Lagi, Ziona menghela nafas dalam, baru menyadari kalau otaknya terlalu dangkal. Ziona pikir alasan Victoria tidak merestui hubungannya dengan Noah hanya karena dirinya seorang anak yatim piatu, ternyata jauh lebih dalam daripada itu!
‘Status sosial keluarga kami jauh lebih tinggi dari yang bisa kamu bayangkan!’
Itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh Victoria beberapa tahun yang lalu dan kini Ziona memahami artinya sepenuhnya karena dirinya memang tidak layak bersanding dengan keluarga Linford yang status sosialnya begitu tinggi! Damn!
Ziona bagaikan gadis yang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin alias mustahil! Menikah dengan Noah yang adalah ahli waris tunggal keluarga Linford? Dalam mimpi pun Ziona tidak berani berharap!
Saat itu juga rasa kesal merasuk ke dalam hati Ziona, merasa Noah mempermainkannya. Membohonginya.
Bagaimana bisa dulu Noah bersikap seperti pria miskin? Padahal harta keluarganya melimpah ruah! Wajar jika Ziona tidak sadar bahwa status sosial mereka berbeda jauh kan? Karena Noah selalu bersikap seperti orang miskin yang kekurangan uang!
Lagi, Ziona mendesah berat, heran bagaimana mungkin dirinya kembali bertemu dengan Noah setelah berhasil melarikan diri selama 2 tahun terakhir. Padahal Ziona sudah pindah kota, apakah itu artinya Ziona harus pindah ke negara yang lebih jauh?
Kepala Ziona masih berdenyut pusing saat telepon kantornya berbunyi. Telepon dari ruangan Noah. Mau apalagi pria itu? Ahh! Ziona lupa kalau dirinya sekarang adalah sekretaris pria itu karena Stanley, atasan Ziona yang sebelumnya telah menyerahkan dirinya dengan sukarela, wajar jika Noah menghubunginya!
Ziona berdeham, mencoba bersikap wajar.
“Ya, Mr. Linford? Ada yang bisa saya bantu?”
“Ke ruangan saya sekarang!”
Nada perintah yang dilontarkan oleh Noah membuat Ziona sempat tertegun sejenak.
Beruntung tidak lama kemudian Ziona kembali tersadar dan menjawab tegas, sebelum kena omelan lebih lanjut!
“Baik!”
Ziona mengetuk pintu ruangan Noah yang dijawab oleh nada tegas pria itu.
“Masuk!”
Ziona menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, berharap Noah tidak mempersulit pekerjaannya karena apa yang pernah terjadi di masa lalu!
“Anda memanggil saya? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Ziona formal.
“Duduklah!” perintah Noah sambil menunjuk ke arah sofa yang berada di tengah ruang kerjanya. Meski ragu, tapi Ziona tetap menurutinya.
Noah bangkit dari kursi kebesarannya dan melangkah ke arah sofa, mendekati Ziona membuat jantung gadis itu berdebar. Tidak bisa dipungkiri kalau ketampanan Noah terlihat semakin sempurna, dengan aura dewasa yang dimilikinya membuat pria itu terlihat semakin seksi! Damn!
‘Fokus, Ziona! Jangan ingat masa lalu!’ batin Ziona, frustasi karena salah fokus pada ketampanan mantan kekasihnya!
“Aku ingin kamu memberiku penjelasan lengkap tentang aktivitas perusahaan selama 2 tahun terakhir berdasarkan laporan yang aku terima pagi ini. Menurut Stanley, kamu bisa menjelaskan setiap detailnya.”
Ucapan Noah membuat Ziona lega campur kecewa.
Lega karena Noah tidak mengungkit tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu.
Namun juga kecewa karena Noah terlihat jelas sudah melupakan apa yang pernah terjadi di antara mereka dulu. Mungkin bagi Noah, itu adalah kenangan pahit yang tidak perlu diingat kembali, terlebih ucapan Ziona pasti melukai hati pria itu! Bahkan mungkin saja Noah masih membencinya hingga sekarang, tidak heran kalau pria itu bersikap dingin!
“Baik, saya akan menjelaskannya sebaik mungkin.”
Dan selama 2 jam ke depan, mereka sibuk berdiskusi mengenai masalah pekerjaan. Tidak ada ruang untuk masalah pribadi atau masa lalu!
Noah menatap kepergian Ziona dalam diam.
Sejak tadi, mereka hanya fokus pada pekerjaan. Jujur, itu hal tersulit yang harus Noah lakukan karena sejak awal melihat gadis itu bibirnya sudah gatal ingin bertanya mengenai segala hal tentang Ziona!
Meski telah berpisah selama 2 tahun, tapi Noah masih sering berpikir tentang Ziona. Bertanya-tanya tentang keadaan gadis itu.
Dimana Ziona berada?
Apakah Ziona sudah menikah? Atau bahkan sudah memiliki anak?
Apakah Ziona bahagia setelah putus darinya?
Dan masih banyak pertanyaan lain di hati Noah, namun pertanyaan itu enggan keluar dari bibirnya. Terus tertahan di tenggorokan! Entah kenapa Noah merasa takut, tidak siap mendengar jawaban Ziona.
Apakah Noah bisa menerima saat Ziona tetap bahagia tanpanya? Atau sebaliknya?
Noah mendesah berat, masih tidak menyangka akan kebetulan yang terjadi. Setelah dirinya berusaha keras melupakan Ziona, meski tanpa hasil, kini mereka malah kembali dipertemukan membuat Noah semakin sulit melupakan gadis itu!
Beda halnya dengan Noah, Ziona hanya bisa memegang dadanya yang berdebar kencang. Sejak tadi dirinya berusaha keras bersikap biasa meski jantungnya bertalu-talu, sudah sekian lama mereka tidak bersama sedekat ini. Tidak heran kalau Ziona merasa gugup!
“Jangan berpikir macam-macam, Zi. Buang jauh-jauh perasaan itu! Sekarang kamu tau seberapa besar perbedaan status antara kalian berdua. Sadar! Hubungan kalian tidak mungkin berhasil!” gumam Ziona, berharap dengan begitu hatinya tidak lagi berharap terlalu jauh. Tidak lagi berharap hal yang tidak mungkin terjadi, apalagi Ziona sudah menyakiti hati Noah!
Beberapa jam kemudian…
Ziona merenggangkan tubuhnya yang pegal, perlahan Ziona mengusap tengkuk lehernya yang terasa kaku. Wajar, mengingat sejak tadi begitu banyak pekerjaan yang harus ditanganinya, bahkan saking sibuknya, Ziona belum sempat makan malam! Padahal sekarang sudah jam 8 malam! Tidak heran kalau perutnya berdemo minta diisi!
Ziona mematikan computer dan mengambil tas kerjanya, langkahnya terlihat lunglai, tanda kalau tubuhnya begitu lelah.
Ziona baru saja tiba di lobby kantor saat langkahnya berhenti mendadak. Seorang supir keluar dari pintu pengemudi dan membuka pintu belakang, menampilkan Noah yang sedang duduk di dalam mobil mewah tersebut.
“Masuklah, aku akan mengantarmu pulang.”
Ziona tertegun, tidak menyangka kalau Noah akan mengatakan hal itu, padahal sejak tadi mereka sudah berusaha bersikap biasa, bagaikan dua orang yang tidak saling mengenal dan baru bertemu pertama kali hari ini, tapi kenapa sekarang malah ingin mengantarnya pulang? Apa Noah tidak takut ada orang kantor yang curiga?
Meski sebagian besar karyawan sudah pulang, tapi mungkin ada beberapa orang yang lembur sepertinya kan? Dan yang pasti security kantor serta supir pribadi Noah pasti curiga dan bertanya heran meski hanya berani dalam hati!
“Eh, terima kasih atas tawarannya, tapi rasanya tidak perlu, saya bisa pulang naik taksi.”
“Masuklah!” tegas Noah, seolah tidak mendengar penolakan Ziona.
Ziona mendesah, sadar kalau Noah bukan menawarkan, tapi memberi perintah! Ya sudahlah turuti saja!
Sepanjang perjalanan hanya ada hening, hingga keheningan itu dipecahkan oleh suara perut Ziona yang meronta kelaparan membuat wajahnya memerah malu seketika.
“Maaf,” cicit Ziona.
“Kamu belum makan malam?”
Gelengan kepala Ziona membuat Noah mengernyit, matanya melirik ke arah jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah jam 8 malam dan gadis itu belum makan? Pengetahuan itu membuat Noah sedikit kesal karena Ziona seolah tidak peduli dengan kesehatannya sendiri, padahal gadis itu memiliki sakit lambung kronis!
“Kita mampir ke restoran biasa, Pak!” perintah Noah pada supirnya.
“Baik, Tuan.”
“Eh, tidak perlu, saya…”
Ziona tidak sempat melontarkan penolakannya saat Noah meliriknya dengan tajam membuat kalimat penolakan apapun yang hendak diucapkan oleh Ziona langsung lenyap! Terbang entah kemana!
Lagi, suasana di d******i oleh hening hingga tanpa sadar Ziona jatuh terlelap, padahal mereka sudah tiba di restoran yang dituju!
“Kita sudah sampai, Tuan,” beritahu sang supir yang bernama Gerald.
Noah menempelkan telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan agar Gerald tidak bersuara, Noah tidak ingin membuat Ziona yang tampak lelah, terbangun.
Noah menunduk, pelan tapi pasti, pria itu bergeser mendekati Ziona, sengaja memberikan bahunya agar Ziona bisa bersandar lebih nyaman padanya.
‘Setelah sekian tahun berlalu, kenapa aku masih mencintaimu? Bahkan setelah kamu pergi meninggalkanku dengan kata-kata menyakitkan, aku tetap tidak bisa melupakanmu!’ batin Noah sambil menatap wajah Ziona yang sedang terlelap.
Noah baru hendak membelai rambut Ziona yang sedikit berantakan saat ponsel di saku jasnya berdering membuat pria itu mengumpat pelan karena Ziona langsung terbangun! Ponsel sialan! Padahal Noah sedang asyik menatap wajah cantik Ziona setelah gadis itu menghilang dari hadapannya!
Noah berdeham dan menonaktifkan ponselnya, tidak peduli siapa yang meneleponnya barusan. Tidak penting. Lebih penting menikmati kebersamaannya dengan Ziona!
“Kita sudah sampai di restoran. Setelah makan malam, aku akan mengantarmu pulang.”
Ziona hanya bisa mengangguk, sadar kalau itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan, jadi lebih baik menurut!
Namun Ziona hanya bisa merutuki keputusannya karena saat itu pula dirinya sadar kalau kenangan masa lalu yang berusaha dikuburnya dalam-dalam kini kembali meronta keluar dan menerobos masuk ke dalam benaknya.
Kenangan yang membuat hati Ziona rapuh dan kembali berharap akan hal yang mustahil!