“Hei, Zi,” sapa David dengan senyum penuh arti. Matanya mengerling ke arah Ziona membuat gadis itu salah tingkah. Ziona sadar kalau David pasti salah sangka dan bertanya-tanya kenapa Noah mengantarnya pulang, hanya berduaan pula, tanpa supir!
“Hei, tumben nggak kasih kabar kalau mau datang?” balas Ziona, mengabaikan godaan David meski pria itu hanya mengungkapkannya melalui pandangan mata!
“Rencananya aku mau ajak kamu makan malam diluar. Kamu pasti belum makan kan?” tebak David jitu.
“Kok tau?”
“Aku tidak mungkin tidak tau kebiasaan wanita yang aku sukai kan?” goda David sambil mengedip genit membuat tangan Noah terkepal erat karena menahan gejolak emosi di dalam dadanya. Untung akal sehatnya masih berfungsi, jika tidak, Noah pasti akan langsung melayangkan tinjunya dan menghajar David!
“David!” tegur Ziona, tidak siap dengan respon pria itu.
Demi Tuhan, Ziona bukan aktris. Tidak heran kalau disuruh akting mendadak seperti ini dirinya jadi bingung. Tidak tau bagaimana cara mengimbangi akting lawan mainnya!
Setidaknya Ziona perlu waktu untuk mempersiapkan diri!
“Kenapa? Aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya!”
“Sudahlah, aku lelah. Lebih baik kalian berdua pulang. Aku lebih memilih makan di rumah daripada di luar. Okay?” usir Ziona halus, sengaja mengalihkan pembicaraan karena bingung bagaimana harus merespon ucapan David.
Sayang, David tidak peka. Atau bukan tidak peka, tapi pria itu memang sengaja ingin memancing keributan! Sengaja membuat Noah jengkel. Sengaja ingin melihat bagaimana respon Noah atas apa yang akan diucapkannya sebentar lagi.
“Makan di rumah? Kamu mau masak?”
Ziona mengangguk membuat David bertepuk tangan riang. Ziona mengernyit. Tidak paham kenapa David bisa seriang itu? Aneh!
“Kebetulan! Sejak dulu aku ingin mencoba masakanmu tapi selalu gagal! Akan sangat menyenangkan kalau kamu bersedia memberi kesempatan agar aku dapat mencicipi masakanmu!” pinta David sambil mengatupkan kedua tangannya, tanda memohon.
“Tapi…”
“Ayolah! Saat berkencan dulu aku belum sempat mencicipi masakanmu. Tidak ada salahnya kalau malam ini kamu berbaik hati padaku kan? Lagipula aku sudah kelaparan!” ucap David mengiba, sengaja memegang kedua perutnya dengan pandangan memelas. Seolah pria itu belum makan selama berhari-hari!
Tentu saja dengan kalimat yang sengaja memancing emosi Noah, mengingatkan pria itu kalau dirinya dan Ziona pernah ‘berkencan’!
Ziona mendesah lelah, menyadari kalau David tidak bisa ditolak. Jadi daripada pria itu terus merengek seperti kaset rusak dan membuat telinganya berdenging, lebih baik mengabulkannya! Anggap saja memberi makan orang yang terlantar di pinggir jalan!
“Baiklah! Tapi jangan protes jika masakanku tidak sesuai dengan seleramu!”
“No problem! Apapun yang kamu masak aku pasti akan menyukainya!”
Ziona mencibir dan menoleh ke arah Noah yang masih terdiam dengan wajah kesal. Sejak tadi David selalu memonopoli pembicaraan membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk berkata-kata. Menyebalkan!
“Thanks karena telah mengantarku pulang, Noah. Kamu pasti lelah. Hati-hati di jalan.”
Noah mengerjap. Ucapan Ziona seolah menyiratkan pengusiran secara halus. Noah tidak terima! Dirinya tidak mungkin diam saja saat mengetahui kalau David dan Ziona akan makan malam berduaan tepat di depan matanya kan? Itu artinya sama saja melepas Ziona secara cuma-cuma ke tangan David! Tidak, Noah tidak sebodoh itu! Dirinya tidak akan memberikan peluang bagi David untuk berduaan dengan Ziona!
“Aku juga ingin mencicipi masakanmu!” tegas Noah, menolak pulang dan langsung menarik Ziona, meminta gadis itu membuka pintu. Tidak ingin diusir.
“Tapi…”
“David boleh mencicipi masakanmu, kenapa aku tidak?” sela Noah tajam membuat Ziona menghela nafas lelah. Pusing dengan sikap kekanakkan Noah yang tidak mau kalah!
Tidak ada pilihan lain, daripada berdebat yang hanya akan menghabiskan energinya, lebih baik diam. Ziona hanya bisa berharap setelah makan malam kedua pria itu bisa segera pergi dari rumahnya dan membiarkannya istirahat!
“Kalian duduklah. Aku mau mandi dulu. Okay?” ucap Ziona saat mereka sudah masuk ke ruang tamu rumahnya yang mungil.
Sepeninggalan Ziona, David memperhatikan Noah yang terlihat memberengut kesal. Sekian menit berlalu dalam keheningan. Tampak jelas kalau pria itu tidak ingin membuka pembicaraan! Terpaksa David yang mengalah dan memulai obrolan!
“Kenapa malam ini kamu bisa mengantar Ziona pulang?” selidik David.
“Bukan urusanmu!”
“Segala hal yang berhubungan dengan Zizi termasuk urusanku!”
Noah melirik David dengan ganas, tapi anehnya pria itu tidak terlihat takut. Masih tampak santai seperti awal. Tidak gentar meski tatapan mata Noah terlihat berbahaya dan penuh ancaman! Seolah siap menerkam siapapun yang mengusiknya!
Serius, Noah tidak suka dengan cara panggilan David pada Ziona. Zizi. Bukankah panggilan itu terdengar terlalu akrab? Dan lagi apa maksud dari ucapan pria itu? Kenapa segala hal yang berhubungan dengan Ziona bisa menjadi urusannya? Tidak heran kalau Noah merasa kesal campur cemburu!
Noah mengerjap, menyadari kata hatinya barusan. Cemburu? Benarkah dirinya cemburu? Tentu saja benar! Ya, sekeras apapun Noah menyangkal, hatinya memang masih memiliki perasaan pada Ziona! Tidak heran kalau Noah tidak suka dengan keberadaan David! Pria itu sejak awal selalu menjadi ancaman dan saingan dalam memperebutkan hati Ziona!
Meski Noah masih merasa marah dengan tindakan Ziona dulu yang memutuskannya secara tiba-tiba dengan alasan yang membuatnya sakit hati, tapi Noah tidak bisa menyangkal kata hatinya sendiri. Dirinya memang masih mencintai Ziona!
Usahanya untuk melupakan Ziona selama beberapa tahun ini sia-sia belaka!
“Sejak kapan Ziona menjadi urusanmu?”
“Sejak kami bertemu beberapa waktu lalu!” balas David enteng.
“Kamu…”
“Apa yang kalian berdua bicarakan?” sela Ziona sambil mengangkat alis, menyadari atmosfer menegangkan di antara kedua pria tersebut.
Noah menoleh dan mengumpat dalam hati saat melihat Ziona tampak lebih segar dan menggoda, terlebih dengan rambut basah seperti itu! Damn! Andai tidak ada David, Noah pasti akan melanjutkan ciuman yang terganggu di kantor tadi akibat ulah Mark!
Noah berdeham, memaksa pikirannya agar tidak semakin m***m.
“Tidak, hanya obrolan tidak penting!” balas Noah membuat David mencibir, namun malas protes. Tidak ingin berdebat dengan pria yang sedang dibakar oleh api cemburu! Oh, bukan tidak ingin, tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk berdebat!
David akan mencari waktu yang tepat untuk kembali menyiram bensin ke dalam hati Noah yang sedang terbakar api cemburu!
Ya, dirinya bukan pria bodoh. David sangat amat yakin kalau Noah memang cemburu. Terlihat jelas dari sikapnya, ucapannya, tatapannya. Pokoknya semuanya!
“Baiklah, silahkan lanjutkan obrolan kalian. Aku masak dulu.”
“Okay, jika perlu bantuan, kamu bisa memintanya padaku kapanpun, Zi,” balas David sigap, berusaha menjadi pria yang siaga.
“Thanks!”
Tepat setelah Ziona menghilang menuju dapur, Noah kembali memandang David dengan tajam. Ingin mencari tau apa maksud David sebenarnya. Apa benar pria itu ingin kembali memiliki Ziona? Jika iya, Noah tidak akan pernah mengizinkannya!
“Sebenarnya apa maksudmu dengan kembali mendekati Ziona?”
David mengangkat alis saat mendengar pertanyaan Noah.
“Kembali mendekati Ziona? Tidak salah? Sejak dulu kami memang dekat! Hanya jarak saja yang membuat kami harus berpisah! Jika bukan karena LDR, aku dan Zizi tidak akan pernah berpisah!” dusta David lancar.
“Kamu…”
“Tapi tidak masalah, lagipula itu sudah menjadi masa lalu dan yang terpenting sekarang aku kembali bertemu dengan Zizi. Beruntung wanita itu masih single dan belum memiliki kekasih, jadi aku punya kesempatan untuk kembali bersamanya,” sela David.
“Jangan harap!” ketus Noah membuat David nyengir tanpa dosa.
“Aku tidak berharap, tapi aku yakin kalau Zizi akan kembali menerimaku.”
“Dan aku tidak akan membiarkannya!”
“Kenapa? Kalian sudah berpisah sejak lama, jadi kamu tidak punya hak untuk melarang Zizi!” ejek David membuat Noah lepas kendali.
Dengan marah pria itu meraih kerah kemeja David. Persetan dengan akal sehat! Tampak jelas rahang Noah yang mengeras, tanda emosi sedang menguasai hatinya.
“Aku tidak akan pernah membiarkan kamu kembali masuk ke dalam hubunganku dengan Ziona untuk yang kedua kalinya. Lebih baik urungkan niatmu atau kamu akan menyesalinya!” ancam Noah dengan suara rendah yang terdengar berbahaya hingga bisa membuat siapapun meremang ketakutan, tapi tidak dengan David!
Pria itu malah bersorak girang meski hanya dalam hati! Senang karena Noah mengakui kalau dirinya masih memiliki perasaan untuk Ziona! Entah pria itu sadar atau tidak dengan ucapannya barusan, tidak penting. Yang penting David tau bagaimana perasaan Noah yang sebenarnya! Dan itu berarti dirinya memiliki peluang besar untuk menang taruhan!
Meski Noah tidak mengatakannya secara terang-terangan dengan kalimat ‘Aku menyukai Ziona’, tapi bukankah ucapan dan tindakan Noah menyiratkan hal itu secara jelas?
“Kita lihat saja nanti! Tidak ada yang bisa melarangku. Termasuk kamu!” respon David sambil melepaskan cengkeraman tangan Noah pada kerah kemejanya.
Bukan hal yang mudah karena Noah seolah mengerahkan seluruh tenaganya, tapi David juga tidak ingin terlihat lemah! Meski sulit, tapi pria itu berhasil melepaskan diri.
David berdiri, hendak menyusul Ziona ke dapur, namun baru dua langkah, pria itu berbalik dan mengucapkan kalimat yang membuat emosi Noah kembali memuncak!
Ucapan yang membuat Noah hampir melayangkan tinjunya ke wajah David!
Ucapan yang membuat Noah ingin melenyapkan David agar pria itu tidak lagi menjadi duri dalam hubungannya dengan Ziona!
“Biarkan Ziona yang memilih. Kita lihat saja siapa yang akan memenangkan hatinya! Bahkan jika harus bersaing denganmu pun, aku tidak takut!” tantang David dengan senyum mengejek yang membuat emosi Noah kian menggelegak!
Merasa tertantang dan diremehkan di saat yang bersamaan!
Noah belum sempat merespon saat rivalnya sudah kembali melanjutkan langkah menuju dapur. Sengaja meninggalkan Noah yang sedang sibuk meredam emosinya karena ucapan yang dilontarkan oleh David! Dasar pria sialan!
Noah akan buktikan kalau dirinya akan menjadi pemenang dan berhak memiliki Ziona!