Bab 152 Harus Move On “Ham, kamu tahu nggak?” tanya Adam sambil duduk di pinggir ranjang. “Apa?” tanya Iham sambil fokus mengedit foto. Menggunakan aplikasi photoshoop yang ada di layar komputer 23,8 inchi miliiknya. “Aku ke sini sama Ajeng mau kasih kabar, kalau Ajeng hamil anak aku.” Iham diam sejenak. Ia menyakinkan dirinya bahwa ia harus ikut berbahagia atas berita kehamilan yang diberikan oleh sang kakak. Toh ini adalah kali kedua ia mengetahui bahwa kakak iparnya, Ajeng, tengah hamil anak kakaknya. “Syukurlah kalau begitu. Selamat ya?” Adam menatap adiknya yang mendadak berhenti bekerja. “Kamu udah nggak suka sama Ajeng ya?” “Aku nggak akan suka sama Ajeng, Mas. Mas Adam masih curiga juga ke aku selama ini?” Adam kini yang terdiam. “Kalau kamu mau aku berhenti curiga, kamu

