CHAPTER SEVEN

1889 Kata

“Jahat dan baiknya seseorang gak bisa kamu nilai hanya dengan sikap yang dia lakukan ke kita. Bisa aja itu cuma sandiwara, kan?.” . . Sedari tadi Cia hanya melamun sambil memainkan pulpen. Ia tidak fokus dengan apa yang diucapkan Barga. Cia memang sedang melakukan rapat perdananya menjadi anggota Orja. Tapi entah mengapa ia terus-menerus memikirkan hal lain seperti; siapa Aldi? Kenapa ia kecelakaan? Dan kenapa ia terus membayangkan perdebatannya dengan Alfaro tadi? Otak Cia benar-benar tidak bisa berpikir jernih. "Cia." Cia menjatuhkan pulpennya, kemudian tersadar dari lamunannya. Semua mata tertuju padanya. Entah tatapan kebingungan melihat Cia atau bahkan tatapan tidak suka. "Kamu sakit?" pertanyaan Barga mampu membuat beberapa cewek yang ada di ruangan itu berbisik tidak suka. Ten

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN