part 9

1441 Kata
"Appa ... Taetae hyung akan baik-baik saja kan?" Jungkook bertanya serak dipelukan ayahnya yang dijawab oleh anggukan dengan senyuman teduh dari pria itu. Disamping mereka yang terduduk, Yoora tak henti-hentinya terisak dipelukan Yoongi. Berharap penuh pada Tuhan serta putra sulungnya yang bekerja keras menangani sang Adik diruang operasi itu. Hingga sampai pada pintu itu terbuka, mereka semua bangkit menatap penuh pada Jin yang keluar dengan wajah letihnya. "Jin-ah .... " Jin hanya mengangguk dengan senyuman tipis, sementara Jungkook langsung melepas pelukan Ayahnya dan berlari masuk kedalam dan tentu di ikuti Yoora dan yang lainnya dibelakang. ▪ ▪ ▪ ▪ "Hyung ... Kenapa kau diam saja hiks, apa kau marah padaku karena tak mengajakmu jalan-jalan tadi?" Jungkook memegang tangan Taehyung erat, menatap dengan mata sembab sang Hyung kesayangan yang terbaring tak berdaya dengan alat-alat yang tak di mengertinya menempel sempurna ditubuh kurus Hyungnya itu. "Hyung bicaralah sesuatu padaku hiks hiks" Dia menunduk dengan tubuh bergetar hebat. Sedari tadi yamg dilakukannya hanya berbicara sendiri dengan isakan-isakan yang terus keluar dari bibir mungilnya. "Kenapa kau pergi sendiri? kau bisa menungguku pulang untuk menemanimu" Dia menghapus kasar air matanya. "Hiks ... Siapa yang melakukan ini padamu hyung, aku akan mengadukannya pada Yoongi hyung" Namun sosok yang terbaring itu tak kunjung menjawabnya. Jungkook bangkit lalu mengecup penuh sayang kening sang hyung dan kembali duduk kemudian menangis lagi. Ceklek! Pintu terbuka menampilkan Yoora dengan keadaan yang lebih baik dari semenjak ia datang ke rumah sakit itu. Mengusap penuh sayang rambut putra ketiganya lalu menciumnya sayang dengan air mata yang lagi-lagi tak dapat ia bendung. "Sayang ... Kenapa bisa seperti ini heum? Siapa yang melakukan ini padamu? hiks hiks" Jungkook menatap Ibunya sendu. "Eomma ... Biarkan aku yang akan memberi hukuman pada orang yang membuat hyung seperti ini" Yoora terkesiap kemudian menatap putra bungsunya yang keadaannya lebih kacau darinya. Dia mendekat kearah si bungsu yang menatap sedih putra ketiganya. "Pulang dan istirahatlah, Yoongi sebentar lagi datang, biar Eomma dan dia yang menjaga Hyungmu disini" Jungkook sontak menggeleng, menatap Ibunya memelas yang dengan segera dibalas gelengan oleh wanita itu. "Kookie dengarkan Eomma! ... Eomma tidak mau kau sakit"Nada suara Yoora terdengar tak ingin dibantah. Namun keinginannya untuk tetap bersama Taehyung mengalahkan rasa takutnya pada Ibunya. "Aku ingin menemani Hyungie Eomma hiks ... Ku mohon!"Yoora hanya menghembuskan nafasnya berat menghadapi keras kepalanya si bungsu. °°°°°°°°°° Brakk!!!! Jinwoon menggebrak meja kerjanya keras lalu kemudian terduduk dengan rasa sakit yang luar biasa mengenai ulu hatinya. Kini ia menyadari, ia sedang memetik apa yang ditanamnya. Saat orang suruhan kepercayaannya mengungkap dengan begitu cerdik siapa yang berniat membunuh putranya membuatnya tak bisa berkata apa-apa. Karena ini semua emang karena dirinya. "Taehyung-ah ... Sayang! maafkan Appa"Lirihnya dengan suara yang bergetar. Kemudian dia beralih pada ponselnya lalu menempelkannya ditelinganya. "Hallo?" "Berikan Jalang itu pelajaran yang setimpal dengan apa yang diperbuatnya!" Klik ▪ ▪ ▪ ▪ " Hyung bangun hiks" Dengan pakaian yang belum digantinya dari kemarin. Jungkook tak sedikitpun beranjak meninggalkan Taehyung padahal matanya sudah sembab dengan lingkaran hitam dibawahnya, hidung memerah, dan jangan lupakan rambutnya yang acak-acakan. "Kau sudah tertidur terlalu lama hyung ... Apa kau tak lelah heum? aku saja yang menangisimu disini sangat lelah" Dia berujar pelan karena keadaannya yang memang terlihat tak baik-baik saja. "Kalau kau ingin tidur panjang, kenapa tak mengajakku hah?" Dia menatap tajam Taehyung namun didetik berikutnya tatapannya melembut. "Aku tak ingin melihatmu seperti hiks hiks ... Kalau kau sakit bagilah rasa sakitmu padaku"Lirihnya. Kini ia terlihat begitu rapuh tanpa Taehyung disisinya. "Aku adikmu hyung. Kau tak perlu sungkan, Aku merindukanmu hiks"Dia menunduk menyembunyikan wajah kacaunya dengan tangan yang melingkar ditubuh Taehyung yang terbaring. Sampai tepukan dibahunya membuatnya mendongak. "Apa kau pikir Taehyung akan senang melihatmu seperti ini heum?" Hoseok dengan wajah serius yang tak biasanya berdiri dibelakangnya dengan Jimin yang langsung mengusak lembut rambutnya. "Jangan sakiti dirimu seperti ini Kookie---- "Aku tidak!"Sela anak itu cepat dengan tangan yang mengusap air matanya. "Aku hanya tak ingin, nanti kalau Taetae hyung bangun. Aku tak berada disisinya"Jungkook menunduk. "Dia akan memarahiku hyung" Hoseok menghela nafas kemudian menatap sendu Taehyung yang masih memejamkan matanya erat. "Bangun dan lihatlah betapa kacaunya Adik yang dibanggakanmu itu" Ujar Hoseok mengusap surai Taehyung. "Jangan terlalu lama tertidur atau kau akan menyesal"Lanjutnya menatap Jimin yang matanya sudah berkaca-kaca. "Taehyung hiks!" ▪ ▪ ▪ ▪ "b******k! Apa yang kau lakukan hah?"Jinwoon berteriak emosi pada Hyuna yang merunduk dibalik jeruji besi. Jinwoon menahan mati-matian amarahnya untuk tak menyerang wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya itu. "Kau benar-benar gila Hyuna!! Jangankan untuk memaafkanmu bahkan menatap wajahmu saja aku enggan!" Jinwoon berlalu darisana meninggalkan Hyuna terduduk dengan isakan-isakan kecilnya. Dan setelah kepergian Jinwoon, sosok Yoongi datang kesana dengan wajah dinginnya membuat Hyuna mendongak lalu bangkit. "Dasar jalang!! Beraninya kau menyentuh adikku!" ▪ ▪ ▪ ▪ "Istirahatlah! Hyung tidak akan mau merawatmu nanti kalau kau sakit"Jin berujar pelan dengan tangan kanan yang mengusap lembut rambut adik bungsunya. Jungkook menggeleng dengan tangan yang tak terlepas dari tangan Taehyung yang terbebas dari selang infus. "Nanti kalau aku istirahat, Taetae hyung bangun!" Jungkook menghembuskan nafasnya berat. Kini anak itu tak lagi menangis. "Aku ingin saat Taetae hyung bangun nanti. Yang ia lihat pertama kali adalah senyumku yang menyambutnya" Jin menggeleng-gelengkan kepalanya tak sama sekali mengerti jalan pikiran adik bungsunya yang sekarang tengah memandang kosong wajah pucat adik ketiganya. "Lagipula masih banyak kok dokter lain yang mau merawatku kalau kau tak mau"Ujarnya jengkel melirik sinis Jin yang membelalak. "Dasar adik lucknut!!"Pekik dokter muda itu mendorong keras kepala adiknya ke depan. ▪ ▪ ▪ ▪ Jihyun mengusap air matanya menatap sedih Taehyung yang terbaring diranjang pesakitannya. "Sayang ... Kenapa semua ini bisa terjadi?"Lirihnya. "Bibi tidak suka melihatmu seperti ini hiks hiks"Wanita itu mencium dalam kening Taehyung. Jihyun terdiam lalu tersenyum kecil menatap Jungkook yang tertidur dengan tangan yang melingkar diperut Taehyung. "Bukankah kalian terlihat sangat manis?"Ujarnya mengusak rambut Jungkook. "Segeralah bangun atau kau akan melihat adikmu kurus karena terlalu memikirkanmu"Bisiknya ditelinga Taehyung. ▪ ▪ ▪ ▪ "Kau jangan khawatir Eomma ... Taehyung anak yang kuat, dia pasti bisa melewati masa kritisnya"Jin berjalan pelan dengan Yoora disampingnya. Disisi lain Jungkook membeku menatap tak percaya pada wanita berjubah hitam yang sekarang berdiri disamping ranjang Taehyung. Beberapa menit yang lalu dia keluar untuk mengisi perutnya yang terasa kosong fan sekembalinya dia sudah menemukan wanita gila itu disana. "Apa yang kau lakukan pada hyungku?!!" Teriaknya berjalan mendekat kesana membuat wanita itu mendongak lalu tersenyum. "Waktumu tinggal tiga jam dari sekarang kelinci kecil"Jungkook membatu sontak membuat langkahnya terhenti. Wanita itu semakin melebarkan senyumannya dengan langkah yang mendekat kearah Jungkook. "Bersiaplah untuk pertunjukan yang belum pernah kau bayangkan dalam hidupmu"Bisiknya membuat tubuh Jungkook meremang lalu wanita itu pergi darisana. Dan terkejut bukan main saat mendapati Taehyung yang kesulitan bernafas karena masker oksigennya yang terlepas. Jungkook berlari panik dengan air matanya bersamaan dengan datangnya Ibunya dan Jin yang sontak langsung shock melihat apa yang terjadi disana. ▪ ▪ ▪ ▪ Plak! Jungkook langsung memegang pipinya yang ditampar Ibunya kemudian menatap Ibunya penuh tanya. "Kau ingin membunuh Hyungmu hah?!!"Jungkook menatap Ibunya tak percaya. "Sekarang Pulang! dan renungi kesalahanmu"Jungkook menggeleng keras. "Eomma kau salah hiks aku---"Jungkook menatap Yoongi yang entah sejak kapan berada disana meminta perlindungan namun Yoongi hanya menatapnya dalam diam. "JUNGKOOK PULANG!!"Yoora mendorong kasar tubuh putra bungsunya hingga anak itu tersungkur. "Aku tak ingin meninggalkan Taetae hyung hiks ku mohon Eomma" Jungkook memeluk kaki Ibunya erat Namun Yoora yang sudah dikuasai emosi segera mendorongnya kasar. "YOORA!"Jinwoon datang dengan langkah tergesa kearah mereka. Mengepalkan tangannya kuat melihat istrinya memperlakukan putra bungsu mereka seperti itu. "Jinwoon ... Kau tidak tau, apa yang diperbuat anak itu pada Taehyung"Jungkook meremat erat jas kantor ayahnya. "Appa ... Eomma salah paham hiks hiks"Jinwoon menarik si bungsu masuk kedalam pelukannya. "Yoongi antarkan Adikmu pulang"Jungkook melepaskan pelukan ayahnya dan menatap tak percaya ayahnya itu. Kemudian menggeleng. "Appa ... Aku tak ingin meninggalkan Taetae hyung hiks, ku mohon"Jinwoon menatap dalam manik si bungsu. Lalu beralih pada istrinya yang terlihat tengah mengatur nafasnya. "Appa janji, Appa akan menjemputmu besok pagi ... Kau butuh istirahat sayang" Ujarnya lembut menghapus pelan air mata anak itu. "Appa hiks hiks ... Aku tak mau"Jungkook terus menggeleng berharap ayahnya mau mengerti tapi Yoongi segera menyeretnya pergi dari sana. Setelah kepergian kedua putranya, Jinwoon menatap Yoora emosi. Dia sudah menahannya sedari tadi, karena itu dia menyuruh putranya pulang. "KAU KETERLALUAN!!"Bentaknya. Yoora merunduk dengan tubuh bergetar. "Kau khawatir, okay! Aku mengerti perasaanmu Yoora bukan berarti kau melampiaskannya pada Jungkook"Dia memelankan suaranya. "Jinwoon-ah aku----- "Aku tak ingin mendengar penjelasan apapun darimu"Balas pria itu dingin. ▪ ▪ ▪ ▪ "Hyung jangan hiks hiks"Bahkan suara anak itu serak dengan gedoran yang mulai memelan dipintu yang menjadi tempat Yoongi bersandar itu. Yoongi menghembuskan nafasnya berat. "Kalau aku tak menguncinya kau pasti kabur. Maafkan aku kook-ah tapi Eomma perku mengontrol emosinya "Lirihnya tertahan. "Hyung hiks hiks ... Ku mohon!"Suara tangis adiknya kembali terdengar. "Jangan tinggalkan aku sendiri disini hyung hiks hiks"Yoongi menghela nafas menatap para maid yang melewati kamar itu. "Jangan sampai ada yang membukanya."Titahnya yang dibalas anggukan. "Hyung ... Jangan tinggalkan aku!"Suara anak itu memelan. Yoongi menghembuskan nafasnya berat. "Hyung jangan pergi hiks hiks ... Wanita itu, aku takut dia datang!" Yoongi membeku. "Ku mohon hyung"Lalu suara anak itu tak terdengar memanggil lagi hanya terdengar isakan setelahnya. Yoongi masih mematung disana. ▪ ▪ ▪ ▪ Jihyun yang sudah bersiap-siap akan ke rumah sakit terkejut saat ponselnya tiba-tiba bergetar pertanda pesan masuk. From ; Unknown Malam ini ku tunggu di Mansion Jeon dan kau akan melihat kembali apa yang terjadi pada tujuh tahun lalu yang tak terlupakan. ■■■■■■
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN