Bab 9 Mendapat Sekutu “Dih, ngaco.” Aku tertawa. “Mana ada cemburu sama babysitter sendiri.” “Aku juga ngerasa ada yang nggak beres, loh, Mbak.” Anak itu justru berbisik padaku. “Apanya yang nggak beres?” “Dandanannya.” “Bukannya dia cantik?” Aku sengaja mengetes. “Cantik, sih, tapi bukan tipeku,” kata Ahmad santai. Dia sebenarnya agak tengil, tapi tidak pernah bohong dengan perkataannya. “Oh, ya?” Aku mengangguk setuju. “Tipemu pasti yang lebih-lebih dari dia, ‘kan?” Padahal aku kira Ahmad tahu tentang Yanti, eh, justru dia hanya mengomentarin dandanannya. “Mbak harus hati-hati sama dia.” Sudah dua kalinya aku mendapat peringatan untuk hal yang sama. Aku menunggu Ahmad untuk melanjutkan ucapannya. “Dia itu tipikal cewek yang bisa ngelakuin apa aja cuma buat memenuhi semua ke

