chapter 02

1038 Kata
Begitu kaget nya yue jie melihat hal itu, di dunia nya, seorang polisi juga harus mengetahui ada tidak nya racun di dalam makanan maupun minuman mereka. Bukan hal baru bagi lily jika melihat racun di dalam obat itu, saat lily masih menjadi polisi juga selalu di uji, selalu ada racun di makanan dan minuman nya. "Maafkan saya nona, saya teledor, sampai tak tahu jika ada racun di dalamnya" Ucap yue jie dengan rasa ketakutan Lily melihat ketakutan dimata yue jie, lily tersenyum"tak apa, jangan takut, mulai sekarang, harus hati-hati, makanan dan minuman harus di tes terlebih dahulu,"pinta lily "Baik nona" Jawab yue jie "ya, karena aku tidak ingat apa-apa, dan aku bosan di sini, apa kau mau menemani ku" Ucap lily "Baiklah nona, saya akan menemani nona" Ucap yue jie Lily turun dari tempat tidurnya, dan yue jie memakai kan sepatu dan mereka pun berjalan menuju keluar, lily berjalan di depan sedangkan yue jie berjalan di belakang. "Tunggu, kenapa kamu berjalan di belakang, berjalan lah di samping ku" Ucap lily dengan nada kesal "Maaf nona, tapi pelayan tak boleh berjalan beriringan dengan junjungannya" Jawab yue jie "Dengar, jangan anggap aku sebagai junjungan mu mulai sekarang, anggap aku sebagai saudari mu, kita sama-sama makan nasi, lalu apa yang membedakan kita" Tegas lily "Yang membedakan adalah status, kau seorang nona muda kedua dari kediaman Qu, sedangkan dia hanya pelayan" Sela seorang pemuda yang tinggi, lumayan tampan. lily membalikkan badannya, melihat siapa yang berbicara begitu padanya,lily menatap datar pemuda itu, menyipitkan matanya, seperti sedang menyelidiki seorang penjahat, "Siapa kamu? Kenapa menyela perkataan ku? " Tanya lily "Kamu tidak ingat kakak mu ini adik" Ucap pemuda itu, pemuda itu adalah tuan muda di kediaman Qu, Qu xiao zhang, "Kakak? Kamu kakak ku? Tapi kamu tak pantas menjadi kakak ku" Ketus lily, memutar bola matanya jengah "Lalu aku pantas menjadi siapa mu? " Tanya Qu xiao zhang "Pantasnya menjadi kekasih ku, hahahh" goda lily dengan cengengesan "Benar kah, jika kakak mu pantas menjadi kekasih mu, lalu aku pantas menjadi apa" Sela seorang pemuda, kali ini pemuda nya memakai jubah ala seorang pangeran mahkota. "Siapa lagi kamu? Hah, kenapa banyak sekali pemuda yang mengganggu ku, ayo yue jie kita pergi dari sini" Ucap lily dengan megandeng tangan yue jie. "Ada apa dengan jia li ku? Kenapa di seperti itu? " Tanya pemuda itu, dia adalah pangeran mahkota dari Kerajaan huang, bernama huang zi "Adik ku hilang ingatan, karena dia melompat ke dalam danau" Jawab Qu xiao zhang "Hilang ingatan? Bagaimana bisa? Tidak mungkin jia li melakukan hal itu" Pangeran huang zi bergegas menyusul Qu jia li. Lily mengajak yue jie ke sebuah taman yang di penuhi dengan bunga warna-warni. Lily juga memetik beberapa untuk ia jadi kan hiasan di kamarnya. "Yue jie, tolong ambilkan mawar putih itu, dan juga mawar yang lain nya" Ucap lily yang masih sibuk mengambil bunga Tak lama kemudian ada seorang, sengaja mendorong lily hingga kepalanya terbentur ke batu, tak terlalu parah, hanya berdarah sedikit, seorang pemuda yang lain nya melihat itu dan membantu lily bangun. Dia mo huang chang, pangeran ke 3,diantara para pangeran dialah pangeran yang paling rendah hati, baik, cuek dingin, pemberani dan juga pintar, "Oh, terima kasih" Ucap lily Mo huang chang hanya menganggukan kepala, lily melihat Qu xia Mei, dia yang mendorong lily. "Jahat sekali hati mu, aku salah apa kepada mu, kamu ingin membunuh ku? Kenapa tidak kamu tancap kan saja pedang di d**a ku" Marah lily Tak ada orang disana, hanya ada Qu jia li dan Qu xia Mei, pangeran mo huang chang pergi setelah membantu lily, dan yue jie masih sibuk mengambil bunga. "Kenapa kau tidak mati saja, agar aku bisa memiliki pangeran huang zi, kenapa kamu harus hidup kembali" Marah balik Qu xia Mei "Hey, wajah kita memang sama, tapi hati dan juga prilaku kita berbeda, kau jahat, dasar wanita tak punya hati, aku tak mengenal mu, tapi kamu ingin membunuh ku" Ucap lily dengan nada keras, Hingga semua orang dapat mendengar nya, termasuk ayah dan ibu Qu jia li. Mereka pun menghampiri nya, "ya, karena aku ingin memiliki apa yang kau miliki, aku tak puas dengan apa yang ku punya, aku ingin milik mu" Ucap Qu xia Mei "Qu xia Mei, kamu keterlaluan sekali, apa yang kamu lakukan kepada Qu jia li itu sudah keterlaluan, kamu harus mendapatkan hukuman" Marah mentri Qu "Xia Mei, kenapa kamu lakukan ini nak? Jia li itu saudari mu" Tanya nyonya Qu Lily senang karena semua orang memarahi Qu xia Mei, tapi juga kasihan, tapi dia juga harus di beri pelajaran, jika tidak akan menjadi-jadi. "Drama keluarga apa lagi ini? di mana yue jie? Aku tak ingin tinggal di sini lagi, aku ingin pergi dari sini" Ucap lily Nyonya Qu dan mentri Qu berjalan menghampiri lily dan memeluknya, "nak, ini rumah mu, kamu ingin pergi kemana" Ucap nyonya Qu "Ayah berjanji pada mu nak, ini tidak akan terulang kembali, xia Mei akan mendapatkan hukuman" Ucap mentri Qu dengan mengucap kepala Qu jia li Lily melepaskan pelukan itu, "aku bukan anak kalian, Qu xia Mei lah yang anak kalian, " Ucap lily. Ya memang benar jika lily bukan anak mereka, tapi lily menempati raga Qu jia li, putri mereka. "Apa yang kamu bicarakan adik, kamu adalah putri disini, anak ayah dan ibu, dan adik ku, bagaimana bisa kau bilang seperti itu" Marah Qu xiao zhang "Ahkk, kepala ku, sakit" lily berpura-pura pingsan, membuat orang-orang disana menjadi panik, hanya Qu xiao Mei yang menatap hal itu dengan wajah senang dan datar. Semua orang berada di kamar lily, "ini mungkin karena nona muda Jia li tidak meminum obat yang ku berikan" Ucap tabib itu Lily perlahan-lahan sadar dan mendengar hal itu pun marah, lily bangun tapi di tahan oleh ibu nya, tapi tetap bangun dan berjalan menuju tabib itu. "Aku tidak salah dengar, kamu ingin aku meminum obat yang kamu berikan, obat atau racun? " Tanya lily dengan tatapan membunuh "Tentu obat nona " Jawab tabib itu dengan takut. Mereka yang mendengar juga tak percaya, bagaimana bisa, seorang yang biasanya, lemah lembut, tak berani berbicara banyak, dan suka takut jika berbicara di hadapan orang banyak. bisa berbicara kasar seperti itu, bahkan sampai membentak, dan melempar tatapan tajamnya, sungguh mengerikan bukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN