Bab 15. Malam Pertama

1190 Kata

Suara pak Aksara terdengar santai dan biasa. Namun, sejelas rona wajahnya menyiratkan tidak suka. Aku pun memilih untuk menggeleng. "Nanti saja, Pak," sahutku pelan, sambil memasang fitur mode pesawat pada settingan ponselku. Aku rasa, sebaiknya aku mengangkat panggilan saat sudah di hotel saja, bukan di hadapan pria yang telah sah menjadi suamiku ini. Aku ingin menghormatinya, semampu yang aku bisa. "Kamu panggil aku bapak lagi?" Uh, protes bagian itu lagi, pikirku malas. Sebenarnya tidak ada bedanya kan dipanggil apapun, yang penting aku menghormatinya. Saat aku melirik sekilas ke arah wajahnya, ternyata percakapan ini sangat serius. Aku dibuat bingung sendiri bagaimana cara menghadapinya. "Aku harusnya panggil apa?" tanyaku kemudian, dengan nada selembut mungkin agar dia paham, be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN