Yasmin terbangun pukul tiga pagi. Saat membuka matanya, dia melihat Rama masih tertidur pulas di sofa bed. Dari sini, Yasmin bisa mengambil kesimpulan, bahwa Rama menepati perkataannya. Lelaki itu tidak macam-macam terhadapnya. Yasmin jadi merasa kalau dirinya yang terlalu berlebihan di sini. Menegakkan tubuh, Yasmin bersandar pada kepala ranjang. Dia kembali melihat ke arah Rama. Suaminya itu terlihat damai sekali dalam tidurnya. Tak mau berlama-lama di sana, Yasmin langsung keluar. Dia akan melaksanakan Tahajud dan lima di antaranya Subuh. Selesai dengan urusannya, Yasmin turun ke lantai bawah, lebih tepatnya di dapur. Bi Ijah sudah siap sedia di sana, seperti hari biasa yang selalu dilalui. “Lhoh, sudah siap aja, Non?" Perempuan itu tersenyum. "Nanti mau berangkat pagi, Bik." "