"Mama!" Dion berlari menghampiri saat melihat ibunya muncul. "Mama jemput Dion? Papa mana? Katanya sekarang Dion sama papa." Dania tersenyum. "Memang Dion gak mau sama mama?" "Mau, Mama. Tapi Nanti. Sekarang Dion mau sama papa," balas anak itu. "Memangnya Kak Damar ke mana?" tanya Wira sambir menghampiri. Dania gugup. Tidak mungkin ia mengatakan dengan jujur bahwa pria itu harus istirahat setelah dipukuli oleh sang kakak. "Ada di rumahnya. Lagi kurang sehat," cengirnya, tidak salah, bukan? Wira mengernyit. Saat mengantar Dion, sang kakak tampak baik-baik saja. "Biar saya telpon." Ingin memastikan, ia beranjak ke kamar untuk mengambil ponsel. 'Gimana kalau Mas Damar cerita sama adiknya? Nanti malah jadi perkara panjang.' Di satu sisi ia kesal dengan tindakan mantan suami yang tanpa be

