Cowok Emang Nggak Peka!

1671 Kata
Ziona mengerutkan kening, menyadari atmosfer tidak menyenangkan yang hadir di meja makannya. Apalagi wajah Noah terlihat sangat kesal! Berbeda jauh dengan David yang tampak santai. Hah, rasanya Ziona sudah bisa menebak apa yang terjadi. David pasti sudah memulai rencananya tanpa sepengetahuan Ziona! Entah apa yang pria itu katakan hingga Noah terlihat begitu marah! Rasanya besok Ziona harus bersiap untuk kembali menghadapi sikap ketus Noah! Semoga saja dirinya bisa bertahan. Dan semoga saja Noah tidak kembali mempersulitnya dengan memintanya mengerjakan hal yang tidak masuk akal! Seperti beberapa waktu lalu. Ziona tidak ingin kembali menjadi pasien. Muak mencium aroma rumah sakit! “Hmm… aku tidak tau kalau kamu bisa memasak seenak ini,” puji David sambil bersandar kekenyangan. Terlihat puas dengan makan malamnya. “Ini benar-benar pujian atau hanya sekedar basa-basi?” Tawa David meledak mendengar pertanyaan Ziona. “Tentu saja pujian, Zizi sayang! Kamu tau sendiri kalau aku bukan orang yang suka berbasa-basi!” kekeh David. “Well, terima kasih kalau begitu.” Noah memberengut, kesal karena Ziona sama sekali tidak protes saat David memanggilnya dengan sebutan ‘Zizi sayang’ membuat hatinya bertanya-tanya. ‘Kenapa Ziona tidak protes saat David memanggilnya seperti itu? Apakah hubungan mereka berdua memang sedekat itu? Apakah mereka masih memiliki perasaan satu sama lain? Mungkinkah?’ batin Noah. ‘Tentu saja mungkin! Tapi tidak masalah, aku akan berusaha keras agar David tidak memiliki kesempatan untuk bersama Ziona!’ tambah Noah lagi, penuh tekad. “Noah?” panggil Ziona dengan kening mengernyit. Heran dengan tingkah bossnya yang sibuk merenung, entah memikirkan apa! “Ya?” jawab Noah, sedikit kaget hingga pikirannya yang merajalela langsung raib! “Apakah masakanku sesuai dengan seleramu?” “Not bad. Aku tidak menyangka kamu bisa masak karena seingatku dulu kamu lebih memilih bekerja lembur di kantor daripada harus masuk dapur!” balas Noah tanpa dosa, hanya mengungkap kenyataan di masa lalu. Ziona mendesah dalam hati. Menyesal karena berharap Noah akan memujinya seperti yang David lakukan. Sepertinya Ziona memang terlalu berharap! Beda halnya dengan David, pria itu hanya memutar bola matanya dengan malas. Heran kenapa Noah tidak peka? Kenapa Noah mengucapkan hal seperti itu? Bukannya pujian? Terpaksa David harus mengakui kalau kaumnya alias kaum pria memang tidak peka dan cenderung menyebalkan! Tidak heran banyak wanita yang merajuk! Ziona hanya mengangguk dengan wajah muram membuat Noah bingung. Tidak paham dimana letak kesalahannya hingga membuat raut wajah Ziona berubah seketika. “Apa aku salah bicara?” “Tidak. Ucapanmu memang benar,” jawab Ziona sambil mengulas senyum tipis. Noah mengangguk, bingung harus merespon apa lagi. Otaknya saat ini sedang dipenuhi berbagai macam pikiran. Sibuk memikirkan rencana untuk memenangkan hati Ziona. “Baiklah, rasanya lebih baik aku pulang sekarang. Bukankah kamu tadi bilang mau istirahat secepatnya?” “Hmm…” “Kamu pulanglah lebih dulu, masih ada yang ingin aku bicarakan dengan Zizi,” ucap David cepat saat Noah mengalihkan pandangan padanya. “Tapi Ziona ingin istirahat!” “Tidak apa, Noah. Aku yakin David tidak akan lama,” bela Ziona membuat Noah bungkam. Tidak memiliki kesempatan lagi untuk menyeret David pulang! Bagaimana tidak? Jika sang empunya rumah saja sudah mengizinkan, percuma jika Noah tetap memaksa David pulang kan? Dirinya tidak memiliki hak untuk mengusir David. Tidak untuk saat ini! Tapi Noah akan berjuang untuk memiliki hak itu dalam waktu dekat! “Baiklah, sampai jumpa besok di kantor.” “Hmm, okay.” Sepeninggalan Noah, Ziona langsung memukuli David. Tidak kencang, namun tetap membuat pria itu terlonjak kaget. Tidak siap dengan serangan tiba-tiba yang dilancarkan oleh Ziona! Tidak heran kalau David hanya bisa pasrah tanpa ada kesempatan untuk menghindar apalagi melawan! Lagipula David sadar kenapa Ziona bertindak seperti itu. Pasti karena akting mendadaknya tadi di hadapan Noah, yang menyiratkan kedekatan mereka dan membuat Ziona tidak siap! “Bagaimana bisa kamu mengungkit soal ‘kencan’ kita dulu secara tiba-tiba tanpa mendiskusikannya dulu denganku?!” omel Ziona membuat David nyengir. “Akting mendadak akan jauh lebih natural daripada yang direncanakan, Zi! Lagipula kamu berimprovisasi cukup baik,” kekeh David tanpa rasa bersalah membuat Ziona berdecak. Percuma berdebat dengan David, pria itu memang pandai bicara! Ada saja alasan yang dilontarkannya! Keterlaluan! “Lalu apa saja yang kalian bicarakan tadi saat aku berada di dapur? Kenapa wajah Noah tampak kesal seperti itu?” “Mau tau aja atau mau tau banget?” goda David, matanya berkedip genit. “Jawab saja pertanyaanku! Apa perlu aku membawa pisau? Kamu pasti tau kalau sekarang aku sangat mahir bermain dengan pisau kan?” ancam Ziona sadis. David mengangkat tangan, meski sadar kalau itu hanya sekedar ancaman tanpa realisasi, tapi tetap saja terdengar menakutkan! Pisau? Siapa pula yang mau bermain-main dengan pisau? Lebih baik menyerah kalah dan mengatakan apa yang ingin Ziona ketahui! Pada akhirnya David menceritakan apa saja obrolannya dengan Noah, tanpa terkecuali. Tidak ingin lagi diancam oleh pisau! Takut Ziona khilaf dan nyawanya melayang! “Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu? Sekarang Noah pasti akan berpikir kalau kita memiliki hubungan khusus!” keluh Ziona. David berdecak, heran dengan respon Ziona. “Kita memang memiliki hubungan khusus! Kamu kan sudah setuju dengan rencana kita! Jadi sekarang kita adalah sepasang kekasih meski hanya pura-pura!” “Apakah kita benar-benar harus melakukan hal itu?” tanya Ziona, kembali gelisah. Tidak yakin dengan rencana David. “Tentu saja harus! Aku yakin kalau tebakanku tidak salah! Apalagi tadi saat berbincang dengan Noah, aku jadi semakin yakin! Pria itu bahkan memperingatiku untuk menjauhimu! Tidak, itu bukan sekedar peringatan, tapi ancaman! Jika tidak memiliki perasaan padamu, dia tidak mungkin melakukan hal itu!” goda David. Ziona menggigit bibir, merasa malu. Penjelasan David membuat hatinya berbunga-bunga, mekar oleh harapan. Semoga saja tebakan David memang tidak meleset! “Eihh! Tolong jangan berekspresi seperti itu di hadapanku! Aku terbiasa melihat kamu sebagai wanita yang tegas dan menyebalkan, jadi tolong jangan kotori pikiranku dengan ekspresi bagaikan remaja labil begitu!” sungut David separuh menggoda membuat Ziona langsung melempar bantal sofa membuat pria itu terbahak kencang! Sementara itu Noah hanya bisa melempar jasnya dengan kesal ke atas ranjang. Otaknya masih teringat betapa dekatnya David dengan Ziona. ‘Tidak bisa, aku harus segera membuat Ziona kembali padaku!’ batin Noah geram. Sayangnya Noah lupa kalau kenyataan terkadang tidak sesuai dengan rencana! Seperti sekarang contohnya, disaat dirinya sudah bertekad untuk kembali memenangkan hati Ziona, ponselnya malah berdering dari seseorang yang tidak mungkin diabaikan! Damn! Keesokan paginya… Ziona menarik nafas dalam, sibuk berdoa dalam hati. Berharap Noah tidak kembali mempersulitnya hanya karena apa yang David katakan semalam. Setelah memantapkan hati, Ziona kembali melangkah menuju ruang kerjanya. Waktu berlalu dengan cepat. Ziona sibuk menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang, tanpa ada gangguan dari Noah sama sekali. Entah apakah ini pertanda buruk atau baik? Semoga saja pertanda baik! Namun ketenangan di hati Ziona tidak bertahan lama karena saat makan siang Noah masuk ke ruang kerjanya dan mengajaknya makan siang bersama! Ajakan yang membuat jantung Ziona salto kesana kemari seperti sedang bermain trampoline! “Makan bersama?” ulang Ziona, takut salah dengar. “Ya. Kenapa? Kamu tidak mau?” “Bukan begitu, hanya saja saya takut karyawan lain salah paham,” aku Ziona jujur. “Untuk apa pusing memikirkan pendapat orang lain?” Respon Noah yang terdengar begitu santai dan tidak peduli membuat Ziona sedikit kesal. Bukannya apa, jika digosipkan bukankah hanya Ziona yang dirugikan? Karena karyawan lain tidak mungkin berani menjelekkan Noah yang adalah pemilik perusahaan kan? Beda halnya dengan Ziona! Karyawan lain pasti akan langsung menggunjingkan dirinya, bahkan mereka mungkin akan mengatakan kalau dirinya sengaja menggoda Noah! Tidak adil kan? Padahal Noah yang mengajaknya makan bersama! Keterdiaman Ziona membuat Noah mendesah, sedikit banyak dirinya tau apa yang membuat Ziona enggan menerima ajakannya. Terpaksa, Noah mengubah rencana. “Baiklah, aku akan mengajak Mark juga. Jika makan siang bertiga harusnya tidak masalah kan? Aku yakin tidak akan ada yang salah paham!” Ziona mengangguk sambil menyunggingkan seulas senyum, tanda persetujuan. Ya, jika bertiga dengan Mark, dirinya yakin tidak akan ada masalah! Hingga satu hal menyadarkan Ziona, dirinya lupa kalau semalam Mark memergokinya sedang bermesraan dengan Noah! Sial! Bagaimana cara Ziona menghadapi Mark? Ziona malu! Beberapa saat kemudian… Ziona berdiri canggung di samping Noah, menanti kedatangan Mark. Tidak lama kemudian, Mark muncul sambil mengendarai mobil milik Noah. Refleks, Ziona membuka pintu penumpang, berniat mengambil posisi di kursi depan, tepat di samping Mark, hendak membiarkan Noah duduk di belakang seperti biasanya. Bukankah biasanya boss selalu duduk di kursi belakang dengan nyaman? Namun siapa yang menyangka kalau Noah justru menahan pergerakannya dan malah menyeret Ziona untuk duduk di kursi belakang bersamanya? “Mr. Linford, lebih baik saya duduk di samping Mark.” “Jadi kamu lebih memilih duduk di samping Mark daripada di sampingku?” tanya Noah tidak terima membuat Ziona serba salah, sadar kalau kalimatnya membuat Noah salah paham atau yang lebih parahnya lagi membuat Noah tersinggung. Hah! Padahal Ziona tidak bermaksud seperti itu! Dirinya hanya berusaha menjaga jarak agar harapannya tidak berkembang semakin dalam! Menjaga agar bunga harapan di hatinya tidak bertambah mekar! Akan sangat menyakitkan jika harapannya tidak sesuai dengan realita kan? “Bukan begitu, hanya saja…” “Duduklah di sampingku, ada yang ingin aku bahas denganmu!” perintah Noah dengan nada mutlak membuat Ziona bungkam! Tentu saja, jika Noah sudah memberi perintah, apalagi yang bisa Ziona lakukan selain menurutinya? Bukankah perintah boss adalah mutlak? Melawan pun percuma! Dan lagi Ziona bukan orang yang suka berdebat. Dirinya lebih sering mengalah, enggan menguras tenaga hanya untuk perdebatan yang tidak penting! Mark hanya bisa mengulum senyum, menyadari betapa posesifnya Noah terhadap Ziona, seolah wanita itu tidak boleh jauh sedikit pun! Hah! Siapa yang mengira kalau boss yang selama ini terlihat dingin justru bisa seposesif ini pada wanita yang bernama Ziona? Akhirnya setelah bertahun-tahun gunung es itu mencair juga! Syukurlah, Mark sempat berpikir kalau bossnya memiliki kelainan. Untung kecurigaannya tidak terbukti! Ziona terpaksa duduk di samping Noah sambil melempar senyum tipis pada Mark. Tanpa dosa Mark membuat gerakan seolah sedang mengunci bibirnya sambil mengedip genit, tanda kalau insiden ciuman penuh gairah semalam aman di tangannya, tidak akan ada yang tau mengenai apa yang terjadi di ruang kerja Noah semalam! Tindakan yang salah karena membuat wajah Ziona langsung merona malu!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN