Sosok itu menatap pantulan malam penuh lampu jalanan sembari meneguk cairan pekatnya, menarik nafas kesal karena rencananya gagal. "Sialan!" "Ctak!" Gelas yang ada ditangan pria itu langsung hancur karena Daniel mencengkramnya dengan keras, membuat buku-buku jarinya basah oleh minuman pekat itu serta cairan merah yang keluar dari tangannya. "Padahal tinggal selangkah lagi maka semuanya akan sempurna." Daniel tidak suka kekalahan dan kekalahan dan semua ini adalah salah Kania. Kania sudah merusak rencana sempurnanya jadi tidak masalahkan jika Daniel menemui si kembar dan menceritakan siapa dirinya dan dimana ayah mereka berada. "Perbuatannya harus dibalas dengan cara yang lebih menyakitkan. Dia harus tahu sedang berhadapan dengan siapa. Dia harus tahu bahwa lawannya bulan sembarang o

