“Kamu senang, ya, bikin aku nunggu. Balas dendam kamu berhasil. Cia, aku rindu.” . . . Operasi besar Cia telah selesai. Sekarang Cia dalam keadaan koma. Dokter bilang, benturan di kepala Cia cukup keras hingga membuat sedikit kerusakan pada saraf otak. Dokter Feri yang menangani Cia juga mengatakan mungkin saja butuh waktu lama agar Cia sadar dari komanya. Saat ini harapan mereka adalah kesadaran Cia. Jika tidak, maka akibat terbesarnya adalah meninggal. Alfaro duduk menekuk lututnya di depan pintu ruang rawat Cia. Sejak tadi ia tidak mau makan bahkan meminum air setetespun. Ana dan Katie juga sudah lelah membujuk cowok itu agar pulang untuk beristirahat. Tapi, Alfaro tetap akan menunggu Cia sadar. Ia memang tidak masuk ke ruang rawat Cia. Ia memilih untuk menunggu di luar. Ia ketakuta

