Merindukan Melanie

2310 Kata

“Ka, kita ke dokter yuk. Natta gak tega lihat ka Revano sakit seperti ini. natta jadi gak ada temen berantem.”   “Hussshh! Kamu ini nak. Kakak mu itu lagi sakit masih saja di ledekin,” sahut Andini menepuk lengan anak perempuanya yang berbicara ngawaur.   Natta, Adik perempuan satu-satunya itu, lekas pulang dari sekolah dengan tergesa-gesa saat ia mengetahui kakanya yang sakit dengan wajah tampannya itu sejak pagi hingga sekarang terlihat pucat dan berbaring lemah.   Revano tersenyum lemah, tubuhnya sudah tidak berdaya saat ini bahkan ia menelan salivanya sendiri pun terasa sakit karena tenggorokannya terasa panas dan perih. “Kita ke klinik yuk ka, biar cepet sembuh,” bujuk Andini. Ia pun sama tiga tega melihat putranya yang sejak malam hingga sekarang ini suhu tubuhnya masih sama.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN