BAB 3

1976 Kata
Hari kelulusan yang di nanti - nantikan santriwati tinggal menghitung hari tapi khadijah belum memutuskan apa yang akan di lakukannya. "Kamu tidak memdaftar kuliah Khadijah" malam itu ayah kembali menanyakan keputusannya. "iya, mbak daftar kuliah aja" tiba - tiba Ais menimpalinya. Aisyah adalah adik Khadijah satu - satunya. "mbak mau aja dek, tapi rasanya mbak cari kerja aja, biar meringankan beban ayah dan ibu. "kami masih sanggup Dhijah menguliahkanmu" "iya ayah, tapi kayaknya Dhijah ingin cari kerja aja dulu" "tapi, Dhijah. "ibu, biarlah Dhijah membantu ayah dan ibu" Khadija memegang tangan ibunya dan melirik kearah Aisyah. "kamu harus kuliah dek, nanti mbak yang akan membiayainya" "iya mbak" . "baiklah, tapi kamu harus mencari perkerjaan yang baik dan tak boleh buka jilbabnya" "percayalah yah, Dhijah akan cari kerja yang membolehkan memakai hijab." "baiklah kalau Dhijah yakin dengan keputusannya"akhirnya ayah mengalah. "Dhijah minta restunya ayah dan ibu, semoga cita - cita dhijah dilancarkan" "aamiin" mereka serempak menjawabnya. Akhirnya khadijah memgambil keputusan untuk bekerja tidak melanjutkan kuliahnya dan dia akan mememui ustadzah latifa. Pada keesokan paginya itu khadijah menemui ustadzah latifa. "assalamualaikum, ustadzah" "waalaikum salam, eh khadijah mari masuk, apa khabarnya,? "baik, ustadzah" "ada apa khadijah?" "tidak ada apa - apa ustadzah, cuma mau main aja. "oh ya,ustadzah saya kalau sudah lulus tidak jadi kuliah ustadzah, saya akan cari kerja saja" "dhijah sudah memikirkannya" "sudah, ayah dan ibu juga sudah mengizinkanya ustadzah" "mereka setuju Dhijah tak kuliah" "iya ustadzah" "sebaiknya sebelum kamu mencari kerja kamu menambah keahlianmu dulu" "maksud ustadzah" "iya, seperti kursus komputer misalnya, dengan keahlian itu mungkin kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik" "apa biayanya mahal ustadzah" "tidak tapi bisa membantu Dhijah cari kerja" "tapi dimana tempat kursusnya ustazah?" "untuk saat ini ustadzah belum tahu, nanti ustadzah cari informasinya." Ustaza latifa kemudian mengeluarkan ponselnya dan mulai mencari lokasi kursus komputer yang ada disekitar desa mereka. "nih, ada dhijah tapi di kecamatan, apa dhijah berani kesana sendirian" insyaallah berani ustadzah" Jarak desa mereka dengan kecamatan tidak terlalu jauh tapi Dhijah harus naik angdes "baiklah ustadzah kalau begitu saya pamit dulu, saya akan membicarakanya dengan ayah dan ibu" "baiklah, hati - hati di jalan" Assalamualaikum ustadzah" Khadijah menyalami dan mencium tangan ustadzah. "Waalaikum salam" . Khadijah mengayuh sepedanya dengan kencang,ia ingin segera memberitahu ayah dan ibunya. Begitu sampai di rumah khadijah langsung menemui ibunya yang sedang memasak di dapur. "buk, Dhijah ingin kursus komputer," "apa Dhijah" "kursus bu, biar tambah ilmu bu, agar mudah dapat pekerjaan. "terserah Dhijah, ibu ngak ngerti," "terima kasih, bu" Khadijah mantapkan niatnya untuk kursus komputer. ***** Hari ini sudah tiga bulan Khadijah kursus komputer dan Khadijah sudah bisa mengoperasikan komputer dengan baik. Kepercayaan diri Khadijah mulai tumbuh. Khadijah ingin mencari kerja tapi dia belum tahu harus kemana. Khadijah ingin mencarinya di internet tapi ia tak punya ponsel karena selama di pesantren mereka tidak boleh memakai ponsel. Akhirnya Khadijah pergi ke warnet. "ah, ternyata susah juga mencari kerja" batin Dhijah. khadijah kembali membuka situs - situs lowongan kerja" Ada beberapa lowongan yang membuat dia tertarik dan tanggannya terhenti di sebuah lowongan pramuniaga di sebuah toko buku. Khadijah mulai mencatat hal - hal yang dianggapnya penting. "ah, akhirnya selesai juga" gumam dhija. Khadijah keluar dari warnet. "dhijah, " seseorang memanggil Khadijah. Menoleh kebelakang, ia melihat mifta teman sekolahnya dulu. "hai, assalamualaikum apa kabar" tegur dhijah "waalaikumsalam baik kamu lagi apa di sini dhijah" "akuncari lowongan kerja di internet" "bukannya kamu kuliah" " ah, ngak kok" " Mengapa" tanya mifta lagi " udah ah, o ya kamu bagaimana " "aku, yach kayak gini aja, ini aku lagi belanja di suruh ibu, kata ibu biar jadi istri yang baik" "Apa kamu mau nikah" "belum ah, aku juga ingin kerja tapi ayahku tak mengizinya dan menyuruh lanjutkan usaha keluarga kami. " baguslah kalau begitu, jadi kamu tidak susah memcari kerjaa lagi" " kamu main kerumah aku dulu yuk, dekat kok dari sini" " tapi harus pulang ini sudah siang" " masih siang kok belum sore" Dengan sedikit memaksa akhirnya Khadijah mau di ajak mifta. Ternyata rumah mifta tak jauh dari pasar. Rumah Mifta cukup besar dengan halaman yang luas. Banyak orang di halaman rumah Mifta. Ternyata mereka para petani dan karyawan orang tua Mifta. Orang tua Mifta ternyata membeli hasil panen petani dan menjualnya kembali ke pasar - pasar di kota. " Mengapa kamu tidak kuliah saja mif, toh orang tua mu mampu" "iya sich tapi aku ngak mau kuliah, kamu tahukan kemampuan otakku, makanya aku di suruh pelajari usaha keluarga ini" " kamu sendirian" "ngak ada kakakku yang membantu tapi dia lagi merintis usahanya sendiri, dia sarjana pertanian" "wah hebat dong" "Ayo, aku kenalin sama kakakku". "ngak usah, ngak usah " Khadijah menolaknya baginya wanita tak pantas minta kenalan duluan. Seakan tak peduli dengan keberatan Dhijah Mifta menarik tangan Dhijah dan masuk kedalam rumah. "kak, kenalin nih teman mifta, namanya Dhijah orangnya cantik lho" Seorang laki - laki berpostur tinggi dan berwajah tampan. Laki - laki itu menghentikan pekerjaannya. "ada apa dik" "kak, aku mau kenalin teman aku" "siapa" "nich, namanya dhijah Khadijah, orangnya pintar dan juga baik kak" Khadijah hanya ter tunduk dia benar - benar malu. "aku pulang dulu mif, assalamualaikum" Dhijah tak menunggu jawaban Mifta langsung kabur. Mifta berusaha mengejar dhijah tapi dhijah berlalu dengan cepat. Mifta masuk lagi kedalam rumah. "bagaimana, temanmu" "sudah pulang kak, padahal aku ingin kakak kenalan dengan dia, orangnya baik. "maksudnya kamu mau menjodohkannya dengan kakak" "kakak maukan, kan kakak belum ada pacar" "ngak boleh pacar pacaran itu dosa" "karena itu aku jodohi kakak dengan dhijah biar taaruf" "tapi kamu tak boleh memaksakan temanmu seperti tadi itu namanya pemaksaan, tak baik" "Dhijah itu memang pemalu kak apalagi kalau banyak cowok - cowoknya." "kamu harus minta maaf sama temanmu" "tapi kakak mau kan" "hus, ngak semudah itu, sudah sekarang bantu ibu menyiapkan makanan dan jangan lupa minta maaf sama temanmu tadi" "baik kak" Mifta akhirnya berjalan kedapur. ***** Sebulan telah berlalu . Pangilan kerja yang ditunggu Khadijah tak kunjung datang. pekerjaan yang di harapkan Khadijah tak pernah ada lagi. Bukannya khadijah tak berusaha mencari yang lain tapi sudah banyak lowongan dia masuki. Hari ini Khadijah tidak kemana - mana karena ia ingin hari ini istirahat mencari kerjaan. Tiba - tiba ia mendengar suara ibu memangilnya. "Khadijah, ada ustadzah latifa" Khadijah terkejut, ia baru sadar sudah lama tak mengunjungi ustadzah Latifah. "ya, bu" Khadijah keluar dari kamarnya. "assalamualaikum ustadzah, apa kabar" "waalaikumsalam, kabar baik, apa Dhijah sudah selesai kursusnya" "sudah ustadzah" "maaf ustadzah Dhijah sudah lama tak mengunjungi ustadzah" "iya, sudah berepa lama kamu selesai kursus" "sebulan ini ustadzah" "sudah dapat kerjaan" "belum, padahal saya sudah banyak mengirim lamaran kerja tapi tak satupun yang menerima" "lalu bagaimana rencana kamu selanjutnya" "belum tahu ustadzah, Dhijah akan terus berusaha mencari pekerjaan ustadzah " "kamu mau kerja di pensantren" "dipesanten ustadzah" "iya, dipesantren sekolah mu dulu, ke betulan administrasinya lagi kosong, umi yang biasa di bagian itu mengundurkan diri karena mengikuti suaminya tinggal di kota" "Wah..saya mau ustazah, terima kasih" khadijah tersenyum kegirangan. "Eeee, kalau dapat rezeki mengucapkan apa " ibu tiba - tiba muncul sambil membawa segelas minumana dan beberapa makanan kecil. "terima kasih ustazah, ustazah telah banyak membantu khadijah" "saya senag bude, khadijah orangnya baik dan pintar" "bapaknya ingin dia kuliah karena bapaknya ingin di bisa hidup dengan layak" "Khadijah orangnya gigih Bude, jadi percayalah Tuhan akan menolongnya." "semoga Allah mengabulkan cita - cita Khadijah dan membalas semua kebaikan ustadzah" "amiin" Khadikah tersenyumn bahagia. Khadijah bersyukur karena mendapatkan orang seperti ustadzah latifah. Masih teringat oleh Khadijah bagaimana awalnya Khadijah jadi anak kesayangan ustadzah latifa. Sejak saat itu ustazah mulai sering menyuruh khadijah maju kedepan walaupun hanya untuk menghapus papan tulis. Karena sering tampil kedepan kelas akhirnya Khadijah terbiasa ada di depan orang banyak walaupun itu cuma temas kelasnya yang semuanya wanita. Mungkin itulah cara ustadzah latifah membangkitkan rasa percaya diri Khadijah. Sekarang Khadijah memang tak pemalu lagi tetapi lawan jenis Khadijah masih sering gugup, ia sering merasa tak nyaman kalau ada cowok yang tak dikenalnya. "Dhijah" Khadijah kaget sontak kenangan masa lalunya langsung buyar. "iya bu" khadijah gugup Melihat khdaiajh seperti itu ustazah latifah dam ibu tertawa "ada apa Khadijah, sudah tak sabar ya mau kerja" "ngak ustazah cuma ingat bagaimana ustazah membimbing khadijah dulu sehingga dhijah bisa seperti sekarang punya kepercayaan diri". "itu bukan karena ustazah tapi karena keinginan untuk berubah" " bersyukurlah Allah mempertemukan kita semua dan semoga kebaikan ini tak pernah lengkapi semuanya" "iya, ustazah, tapi ustazah apakah ada tesnya lagi" "tidak, tapi kalau adapun cuma sekedar wawancara saja. ***** Pagi ini jam baru menunjukkan pukul 06.00 tapi sudahnselasai membantu ibu dan menyiapkan segala keperluaan untuk wawancara. Selepas shalat subuh tadi ia sudah menyiapkan segalanya. Ia tak sabar menunggu pagi menjelang. Akhirnya khadijah berangkat juga. Dengan perlahan Khadijah mengayuh sepedanya. Dia sangat senang bisa kembali ke sekolahnya lagi dan bagian dari sekolah nya. Suasana masih sepi ketika khadijah sampai di sekolah. Beberapa saat kemudian satu persatu santriwati mulai berdatangan. Kjadijah ingat bagaimana ia dulu waktu jadi santiwati di sekolah itu, saat itu sangat membahagiakan. Tiba - tiba khadijah melihat ustadzah Latifah datang. "Assalamualaikum ustadzah" Khadijah mencium tangan ustadzah. "Sudah lama Dhijah datang" " ya, ustadzah" Mereka berjalan beriringan kaarah ruang para ustadzah." dalam ruang Khadijah melihat umi Hanna danKhadijahpun langsung memberinya salam. "Khadijah apa kabar" umi hanna ternyata masih ingat dengan dirinya. "alhamdulliah baik umi" "Dhijah mau jadi pegawai di sini" ustadzah Latifa mengoda Dhijah. "oh ya, bakalan ada yang di siksa nih" umi Hanna menakut - nakuti khadijah "iya ya, tanda perkenalan pegawai baru " ustadzah Latifa juga ikut - ikuta menakut - nakuti Khadijah. Khadijah hanya tersenyum dan tertunduk. Semua guru di pesantren itu tahu kalau khadijah itu pemalu dan mereka senang mengoda khadijah. "sudah ah, ayo Dhijah kita keruang kepala sekolah mungkin beliau sudah datang" "ya, ustadzah" Khadijah kemudian berdiri dan berjalan mengikuti ustazah latifa. "permisi umi" Dhijah berpamitan kepada umi Hanna. "semoga berhasil ya" Dhijah mengangukkan kepalanya. Diruang kepala sekolah Dhijah sudah duduk di depan ustadzah Dian. ustadzah Dian kepala sekokah yang tegas, dia akan menghukum santri yang terbukti bersalah dan ustadzah Dian salah satu yang di takuti di pesantren itu. "Apa kabarnya dhijah" Khadijah agak gugup, kemudian ia membaca bismillah sebelum menjawab pertanyaan ustazah Dian sikepala sekolah. "baik ustazah" "apa kegiatan mu saat ini" "ana baru saja menyelesaikan kursus komputer ustazah" "bagus berarti kamu bisa menyelesaikan tugas - tugas administrasi" "insyaallah, ana akan berusaha sebaik mungkin ustazah" "baiklah kalau begitu, kita akan traning selama 3 bulan, setelah itu kita lihat hasilnya kalau memuaskan dhijah akan diangkat jadi pegawai tetap di sini, bagaimana dhijah mau? ". "ana mau ustazah" "kapan dhijah mulai kerja" "sekarang juga, boleh ustadzah, soalnya ana sudah siap" "baiklah kalau begitu, dhijah temui umi Lia, suruh umi Lia. "Bai, ustadzah" Khadijah kemudian pamit dan segera ia menuju ruang administrasi, ia tahu betul di mana letak ruang itu karena dulu sewaktu menjadi santriwati sering di suruh ustadzah Latifah keruang administrasi. Di depan ruangan administrasi Khadijah mengetuk pintu dan terdengar suara dari dakam, Khadijah tahu kalau itu suara umi Lia. "masuk" "assalamualaikum umi, " Waalaikumsalamm, dhijah apa kabar" "baik umi, tapi maaf umi, umi disuruh ustadzah Dian menemui beliaul" "oh baik, Dhijahnya sila tunggu di sini dulu ya, silakan duduk, Umi mau menemui ustadzah Dian dulu" "baik umi" Khadijah menunggu umi Lia kembali. Ia merasa agak gugup dan canggung padahal dulu dia sering duduk di kursi ini. Mungkin karena situasinya berbeda. Tidak lama Umi Lia datang dan tersenyum ke arah Khadijah. "Dhijah kerja di sini ya " "iya umi" "baguslah, untuk sementara ini dhijah tolang umi menyusun file - file ini yah, susun menurut jenis suratnya" "baik umi" Umi Lia memberikan file - file itu kepada khadijah. Umi Lia memperhatikan khadijah dan ia senang Dhijah bekerja bersamanya karena ia anak yang rajin dan cekatan. Umi Lia berharap Khadijah banyak membantu pekerjaannya. Khadijah mulai berkerja, ia berkerja dengan senang hati. "Semoga ini membawa keberkahan ya Allah, amin" doa Dhijah dalam hatinya. Khadijah kembali berkerja. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN