang tadi sempat ia baca. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya, dan jujur saja ia tak sabar untuk memulai permainannya. Pria itu adalah Grezlie Xrezone, pemimpin keluarga Xrezone yang baru, dan merupakan keluarga cabang dari organisasi Golden Snake. Grezlie kini berumur tiga puluh tahun, ia tumbuh dengan baik walau tanpa kasih sayang seorang ibu. Pekerjaannya hanya mengurusi masalah keluarga dan juga perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, ingatlah … perusahaan itu hanya topeng, yang sesungguhnya terjadi benar-benar di luar batas, dan Grezlie tak terlalu ambil pusing tentang masalah tersebut. Di saat Grezlie sedang termenung, ia dikagetkan dengan selembar foto yang tanpa sengaja selamat dari berkas yang tadi ia lemparkan, pria itu menatap foto tersebut dengan saksama dan cukup merasa kaget. Sepertinya ia akan memulai permainannya dari hal itu, dan dengan kejadian seperti ini ia bisa membuat permainan semakin seru. Merasa dirinya di atas awan, Grezlie segera membawa foto tersebut dan menyimpannya di dalam salah satu buku tebal, lalu meletakkan buku itu pada tumpukan buku lainnya. Pria itu bersium-siul riang karena rasa bahagia. “Permainan akan segera dimulai,” ujar Grezlie yang kini memutuskan untuk berbaring di atas ranjang. Ia akan segera bertugas pada salah satu wilayah kekuasaan Golden Snake besok, dan jujur sana dirinya merasa tak sabar. Di sana ia akan bertemu dengan wanita di dalam foto, dan di sana pula ia akan menemukan sesuatu yang membuatnya semakin hidup. Ketika Grezlie sedang berbaring, ia menatap langit-langit ruangan. Dirinya kembali memikirkan wanita kesayangannya, dan sekarang rasa rindu bercampur dengan rasa sakit. “Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja? Sudah belasan tahun berlalu dan selama itu pula kami tidak bertemu.” Grezlie kembali duduk, ia kemudian membuka laci pada meja di sebelah ranjang, dengan cepat pula ia meraih sebuah kotak berwarna hitam. Kotak itu berukuran sedang, beranya juga ringan. Dan di dalam sana ada banyak sekali rahasia yang selama ini dirinya simpan. Tok … Tok … Tok … Suara ketukan pintu membuat Grezlie sejenak terdiam, pria itu lekas menyimpan kotak itu dan segera melangkah ke arah pintu kamarnya. Biasanya orang yang akan mengetuk pada jam seperti in i adalah sang ayah, dan ia juga berharap itu bukan hanya sapaan ‘selamat malam’, tahu ucapan ‘selamat tidur dan bermimpi indah’. Grezlie yang kini sudah ada di depan pintu kamar segera membuka pintu tersebut, ia menatap seorang pria tua yang ada di hadapannya. “Ayah, ada apa?” tanya Grezlie. “Grezlie, berikan Ayah seorang cucu. Dan juga kau harus menjadikan anak itu sebagai pemimpin keluarga Xrezone selanjutnya.” “Apa ayah gila? Bagaimana aku bisa memberikan ayah cucu?” Zinan yang mendengar ucapan putranya terlihat agak tak peduli, ia kemudian membelakangi Grezlie dan melangkah keluar dari ruangan itu. “Ayah rasa, selain di Amerika, kau juga cukup menjadi pujaan wanita di negara lain. Berikan Ayah cucu,” ujar Zinan yang sudah melangkah lebuh jauh lagi. “Dia memulai masalah dengan meminta seorang cucu. Benar-benar tipikal orang tua yang nyaris mati,” gumam Grezlie jengkel.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN