Bab 62 Taktik Tersembunyi Siang itu aku mendapat kabar dari rumah. Yanti mengatakan kalau Zidan demam. Padahal, tadi pagi dia baik-baik saja. “Mbak mau pulang dulu, ya. Nanti sekalian Galih atau Mbak Ratna buat jagain kamu di sini.” “Iya, Mbak. Kalau Mbak Ratna nanti aja. Dia, ‘kan belum sembut total. Nggak usah khawatir soal aku, yang terpenting saat ini adalah Zidan.” “Ya sudah. Kamu baik-baik di sini, ya.” Kuambil tas tanganku, lantas beranjak pergi. “Assalamu’alaikum.” “Hati-hati, Mbak. Wa’alaikum salam.” Perasaanku mulai tidak karuan. Semoga saja hanya demam biasa. Sepanjang perjalanan menuju rumah, aku terus menghubungi Mbak Ratna untuk menanyakan keadaan anak itu. “Halo, Mbak Ratna? Gimana keadaan Zidan? Apa masih rewel?” tanyaku saat sudah masuk ke taksi. Tidak lamas saa

