Langkah kaki paruh baya itu terlihat terburu-buru masuk kewilayahan rumah sakit setelah pemuda yang membonceng dirinya memakirkan motornya. Berjalan dengan wajah panik menuju arah UGD "Bu Sumi." Gadis kecil yang sedari tadi menunggu Kania di ruang UGD dengan tubuh bergetar serta tangis tiada henti itu akhirnya bangkit dari bangku keras yang sedari tadi dia duduki untuk kemudian bangkit dan memeluk tubuh rapuh wanita itu dengan tangis yang semakin keras, seolah mengadu. "Mbak Kania...Mbak Kania, Bu..." "Iya." Mbok Sumi menakup wajah Abel dalam takupan jemari rentannya, "Iya." wanita itu menganggukkan kepala sembari menahan tangis, "Ibu sangat berterima kasih padamu karena kamu sudah menjaga Kania tanpa peduli resiko yang akan kamu tanggung. Terima kasih sekali." "Abel takut. Abel takut

