Keringat dingin membasahi pelipisnya. Alice meringkuk kesakitan di ranjangnya saat tengah malam. Ia tidak bisa tidur, karena rasa sakit yang begitu menyiksa di perutnya. Alice memegangi perutnya berharap bisa meredakan rasa sakit itu. Hari itu adalah hari pertama ia datang bulan. Ia lupa meminta obat pereda sakit pada Andrew, karena otaknya kosong saat pria itu lagi-lagi menciumnya dengan lembut. Oh Tuhan, ini bukan saatnya memikirkan kelembutan atau ciuman Andrew. Sialnya lagi, obat yang dipegang Andrew adalah satu-satunya obat pereda sakit yang ia miliki. Ia tidak sempat membelinya di dokter, karena minggu ini sangat sibuk untuknya. Alice mengerang kesakitan dalam kamar apartemennya yang kecil. Nafasnya terengah-engah seperti baru berolahraga. Ia berusaha bangkit berdiri dan meredakan r

