Pria jangkung berjenggot tipis itu masih berdiri tenang dengan memandang rumah sederhana di depannya yang dinding temboknya terlihat sudah lusuh. Dan di sudut-sudutnya terlihat saring laba-laba yang jarang dibersihkan. Ia menghela pendek dengan merunduk samar masih mengingat betul bagaimana Syahid mengatakan dengan tegas kalau anaknya itu katanya tidak memiliki seorang ayah membuat ia terdiam membeku. Ia tahu, kalau anak sulungnya itu sedang kecewa padanya karena tidak bisa membantunya saat insiden yang menimpanya yang tidak sengaja menerobos masuk rumah orang. Hanya karena ingin menolong anak kecil yang katanya selalu dianiaya itu. Ia masih belum bertatap muka dengan Syahid setelah perdebatannya tadi malam. Pemuda itu pun sampai sekarang belum pulang ke rumah, entah kemana ia tidur. Mun