BAB 2 : Lika-Liku

338 Kata
*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Sedangkan Nafis sendiri, tengah menunggu suaminya pulang, bagaimana pun, ada perasaan cemas dan khawatir ketika melihat suaminya belum pulang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, apa suaminya menginap di rumah Andini? Tidak, Aditya bukan laki-laki seperti itu, meski ia sendiri ragu dengan pernyataannya, tapi sejauh ini, Aditya merupakan laki-laki yang pandai menjaga diri. Nafis duduk termenung di ruang keluarga, memandang kosong ke arah bingkai yang menampilkan gambar seorang laki-laki, tatapan yang hangat dan senyuman yang tulus, sangat berbeda dengan kenyataan jika ia menatap Nafis, Aditya Ghifari. Anak dari saudara angkat ayahnya yang kini berstatus menjadi suaminya, tidak ada proses pengenalan, karena ia dan Aditya sendiri sudah saling kenal sejak dulu, akan tetapi, tetap saja. Selama apapun ia mengenal seorang Aditya, selama itu pula tatapan nya semakin dingin. Ceklek! Nafis seketika langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar pintu rumah terbuka dari luar. Di sana, berdiri tegak seorang laki-laki yang terlihat kaget melihatnya. "Dari mana, Mas?" "Bukan urusan lu." Nafis langsung terdiam, jawaban sarkas itu cukup menyentil hatinya, dan menyadarkan ia bahwasanya, kehadiran dirinya disini hanya sebagai istri di atas kertas. Sadar lah, Nafis! Batinnya. Aditya yang tidak mendengar suara dari gadis di hadapannya, menatap Nafis dengan pandangan penuh tanya, ada apa dengan gadis ini? Tiba-tiba langsung terdiam, padahal yang ia ucapkan adalah suatu kebenaran, masing-masing dari mereka, sama sekali tidak berhak mencampuri urusan salah satu dari mereka, dalam artian, Aditya ingin menyadarkan posisi Nafis di pernikahan ini sebagai apa. "O-oke, Mas," ucap Nafis tergagap. Lalu meninggalkan Aditya yang masih termenung menatap kepergiannya, ia menuju kamar untuk beristirahat, sudah cukup untuk hari ini, ia harus menyiapkan hati dan sabarnya untuk esok dan seterusnya. Aditya yang melihat Nafis menuju kamarnya, hanya bisa berpikir, rumah ini memiliki dua kamar, akan tetapi satu kamar itu beralih fungsi menjadi gudang, berarti malam ini dan seterusnya, ia akan tidur seranjang dengan Nafis? Aditya menyusul Nafis masuk ke kamar, sampai di kamar, Aditya tertegun melihat Nafis yang tengah meringkuk di sofa kamar, dengan posisi tidur yang ia yakini besok pagi membuat .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN