Hi.. Aku Athena

1533 Kata
Malam Selasa ini adalah malam yang begitu sangat panjang untuk Axton, entah mengapa tidurnya sepanjang malam ini selalu gelisah, memikirkan satu gadis bernama Athena yang tidak juga membalas email darinya. Apakah ini artinya dia sedang ditolak oleh seorang wanita? 'Oh s**t! Sejak kapan seorang Axton Requel, Jr ditolak oleh seorang wanita? Bukankah semua wanita sangat menggilai diriku, bahkan menjadikanku bagaikan seorang dewa? Bahkan mereka akan dengan sangat suka rela menyerahkan tubuhnya untuk ku nikmati?' Ucapnya dengan intonasi penuh keangkuhan. Sepanjang malam ia hanya berguling-guling tidak karuan, terkadang ia kembali membuka MacBook miliknya, namun hasilnya.. masih tetap sama, tidak ada jawaban. Mungkin karena lelah menanti, akhirnya Axton pun terlelap, hingga alarm berbunyi menunjukkan pukul 7 pagi, ia pun lantas bangun dan bersiap untuk berangkat ke kantor pagi hari ini. Guyuran air hangat dari shower membasahi tubuhnya, tubuh yang atletis menunjukkan lekuk-lekuk otot perkasa miliknya, tidak ada celah ketidaksempurnaan tergores di tubuhnya, semua menunjukkan sisi seorang pria dengan proporsi tubuh sempurna. Perasaan iri ataupun dengki jelas akan menguar dari pria-pria di luar sana, bagaimana tidak, Tuhan seakan begitu sayang dengan pria ini, ia menganugerahi dirinya wajah yang sempurna, tubuh yang sempurna, dan kemapanan yang sempurna. Hanya satu yang tidak sempurna, yaitu kisah cintanya, memang bagi seorang Axton, untuk mendapatkan wanita wanita di luaran sana begitu sangat mudah, tapi untuk mendapatkan seorang wanita yang benar-benar tulus mencintai dirinya dengan apa adanya, begitu sangat sulit, bahkan saking sulitnya, bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Axton berjalan dengan wibawa yang seperti biasa ia tunjukkan di saat ia sampai di gerbang pintu masuk Headquarter Requel Coorporation. Yang berpusat di Dublin, Irlandia. Derap langkah kakinya melalui sepatu pantofel yang ia gunakan, begitu terdengar nyaring dan mengalihkan perhatian seluruh karyawan Requel Coorporation, yang sedang melakukan aktivitasnya, baik sedang mengobrol ataupun juga sedang bersiap-siap untuk naik lift. Setelan jas berwarna biru navy dan kemeja berwarna putih dengan dasi polos, dan jam Tag Heuer series terbaru, memperlihatkan bagaimana dan seberapa banyak uang yang ia miliki. Semua karyawan menunduk dan memberikan hormat kepada sang pimpinan yang penuh kuasa ini dan Axton hanya membalas mereka dengan sebuah senyuman kecil yang terlihat ramah, namun juga setiap pandangan matanya yang tajam, bagaikan seekor elang yang sedang memburu mangsanya, dan tentu saja membuat semua orang bergidik ngeri karenanya. "Biasa aja bro, gak usah sok galak gitu." sindir Derrick saat ia juga sudah berada di lift. Axton hanya mendelik nya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pandangan matanya tetap dingin, bahkan lebih dingin dari sebelumnya. "Kenapa pagi-pagi gini muka kamu udah ditekuk kayak gitu?" lanjut pria bermata biru yang juga blasteran Indonesia-Irlandia. Tanpa banyak bicara Axton kemudian mengeluarkan sebuah ponsel dari saku celananya, kemudian ia membuka aplikasi kencan online yang kemarin ia ikuti. "Coba kamu lihat." ucap Axton seraya menyerahkan ponselnya pada Derrick. Derrick yang menerima ponsel dari Axton malah menyatukan kedua alis matanya, antara bingung dan juga terkejut, apa maksud Axton memberikan ponsel miliknya dan menyuruhnya untuk melihat aplikasi kencan online? "Kamu nyuruh aku cari selingkuhan? Gak bisa bro, istriku lagi hamil, aku gak mau macem-macem." jawabnya yang kemudian menyerahkan kembali ponsel itu pada Axton. Mendengar perkataan Derrick, Axton malah memutar kedua bola matanya, "Aku bilang lihat, bukan cari!" jawabnya dengan malas. Derrick terkekeh saat mendengar dengusan kesal dari sahabatnya, "Oke, terus apa yang harus aku lihat?" tanya dengan cuek. Mendengar pertanyaan dari Derrick, Axton lantas menarik nafasnya dalam menahan kekesalannya yang kian bertambah, akibat ketidakmampuan Derrick menganalisis keinginannya, dengan kesal ia kembali menarik paksa ponselnya dan memasukannya lagi kedalam saku celananya. Ting.. Pintu lift terbuka, kedua sahabat itu langsung masuk ke ruang kerja Axton. Axton berjalan didepan Derrick dengan memasukan kedua tangan disaku celananya, sekertarisnya yang bernama Juliet sudah siap sedia untuk membukakan pintu untuk. "Good morning Mr. Requel, Mr. Jacobs." sapa Juliet pada kedua bos nya itu. "Morning." jawab Axton singkat, jelas, tegas. Namun berbeda dengan Derrick, ia lebih humanis saat menjawab sapaan Juliet, "Good morning Ms. Willing." Axton langsung duduk di kursi kebesarannya, namun pandangannya langsung tertuju pada MacBook yang langsung ia buka, tanpa memperdulikan Derrick yang sedang menunggunya untuk berdiskusi. Sederet email yang masuk, bukanlah balasan email yang ia inginkan, semuanya ia anggap sampah, si gadis bernama Athena masih saja mengabaikannya. "Feck off!" umpat Axton dengan langsung menutup layar MacBook miliknya dengan kasar. "What? Are you okay?" tanya Derrick yang terkejut mendengar umpatan kasar yang keluar dari mulut Axton, hal yang langka ia ucapkan, apalagi dipagi hari seperti ini. Axton langsung membuang wajahnya ke arah lain, kemana saja, asal tidak bertatap muka langsung dengan Derrick yang menatapnya aneh. Derrick menghela nafasnya, mood Axton memang begitu buruk pagi ini, namun alasannya, hanya Axton sendiri yang tahu. "Bro, pekerjaan kita masih panjang, jangan sia siakan energi mu dengan marah-marah tidak jelas, ayolah bro, kembali ke bumi." ucap Derrick dengan sabar. Axton menghembuskan nafas kasar, ia menggeleng dengan keras, "Oke, aku udah kembali, jadi apa pekerjaan kita hari ini?" tanyanya dengan mengangkat wajahnya yang kembali dingin dan menyebalkan. Derrick menatapnya tak percaya, "Kita akan kerja kalau kamu udah normal lagi." jawabnya. "Harus normal kayak apa?" balas Axton dengan nada ketusnya. "What's wrong with you, dude?" tanya Derrick lagi. Axton menghembuskan nafasnya dalam-dalam, sembari ia berpikir. "Derrick, aku mau pindah ke Indonesia, pulang kampung." Derrick langsung tercengang saat mendengar perkataan dari sahabatnya ini, entah setan apa yang sudah merasukinya sehingga membuatnya tiba-tiba ingin pulang kampung. Derrick terkekeh seraya menggeleng tidak mempercayai apa yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya. "Ayolah bro ini masih terlalu pagi lebih baik kita fokus pekerjaan dan hentikan omongan yang tidak perlu itu." Mendengar pertanyaan mengejek dari Derrick, Axton lantas mendelik sadis kearah Derrick hingga membuat Derrick bergidik ngeri karenanya. "Oke.. oke, katakan apa alasannya?" tanya Derrick yang mulai serius menanggapi setiap pembicaraan Axton. "Sebelum aku pergi ke Indonesia, tolong cari tahu mengenai wanita ini, tinggalnya di mana? Apa pekerjaan dan kegiatannya sehari-hari? Hanya itu, waktu mu hanya dua hari tidak boleh lebih." jawab Axton yang kemudian menyerahkan ponselnya kepada Derrick. Derrick menyatukan kedua alis matanya, ia memperhatikan dengan seksama profil seorang wanita cantik berambut sebahu berwarna coklat. "Athena Hillary Julianto, nama yang bagus, cantik, menarik dan.. " belum juga menyelesaikan kalimatnya, Axton lantas mengambil paksa kembali ponsel yang berada di tangan kanan Derrick. "Sudah cukup untuk menganalisis wanitaku, sekarang tugasmu adalah mencari tahu tentang dirinya dan waktumu cuma 2 hari." ujar Axton, yang kemudian mengusap dagu dengan jari telunjuknya, dan seulas senyuman tipis tersungging di wajahnya. ** Sore hari ini, di Jakarta hujan turun dengan begitu sangat lebat, bagi semua orang hujan sepertinya adalah waktunya bermalas-malasan, mungkin bergelung di bawah selimut adalah momen yang paling tepat, atau lebih biasa disebut dengan mager alias malas bergerak, tapi tidak untuk Athena. Athena masih menyibukkan dirinya dengan rancangan gaun pengantin yang harus ia selesaikan hari ini juga, rasa lelah, lapar, tidak ia rasakan, semua yang ia rasa saat ini adalah semangatnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, barulah Athena menyelesaikan pekerjaan, dan Athena memandangi gaun yang terpajang cantik yang ada di depannya, gaun pernikahan bermodel ball gown dengan belahan d**a rendah. Begitu cantik, bahkan saking cantiknya, ia membayangkan bahwa dirinyalah yang nanti akan mengenakan gaun tersebut. "Mimpi! Pacar aja gak punya dan gak ada yang mau, malah ngebayangin diri sendiri pake gaun pengantin, ngaco!" ujar Athena yang mengejek dirinya sendiri. Athena lantas meninggalkan galeri miliknya, dan mengendari mini sedan miliknya. Hal yang sudah biasa jika ia mengendarai mobilnya sendirian sembari menikmati alunan musik dari spotify. Hingga 20 menit kemudian sampailah ia di apartemennya yang berada di Pacific Place Residence. Lantai 35 adalah tujuannya, derap langkah kakinya yang terdengar lewat ketukan high heels yang ia pakai memecah kesunyian dilantai apartemen ini. Athena langsung menghempaskan tubuhnya diatas ranjangnya yang empuk, ia menatap langit-langit kamarnya menatapnya dalam pandangan kosong dan seperti inilah yang ia jalani disetiap harinya, hingar-bingar, kebisingan dan kesibukan disiang hari, berubah menjadi sebuah kesunyian ketika malam datang. Setelah cukup puas terdiam dalam kesunyian, Athena lantas bangkit dan menegakkan tubuhnya, sudut matanya melihat MacBook miliknya yang masih tersimpan rapi di atas nakas. Kemudian Athena lantas mengambil MacBook tersebut, menekan tombol power dan nampaklah gambar dirinya disana. Tak perlu menunggu waktu lama, karena Mac book miliknya langsung terhubung dengan wi-fi yang ada di dalam kamarnya. Ia lantas berselancar, membuka aplikasi Google dan juga YouTube miliknya, begitu dibuka, tak lupa dia juga membuka ponselnya yang ternyqta deretan notifikasi yang masuk begitu membludak, tentu saja mayoritas notifikasi yang masuk berasal dari aplikasi kencan online yang didaftarkan oleh Ratu pada hari itu. Teringat dengan situs aplikasi kencan online tersebut, Athena lantas membuka aplikasi itu. Dan ketika dibuka, belasan hingga puluhan pria sedang menunggu balasan pertemanan dan chat darinya, tak jarang bahkan hampir semuanya berotak m***m, mengira dirinya sama seperti wanita pada umumnya, dan sialnya, kenapa juga Ratu memasang foto profil miliknya yang malah mengundang p****************g untuk memburu dirinya. Namun dari sekian banyak pria yang berotak m***m dan mengirimkan pula pesan m***m, hanya ada satu yang menarik perhatian, pria yang berasal dari Dublin, Irlandia. Pria ini berbeda dengan pria-pria yang lainnya yang tampak menyombongkan tongkat berurat milik mereka, sementara pria yang ia lihat dan yang menjadi perhatiannya adalah seorang pria yang tampak biasa saja dan mengirimkan pesan sebanyak 2 kali dengan sebuah kata 'Hai'. Seulas senyuman tipis tersungging di wajahnya, Athena pun lantas mengetikkan balasannya, 'Hai.. Aku Athena.'
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN