WSP, Episode 2

1036 Kata
Malam telah tiba. Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Lala baru selesai menidurkan Keira, sebab Salsa Mommy nya Keira belum pulang. Salsa masih sibuk di dunia modelingnya. Sementara Tuan Saga, sehabis magrib Tuan Saga pergi keluar. Dirinya di ajak ke sebuah klub oleh Harlan rekan kerjanya. Tentunya untuk menghilangkan penat. Malam ini adalah malam minggu. Setiap malam minggu Tuan Saga suka pergi ke klub hanya sekedar mabuk-mabukan. Saga masih belum bisa meninggalkan kebiasaan masa mudanya itu. Padahal usia Saga sudah 30 tahun. "Kita bersulam, " seru Harlan seraya memegang gelas yang isinya adalah minuman yang tentunya bisa membuat mabuk. "Ok kita bersulam kawan. " Saga meneguk segelas minuman yang tentunya bisa membuatnya mabuk. Dan membuatnya happy, ketawa ketiwi, cekikikan dengan rekan-rekan kerjanya. Malam ini Saga tidak hanya bersama Harlan saja, tentunya ada beberapa orang rekan bisnis Saga juga. Di rumah Saga, Lala masih berada di dalam kamarnya Keira. Lala tidak tega meninggalkan Keira tidur sendirian. Padahal Keira sudah terbiasa tidur sendiri. "Kasian Non Keira, dia pasti merasa kesepian sekali. Mommy dan Daddy nya sibuk di dunianya masing-masing. Mereka pasti jarang banget ada waktu buat Keira. Kasian sekali nasib mu, Nak. " Lala mengusap-usap wajahnya Keira dengan sangat lembut. Lala mencium keningnya Keira, "Sabar Non. Mommy dan Daddy mu sibuk tentunya untuk masa depan Non Keira. " Hem Di klub, keadaan Saga sudah mabuk parah. Saga benar-benar sudah tidak berdaya. Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Lala sampai ketiduran di kamar Keira. Sementara Saga lagi dalam perjalanan menuju pulang. Saga memberanikan untuk menyetir mobilnya sendiri. Padahal keadaan Saga sudah benar-benar mabuk parah. Sedangkan Salsa akan pulang pagi. Salsa sudah mengabari Saga lewat chat w******p. Tiba juga Saga di halaman rumahnya dengan selamat, meskipun dalam keadaan mabuk. Dengan berjalan sempoyongan, Saga berjalan menuju ke pintu rumahnya. Saga yang mabuk parah tidak menekan tombolnya. Saga terus saja menggedor-gedor pintu rumahnya. "Buka! " teriak Saga di luar. Saga terus menggedor-gedor pintu rumahnya dengan sangat kasarnya. Lala yang tidur di kamar Keira sampai terkejut dan langsung bangun. "Buka woy! " Saga terus berteriak-teriak. Meskipun dalam keadaan mabuk, suara Saga masih terdengar sangat lantang sekali. Lala segera bangun, dengan langkah gontai Lala menuruni anak tangga menuju ke pintu utama untuk membukakan pintu rumah. Saga terus saja berteriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu rumah. "Iya Tuan sebentar! " teriak Lala. Lala jadi panik dan merasa takut. Lala takut kena semprot oleh Tuan Saga sebab dirinya lelet membukakan pintu sehingga membuat Tuannya berteriak-teriak. Klek... Lala membukakan pintu rumah. Eh~ Saga langsung saja jatuh dalam dekapan Lala sebab dirinya sudah tidak berdaya lagi. Saga menatap intens raut wajah Lala, bayangannya kalau Lala itu adalah Salsa istrinya. "Istriku, kau sudah pulang sayang, " ujar Saga dengan suara khas orang mabuk. "Maaf Tuan, saya bukan Nona Salsa. Saya Lala, pembantu Tuan." Lala menyadari sekali kalau Saga tengah mabuk parah. Lala menutup pintu rumahnya, Lala membatu Saga untuk berjalan. Memampang Saga sampai ke kamar Saga. Setibanya Lala di kamar Saga, Lala segera menghempaskan tubuh Saga yang berat itu di atas tempat tidur. Ketika Lala mau pergi, Saga menarik tangan Lala sehingga Lala jatuh dalam dekapan Saga. "T-Tuan lepas! " Lala berusaha untuk lepas dari cengkraman Saga. Namun, ternyata sulit. Cengkraman Saga begitu sangat kuat sehingga membuat Lala kesulitan. "Sayang, aku mencintaimu. Aku merindukan sentuhan mu. Istriku, sudah lama sekali kita tidak bercinta, " ucap Saga yang masih dengan nada suara seperti orang mabuk. Lala semakin panik saja. Jantung Lala berdetak lebih cepat dari biasanya. "Lepas Tuan. Aku bukan Salsa! " teriak Lala. Dengan susah payah Lala berusaha untuk lepas dari dekapan Saga. Meskipun Saga dalam pengaruh alkohol. Namun, tenaga Saga masih tetap kuat. Saga berhasil menyapu bersih jenjang mulus milik Lala sehingga meninggalkan jejak warna merah di sana. Suara imut Lala keluar ketika Saga terus mendaratkan kecupan di jenjang leher Lala yang masih mulus itu. Namun, kini sudah ternoda banyak bekas gigitan serigala di sana. Tidak bisa! Ini tidak boleh terjadi. Tuan Saga adalah majikan ku. Aku harus bisa lepas dari cengkraman nya. Ketika Saga akan mencium bibir ranum Lala, dengan sekuat tenaga Lala berusaha untuk memberontak. Lala menendang kesayangan Saga sehingga membuat Saga kesakitan lalu refleks saja Saga melepaskan cengkeramannya. Lala buru-buru bangun dan keluar dari kamarnya Saga. Malam ini Lala bisa terbebas dari Saga yang sedang terpengaruh minuman alkohol. Saga yang mabuk, mengira kalau Lala itu adalah istrinya. Kesibukan Salsa di dunia modeling membuat Saga dan Salsa jarang sekali melakukan aktivitas panas. Jarang sekali Saga menyentuh istrinya. Saga sudah sangat menginginkannya. Namun, Salsa selalu menolaknya dengan alasan capek. Saga tengah kesakitan saat ini. Sakit karena tendangan maut dari lututnya Lala yang mengenai kesayangannya itu. "Salsa! " teriak Saga memanggil-manggil nama Salsa. "Aw! Ssssaaaaakkiit! " Saga terus merintih kesakitan di dalam kamarnya. Sementara Lala kini sudah berada di dalam kamarnya. Lala menutup pintu kamarnya bahkan menguncinya. Lala sangat ketakutan. Tubuhnya gemetar. "Aku takut, " lirih Lala. Lala duduk di atas tempat tidur. Lala menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Lala menyentuh lehernya yang kini sudah banyak bekas noda di sana. "Kalau malam ini aku tidak menghindar, pasti Tuan Saga sudah merenggut kesucian ku. Ya Tuhan, lindungi aku. Jangan sampai Tuan Saga menodai ku lebih dari ini, " lirih Lala. Air mata Lala mulai menitik. Lala tampak sangat tegang. Rasa panik dan rasa takutnya terus menghantuinya. Lala sangat takut kalau Tuan Saga menyusulnya. Sementara Saga kini keluar dari dalam kamarnya. Dengan berjalan sempoyongan karena sakit di bagian asetnya, pusing juga akibat pengaruh obat alkohol, Saga terus saja berjalan. Ia mencari-cari Salsa istrinya. "Salsa sayang. Di mana kau! " teriak Saga. Saga mulai berjalan menuruni anak tangga. "Salsa! Di mana kau! " teriak Saga yang terus memanggil-manggil istrinya. Saga selalu mengira kalau Lala itu adalah Salsa. Lala yang berada di dalam kamar, mendengar samar-samar kalau Saga berteriak-teriak memanggil-manggil Salsa. "Ya Tuhan bagaimana ini? " Lala semakin ketakutan saja. Tubuhnya semakin gemetar. Keringat dingin mulai keluar. Lala takut kalau Saga menggedor-gedor pintu kamarnya. Lala semakin menutup tubuhnya dengan selimut yang tebal. Sedangkan Saga yang sudah tidak sadar, menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Saga pada akhirnya tumbang juga sampai ia tertidur di atas sofa dengan posisi yang tidak enak di pandang. Lala sedikit bernapas dengan lega ketika Saga tidak berteriak-teriak lagi. Namun, tetap saja rasa takut itu selalu ada sampai Lala tidak bisa tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN